Gadis Lugu Liar Galak

HUA LEYA



HUA LEYA

"Cara membuatnya hampir sama dengan acar rebung." Setelah Lu Sheng menyimpan baik rebung-rebung itu di dalam delman, dia mengambilkan lagi setengah karung merica.     

"Apa ini?" He Qin mendekat dengan penasaran, ketika dia melihat barang yang di dalam karung, dia pun mengerutkan keningnya, "Xiaosheng, kamu mau buat apa dengan merica?"     

"Merica ini semacam bumbu, bisa menambahkan wangi makanan, juga bisa digunakan untuk menghilangkan bau amis dan bau daging kambing."     

Kemudian Lu Sheng memberikan setengah karung merica itu kepada He Qin, "Paman bawa ini kepada Paman Zhang, dan ini ada resepnya." Lalu dia mengeluarkan lagi selembar resep.     

Ini baru pertama kalinya He Qin melihat ada yang makan merica, juga pertama kalinya mendengar khasiat dari merica. Dan tentu saja, dia tetap sangat memercayai kata-kata keponakannya ini.     

Karena bagaimanapun, cara kerja Lu Sheng sangat bisa diandalkan, terutama di bidang makanan. Lu Sheng sebagai pemegang saham terbanyak restoran Lu, dia tidak mungkin membuat makanan yang bisa mencelakai tamu.     

Setelah He Qin pergi, Lu Sheng pergi lagi ke ladang sayurnya.     

Akhir-akhir ini Lanyi sedang membangun rumah bambunya. Dan benar, hanya dalam beberapa hari saja, Lanyi sudah selesai membangun rumah bambunya, dan dia membangun sebuah rumah bambu yang sangat panjang.     

Lu Sheng masuk ke dalam rumah bambu Lanyi untuk mengamati interiornya, dan ternyata di dalam ada tiga kamar dan satu ruang tamu. Ada pintu dan jendela juga, benar-benar dibangun dengan bagus.     

"Lanyi, kamu hebat juga, ya!" Lu Sheng memuji dengan tulus. Dia tidak menyangka Lanyi yang biasanya tidak mengeluarkan suara, ketika dia melakukan sesuatu ternyata begitu efektif.     

"Biasa saja." Setelah Lanyi menjawab, dia pun kembali menundukkan kepalanya dan mengupas batang bambu.     

Lu Sheng mengamati sekeliling, lalu dengan bercanda dia mengatakan, "Lanyi, atau kamu bangun lagi sebuah dapur. Jadi nanti kita semua pindah masuk ke sini, kebetulan bisa merobohkan rumah tua itu dan membangun yang baru."     

"Baik!" Lanyi menganggukkan kepalanya dan menerima perintah Lu Sheng.     

Lu Sheng tertegun sejenak, kemudian dia pun tersenyum.     

Lu Sheng mengangkat kepalanya dan melihat ke ladang, dia menemukan bahwa sayurannya semua bertumbuh dengan baik. Tanah ladang ini sangat subur, ditambah lagi sebelumnya Lu Sheng membalik tanah, bahkan sengaja membakar beberapa bulir padi dan menaburkan abu kayunya di atas.     

"Itu buat apa?" Lanyi menunjuk ke sesuatu yang tidak jauh dari dia, di mana barang itu ditumpuk menjadi bukit-bukit kecil dan telah ditutupi oleh terpal.     

Lu Sheng melihat ke arah yang ditunjuk Lanyi, kemudian dia pun menjawab sambil tersenyum, "Itu kotoran sapi."     

Kotoran sapi itu dikumpulkan oleh Lu Sheng, dia merekrut orang untuk membantu mengumpulkan kotoran itu kepadanya, dan disiapkan untuk menanam ubi jalar dan ubi ungu.     

Kini masih belum saatnya tanaman merambat ditanam, masih beberapa waktu lagi, jadi Lu Sheng pun membungkus kotoran sapi ini dan membiarkannya berfermentasi. Nanti setelah saatnya bisa menanam, Lu Sheng akan menggunakan kotoran sapi sebagai pupuk.     

