Gadis Lugu Liar Galak

ORANG ANEH



ORANG ANEH

0Setelah Lu Sheng selesai menanam semua tanaman yang diinginkan, waktu sudah terlewat lima hari. Dan tiba-tiba dia menyadari kalau hantu-hantu yang dia lepaskan ternyata belum pulang.     
0

Tentu saja, kelompok Jia Zheng dan Tan Jun mereka semuanya telah menandatangani surat perjanjian darah dengan Lu Sheng, jadi kalau terjadi sesuatu yang buruk pada mereka, Lu Sheng tidak mungkin tidak merasakannya.     

Maka satu-satunya kemungkinan adalah, masalah kali ini agak susah ditangani.     

Padah malam hari keenam, Lu Sheng berencana memanggil Tan Jun dan Jia Zheng serta yang lainnya untuk pulang, namun ternyata mereka malah pulang sendiri.     

Lu Sheng melihat dua buah tandu merah yang di depan halamannya, dia pun mengangkat alisnya dan mengatakan, "Aku kira kalian dibasmi oleh pendeta lain."     

"Mana mungkin." Jia Zheng mendengus, "Pendeta biasa bukanlah lawanku." Mereka adalah hantu yang dipelihara di dalam kertas hu penyimpan roh.     

"Ayo katakan, sebenarnya ada apa ini? Kenapa kalian bisa menghabiskan waktu hingga berhari-hari?"     

"Ceritanya panjang." Jia Zheng mengatakan, "Kami pergi menakuti Zhao Xian itu. Awalnya kami mengira setelah dia mengalami trauma, dia akan langsung pergi ke keluarga He untuk meminta cerai, siapa tahu, dia malah mendatangkan seorang pendeta."     

"Ya kan?!" Salah satu kabut hitam yang berdiri di samping Jia Zheng mengatakan, "Zhao Xian merekrut dua orang pendeta. Pendeta pertama adalah penipu, dia langsung dibuat kabur oleh kami. Yang kedua memang berkemampuan, kami melawannya selama empat hari tapi akhirnya pendeta itu benar-benar merasa bukan lawan kami lagi, dia pun pergi."     

"Lalu? Bagaimana hasilnya?"     

"Pendeta itu berbohong pada Zhao Xian, mengatakan nenek moyang Zhao Xian yang tidak ingin mengakui He Yan sebagai menantu keluarga Zhao. Jadi menyuruh Zhao Xian cepat-cepat cerai dengan He Yan, jika tidak, kedepannya tidak hanya keluarga Zhao yang tidak mendapatkan keturunan, tapi juga kemungkinan akan mendatangkan bencana."     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Lalu?"     

"Lalu ibunya Zhao Xian juga jadi takut. Mereka pun memutuskan untuk berangkat besok ke rumah keluarga He. Tiga hari kemudian mungkin masalahnya sudah akan selesai."     

"Bagus sekali!"     

Setelah Lu Sheng memuji kelompok Jia Zheng, dia pun bertanya pada Tan Jun, "Kalian bagaimana? Kenapa juga begitu lambat?"     

"Misi mereka jauh lebih mudah daripada punya kami." Chen Hua, seorang nona yang berdiri di samping Tan Jun mengatakan, "Di dalam rumah Huang Xiaoju itu telah dipelihara sebuah barang iblis, sosoknya seperti tikus namun bukan tikus, juga sepertinya bukan siluman, malah lebih mirip monster, aura iblisnya itu bahkan kami juga tidak bisa mendekatinya."     

"Apa?!" Lu Sheng mengerutkan keningnya, "Bagaimana cara dia dipelihara?"     

Tan Jun menjelaskan, "Huang Xiaoju memelihara monster itu dengan darahnya, lalu monster itu akan membalas dengan aura iblis dan keberuntungan kepada Huang Xiaoju. Selama ini warung tahunya tidak pernah mengalami kerugian, yang diandalkannya adalah monster ini."     

"Lalu akhirnya apa kalian bisa mendekati Huang Xiaoju?" Lu Sheng bertanya.     

Tan Jun menganggukkan kepalanya, "Hamba menunggu waktu Huang Xiaoju keluar untuk berbisnis, hamba akan berubah menjadi Sun Qi dan menunggunya di tepi jalan."     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Setelah dia melihat "Sun Qi", apa reaksinya?"     