Lanyi mendengar jika bukit-bukit kecil itu adalah kotoran sapi, dia pun mengerutkan keningnya dengan enggan.     

"Kamu jangan merasa jijik, ke depannya jika mau menanam makanan yang enak, barang itu sangatlah penting."     

Lanyi mendengar kata-kata Lu Sheng, dia pun mendengus, lalu sekali lagi dia menundukkan kepalanya dan melanjutkan pekerjaannya.     

Setengah bulan terlewat begitu saja.     

Setelah Festival Qingming, hampir sepenuh hati Lu Sheng hanya berada di ladang sayurnya saja.     

Hari ini adalah hari ubi jalar dan ubi ungu ditanam, Lu Sheng sengaja memilih tiga hektar tanah lempung berpasir.     

Di sana, ada orang yang membajak tanah, ada yang memupuk, dan ada yang menanam.     

Lu Sheng merekrut lagi orang-orang desa untuk membantunya, dia memperlihatkan dulu cara menanam, setelah semuanya sudah selesai belajar, baru melepaskan mereka untuk menanam sendiri secara luas.     

Karena bau kotoran sapi yang sudah fermentasi kurang enak dicium, jadi ketika semua orang mengangkat kotoran sapi tersebut, hidung mereka ditutup dengan sebuah kain putih.     

Lanyi yang juga sedang membantu sangatlah pintar, dia langsung mengunci penciumannya. Jadi pada saat orang lain masih mengeluarkan suara mual yang menjijikkan, hanya Lanyi seorang yang bisa mengangkat kotoran sapi itu tanpa ekspresi lebih.     

Orang-orang yang direkrut Lu Sheng semuanya adalah pekerja keras, cara kerja mereka lincah dan cepat. Sepuluh orang menyelesaikan penanaman seluas tiga hektar dalam satu hari.     

Lu Sheng melihat masih ada sisa ubi, dia pun menyimpannya di dalam tempat yang gelap dan lembab untuk melanjutkan penanamannya besok.     

Keesokan harinya, sepuluh orang itu datang lagi untuk menanam, sisa-sisa ubi itu menghabiskan satu hektar tanah, jadi total ada empat hektar ubi. Dua hektar ubi jalar, dua hektar ubi ungu.     

Setelah selesai menanam, mereka pun mulai menyiram air. Setelah menyiram semua ladang tanaman, mereka baru pulang ke rumah masing-masing.     

Untuk mengurus ladang sayuran dengan lebih baik lagi, Lu Sheng dan Lanyi bekerja sama membangun sebuah rumah bambu di samping ladang.     

Lu Sheng merekrut lagi beberapa petani yang lebih berpengalaman untuk mengurus ladang sayurnya. Dia merekrut dua puluh orang petani, sebulan gaji mereka adalah lima tael perak, termasuk tiga kali makan, namun dengan syarat harus tinggal di dalam rumah bambu itu.     

Pada waktu itu, sangat banyak penduduk desa yang datang melamar. Namun Lu Sheng hanya memilih dua puluh di antara mereka yang sudah terkenal giat dan jujur.     

Kali ini Lu Sheng membangun dua buah rumah terpisah dalam satu halaman besar, di mana kedua rumah ini masing-masing memiliki pintu masuk dan keluar. Dengan begini, maka ke depannya ketika Lu Zhou dan yang lainnya datang, mereka juga memiliki tempat tidur terpisah.     

Mengingat Lu Zhou, Lu Sheng baru menyadari bahwa dia sudah setengah bulan lebih tidak melihat gurunya. Juga tidak tahu bagaimana kondisi Xian Ya dan Xian Jing sekarang.     

Dan juga Chu Sihan, sejak waktu itu, Lu Sheng juga sudah tidak pernah melihatnya lagi selama setengah bulan lebih ini.     

Padahal waktu itu Chu Sihan sudah mengatakan bahwa setelah dia pulang, beberapa hari kemudian dia sudah akan tiba di Huangyang, namun nyatanya sampai sekarang pun tidak ada kabar dari Chu Sihan.     

Atau jangan-jangan ada kasus rumit yang baru yang terjadi di Linjiangfu?     

Karena rumah tua keluarga Lu sedang dibangun ulang, jadi Lu Sheng pun membawa Lu Xin, Lu Jiang, dan Lanyi untuk pindah masuk ke rumah bambu, dan tinggal bersama semua orang.     

Kini Lu Sheng sedang duduk di luar rumah bambu sambil menopang kepalanya, melihat semua orang yang sedang sibuk dengan melamun.     

Lanyi melihat suasana hati Lu Sheng sepertinya sedikit muram, dia juga tidak pergi mengganggunya, melainkan menggunakan jalan lain.     

Sudut mata Lu Sheng melirik ujung baju biru itu, kedua matanya pun bersinar terang. Dia memanggil, "Lanyi."     

Lanyi yang tadinya mau pergi, kini mendengar Lu Sheng memanggilnya, dia pun berhenti dan mundur kembali. Dengan wajah tidak berekspresi dia melihat Lu Sheng, "Nona memiliki perintah apa?"     

"Akhir-akhir ini apa kamu menghubungi Guru?"     

Karena Lu Sheng keseringan menggunakan kertas hu komunikasi waktu itu, sampai sekarang dia baru berhasil menstabilkan tenaga dalamnya, jadi dia pun tidak berani menggunakannya lagi jika tidak ada masalah darurat.     

Lalu Lu Sheng memikirkan Lanyi adalah hewan legendaris Lu Zhou, seharusnya dia bisa menghubungi Lu Zhou pada waktu kapan saja, kan?     

"Majikan baik-baik saja, dia akan pulang dalam waktu dekat." Setelah Lanyi menjawab, dia bertanya lagi, "Nona masih ada urusan lain?"     

"Ada!" Lu Sheng melihat ke kanan kiri, melihat semua orang sedang sibuk membangun rak teralis penyangga tomat dan sama sekali tidak ada yang memperhatikan mereka, dia baru bertanya dengan nada kecil.     

"Lanyi, malam ini aku ingin pergi ke Linjiangfu, kamu bisa membawaku pergi tidak? Yang bersifat bisa pulang pergi langsung itu."     

Lu Sheng hanya ingin memastikan apakah Chu Sihan aman-aman saja.     

Lanyi menganggukkan kepalanya, "Bisa."     

Lu Sheng sangat senang, dia pun mengatakan, "Kalau begitu malam ini tolong, ya." Kalau bukan karena dia tidak memiliki kertas hu yang bisa teleport, dia juga tidak akan merepotkan Lanyi.     

"Untuk membalas bantuanmu ini, ayo katakan saja, malam ini kamu mau makan apa, aku akan masakkan untukmu." Lanyi sudah memberikan bantuan sebesar ini, bagaimanapun dia juga layak mendapatkan imbalan.     

"Ayam bumbu mala, ayam pot, bebek tumis acar rebung, darah bebek." Lanyi membacakan serangkaian hidangan masakan ayam dan bebek.     

"Darah bebek saja?" Yakin bukan bebek tumis darah?     

Sebelumnya Lu Sheng pernah memasakkan bebek tumis darah untuk semua orang, lalu dia pun menemukan Lanyi memakan yang paling cepat. Entah kenapa, Lanyi juga menikmati makanan lain, namun sepertinya sangat menyukai daging ayam dan bebek.     

Lanyi mengatakan, "Yang Nona masak waktu itu, yang menuangkan darah bebek untuk menumis dagingnya itu."     

Benar-benar adalah bebek tumis darah.     

"Boleh, kalau begitu siang ini kita makan ayam bumbu mala dan bebek tumis darah, nanti malam kita makan ayam pot dan bebek tumis acar rebung, bagaimana?"     

Sekaligus makan begitu banyak daging ayam dan bebek, Lanyi sudah pastinya sangat menyukainya. Namun orang lain juga mau makan, takutnya mereka akan mual jika sekaligus makan begitu banyak daging ayam dan bebek.     

"Sesuai keinginan Nona." Setelah Lanyi mengatakannya, dia pun mengangkut cangkulnya dan kembali bekerja.     

Lu Sheng melihat sisa tanah yang masih kosong, dia pun teringat dengan Yan Wang.     

Yan Wang sudah tiba di zaman modern belum? Lalu barang yang Lu Sheng minta juga entah sudah lengkap atau belum? Kalau barang-barang itu bisa di bawa ke sini, Lu Sheng pasti bisa menjadi kaya raya.     

Lu Sheng melihat ke langit, kini waktunya kira-kira jam delapan atau sembilan pagi, dia pun berdiri dan mengambil keranjang, bersiap-siap berangkat ke pasar.     

Di perjalanan menuju pasar, Lu Sheng kebetulan lewat rumah tua keluarga Lu, dia pun masuk ke dalam melihat kondisi pertumbuhan semangka.     

Dua hari yang lalu Lu Sheng baru memberikan pupuk, kini pertumbuhannya sangat baik, setiap semangka tampak cantik.     

Lu Sheng mulai penasaran Lu Zhou mendapatkan biji semangka ini dari mana, karena biji semangka ini memiliki tingkat kelangsungan hidup yang sangat tinggi. Hanya dalam dua puluh hari lebih saja, perambatan semangka sudah sepanjang empat puluh sentimeter lebih.     

Lu Sheng masih memiliki sisa biji semangka. Kini masih bulan empat, seharusnya masih sempat menanam. Lagi pula sisa tanah kosong masih begitu banyak, sisa biji semangka cukup untuk lima sampai enam hektar.     

"Nona, apa yang kamu tanam di dalam ini?" Orang pembangun rumah melihat Lu Sheng sedang mengamati kebun semangkanya, dia pun bertanya dengan penasaran.     

Lu Sheng tersenyum, "Aku juga tidak tahu, biji ini aku sembarang beli, lalu aku menanam sesuai cara yang diberitahukan oleh penjual, sebagai percobaan, kan? Dan ternyata semuanya hidup dengan baik."     

Orang itu menganggukkan kepalanya, "Ternyata begitu, pantas saja saat aku melihatnya, sepertinya belum pernah melihat tanaman seperti ini."     

Lu Sheng hanya tersenyum, setelah dia menyapa semua orang, dia pun berangkat ke pasar.     

Lu Sheng mempekerjakan Bibi Yu dan Bu Chen untuk memasakkan makanan kepada mereka yang membangun rumah, jadi setelah istirahat makan atau pulang kerja, mereka akan pergi ke rumah Bibi Yu untuk makan.     

Bahkan Liang Ping juga ikut dalam membangun rumah.     

Pasar.     

Lu Sheng membeli lima ekor ayam dan lima ekor bebek, kemudian dia membeli lagi beberapa jenis sayuran. Ketika dia akan pulang, tiba-tiba ada yang memanggilnya.     

"Kamu Xiaosheng?"     

Lu Sheng membalikkan kepalanya dengan bingung, lalu dia pun melihat seorang nona yang berkulit putih dan halus, yang memiliki wajah cantik sedang menatap kepadanya dengan kaget.     

"Kenapa? Kamu tidak mengenalku lagi?" Nona itu maju satu langkah besar, dia berdiri di depan Lu Sheng dan tersenyum dengan senang.     

Otak Lu Sheng berputar dengan cepat, dan akhirnya dia pun teringat dengan nona yang di berdiri di hadapannya ini.     

"Kamu… Kak Leya!"     

Hua Leya, anak perempuan dari tuan tanah Hua, orang yang lembut dan ceria. Waktu kecil dia sering bermain dengan Tao Jia dan Lu Ran. Lalu pada saat Hua Leya berusia sepuluh tahun, tuan tanah Hua pun tiba-tiba pindah rumah.     

Pada saat Hua Leya meninggalkan desa Liuyue, pemilik asli masih berusia delapan tahun. Dan secara samar-samar dia bisa mengingat ketika Hua Leya mau pergi, Hua Leya menangis dengan terisak-isak.     

Pada saat itu, Hua Leya adalah anak perempuan paling cantik bagi kalangan anak laki-laki desa Liuyue, bahkan Duan Zhen yang memiliki standar tinggi saja pernah menyukai Hua Leya.     

Namun Hua Leya sepertinya lebih suka bermain dengan Tao Jia dan Lu Ran.     

Jadi Lu Sheng sebagai adik Lu Ran, secara alami mendapatkan banyak keuntungan. Setiap kali sakunya dipenuhi dengan barang.     

Namun kemudian tidak lama setelah Hua Leya pindah, Bu He pun meninggal dunia. Belum satu tahun berlalu, Lu Dahua sudah menikahi Bu Liu.     

Kemudian sifat Lu Ran pun berubah drastis. Lu Ran mengikuti Sun Hu dan yang lainnya menjadi berandal selama beberapa tahun, dan ternyata sifatnya masih bisa dirubah balik, memang sangat tidak mudah.     

"Sudah inga, kan?" Hua Leya menarik tangan Lu Sheng dengan senang, "Sejak kamu kecil aku sudah mengetahui wajahmu sangat cantik. Dan benar, sekarang kamu benar-benar menjadi seorang gadis yang cantik."     

"Kak Leya juga tidak berubah, masih cantik seperti waktu kecil."     

Hua Leya tertawa ringan karena kata-kata Lu Sheng, dia mengangkat tangannya dan mencubit hidung Lu Sheng dengan ringan, dengan penuh kasih sayang dia mengatakan, "Dasar kamu ini, waktu kecil kamu bahkan tidak berani melihat wajah orang, sekarang sudah besar, mulutmu malah menjadi begitu manis, ya."     

"Nona Muda, Tuan Besar dan Nyonya sedang menunggu di rumah." Gadis pembantu yang berdiri di samping mengingatkan.     

Ketika Hua Leya membalikkan kepalanya, senyumannya langsung memudar, dia melirik gadis pembantu itu. Ketika dia membalikkan kembali kepalanya pada Lu Sheng, senyumannya pun langsung kembali, "Kak Ran ada di dalam desa?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Tidak, dia pergi sekolah di kota, kadang-kadang baru pulang ke desa."     

Wajah Hua Leya sepertinya terlintas sejenak kekecewaan, namun senyuman Hua Leya malah membuat Lu Sheng merasa pasti Lu Sheng sudah salah melihat.     

"Baiklah, kami baru kembali ke desa, jadi di rumah masih memiliki banyak hal yang harus diurus. Nanti setelah selesai mengurusnya, aku akan pergi menjenguk kamu dan Bibi."     

Ketika Hua Leya mengungkit kata "bibi", Lu Sheng tiba-tiba menyipitkan mulutnya.     

Hua Leya tertegun, dia pun bertanya, "Kenapa?"     

"Ibuku sudah meninggal delapan tahun yang lalu."     

Hua Leya adalah seseorang yang perhatian, ketika dia melihat ekspresi Lu Sheng, dia sudah mengetahui ada yang tidak benar. Ketika dia mendengar Bu He sudah meninggal dunia, dia pun langsung meminta maaf, "Aku… aku tidak tahu, maaf sekali Xiaosheng!"     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, Kak Leya pergi sibuk saja dulu, di sini akui juga masih ada pekerjaan."     

Hua Leya menganggukkan kepalanya, "Baik, kalau begitu tunggu aku selesai sibuk, aku pasti akan pergi mencarimu."     

"Hmhh, Kak Leya hati-hati di jalan, ya." Setelah Lu Sheng melihat Hua Leya naik ke dalam delman kudanya, dia baru membalikkan badannya dan pergi.     

Di dalam delman kuda, gadis pembantu melihat Hua Leya dengan ragu-ragu, sepertinya ingin mengatakan sesuatu.     

"Ada apa?" Xiaofen adalah gadis pembantu yang baru dibelikan ibu tirinya, Xiaofen ini tidak begitu mematuhi kata-katanya, namun malah sangat mematuhi kata-kata ibu tirinya.     

Dan justru inilah yang membuat Hua Leya sangat tidak menyukai Xiaofen.     

Karena gadis pembantu Hua Leya yang sebelumnya berbuat kesalahan, bahkan menyinggung amarah ibu tiri, jadi dia pun dijual ke orang lain.     

Hua Leya selalu ingin mencari kesempatan membeli kembali mantan gadis pembantunya ini, namun sayangnya, ketika dia pergi mencarinya, mantan gadis pembantunya sudah dibeli orang lain.     

Dan mau tidak mau, Hua Leya hanya bisa membawa Xiaofen di sampingnya.     

"Nona Muda, Nyonya sudah mengatakannya, dia bilang meskipun kita pindah kembali ke desa, namun bagaimanapun status kita jauh lebih tinggi daripada penduduk desa yang rendah ini. Nona Muda tidak boleh seperti sebelumnya lagi, menjalin hubungan dengan penduduk desa yang tidak berkelas."     

"Tidak berkelas?" Hua Leya mencibir dengan dingin, "Dia sendiri lupa dia itu berasal dari mana, ya?"     

Ibu kandung Hua Leya meninggal dunia enam tahun yang lalu, tiga tahun masa duka baru dipenuhi, ayahnya sudah langsung menikahi Bu Peng, menjadikannya ibu tiri Hua Leya.     

Bu Peng ini juga dari desa, hanya karena dia memiliki wajah yang cantik saja, makanya bisa menjadi istri dari ayah Hua Leya.     

Jika bukan karena keluarga Bu Peng yang mendapatkan bantuan dari keluarga Hua, mungkin sampai sekarang pun masih sama seperti para penduduk desa Liuyue lainnya, sedang bertani di sawah.     

Ada manusia semacam itu, dia baru menikmati beberapa tahun kehidupan yang bagus, tapi dia sudah langsung melupakan tempat asalnya dari mana.     

"Xiaofen, kamu ingat kata-kataku. Kamu adalah gadis pembantuku, bukan gadis pembantu Bu Peng. Kalau kamu bekerja sesuai perintah Bu Peng lagi, maka kamu sudah bisa menyiapkan diri untuk pulang ke pasar perdagangan manusia saja."     

Nada bicara Hua Leya sangat tenang, namun malah membuat Xiaofen merasakan trauma.     

Xiaofen sudah bersusah payah melepaskan diri dari tempat itu, kalau dia kembali ke pasar perdagangan manusia dan dia bertemu dengan majikan yang jahat, dia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya itu.     

Xiaofen ketakutan sampai berlutut di hadapan Hua Leya "No… Nona Muda, tolong jangan mengirim hamba kembali ke tempat itu, ke depannya hamba pasti akan mematuhi kata-kata Anda!"     

"Ingat kata-katamu hari ini." Hua Leya mencubit dagu Xiaofen dan mengangkat kepalanya, dia menatap mata Xiaofen dan berkata sambil tersenyum, "Xiaofen, kamu harus mengingat setiap saat, aku adalah majikan yang perlu kamu layani. Meskipun ayahku menyayangi Bu Peng, tapi kamu jangan lupa, yang lebih disayangi ayahku adalah aku dan adik laki-lakiku. Dan aku, cukup satu kata untuk memutuskan mau atau tidak mau mengirim kamu kembali ke pasar perdagangan manusia."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.