"Tentu saja ketakutan setengah mati. Setelah Huang Xiaoju pulang, dia pun menyembah terus monster itu sambil menangis. Keesokan harinya hamba berubah lagi menjadi Sun Qi dan muncul di hadapan Huang Xiaoju."     

"Mungkin karena terlalu ketakutan, aura iblis Huang Xiaoju pun banyak memudar. Tiga hari selanjutnya dia tidak berani keluar rumah, jadi hamba dan yang lainnya pun berubah menjadi Sun Qi dan muncul di hadapan Huang Xiaoju dari waktu ke waktu."     

"Jadi hasilnya?" Prosesnya tidak penting, yang paling ingin diketahui Lu Sheng adalah hasilnya.     

"Hasilnya Huang Xiaoju menyalahkan monster itu tidak berguna, kemudian dia pun memecahkan monster itu. Sekarang dia terkena luka dalam, dia pun berubah menjadi orang gila. Setiap malam para penduduk desa pasti akan mendengarkan suara jeritan Hunag Xiaoju, membuat para penduduk desa ketakutan."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya dengan puas, "Kalian juga sangat bagus. Selanjutnya biarkan aku yang menyelesaikannya saja."     

Kini Huang Xiaoju sudah kehilangan aura iblis, maka bisa diartikan kini Sun Qi sudah bisa mendekatinya.     

"Sudah, kalian semua pulanglah." Lu Sheng mengeluarkan dua lembar kertas hu penyimpan roh, membiarkan Tan Jun dan Jia Zheng dan yang lainnya kembali istirahat.     

Keesokan paginya, Lu Sheng pun pergi ke rumah peti mati mencari nenek tua dan Sun Qi.     

"Nona, akhirnya Anda datang!" Nenek tua menarik tangan Lu Sheng dan tersenyum, "Huang Xiaoju itu akhirnya mendapatkan karmanya."     

"Oh?" Lu Sheng pura-pura tidak tahu, "Ada apa dengannya?"     

Nenek tua berkata dengan nada kecil, "Juga tidak tahu kenapa, sebelumnya Huang Xiaoju itu masih baik-baik saja, tapi beberapa hari ini dia tidak pernah keluar rumah, bahkan warung tahunya juga tidak pernah buka lagi."     

"Kemudian dua hari yang lalu tiba-tiba Huang Xiaoju berteriak-teriak di larut malam, membuat semua orang terkejut dan pergi melihatnya. Lalu mereka pun melihat Huang Xiaoju sedang berteriak sambil memecahkan barang rumahnya, adegan itu sungguh mengerikan!"     

Nenek tua bercerita dengan semangat, meskipun dia mengatakan "mengerikan", namun ekspresinya penuh dengan kesenangan.     

Lu Sheng tersenyum, "Kalau begitu benar-benar kejahatan dibalas dengan kejahatan ya."     

"Iya kan?" Nenek tua mendengus dengan dingin, "Yang Maha Kuasa benar-benar memiliki mata. Kalau wanita seperti ini sampai menjadi menantu keluarga Sun kami, benar-benar akan menjadi bencana bagi kami."     

Setelah itu nenek tua pun tersenyum lagi pada Lu Sheng, "Ngomong-ngomong, masalah ini rasanya harus berterima kasih kepada Nona. Kalau bukan Nona, mungkin wanita jahat itu sudah masuk ke keluarga kami dan bertindak sewenang-wenang."     

"Nenek tidak perlu sungkan, aku hanya sekedar membantu saja."     

Nenek tua mendengar Lu Sheng berkata demikian, dia pun tersenyum lebih senang dan belas kasihan lagi.     

"Oh ya, Nona. Akhir-akhir ini aku sudah tidak memimpikan cucuku lagi, bisa tolong kasih tahu, apakah cucuku masih ada di sini?"     

Ketika mengungkit Sun Qi, senyuman nenek tua pun memudar.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Masih, dia sedang berdiri di belakang Anda. Kalau Anda ingin mengatakan sesuatu, bisa langsung katakan padanya, dia bisa mendengar suara Nenek."     

Nenek tua mendengar kata-kata Lu Sheng, dia pun segera membalikkan badannya. Meskipun dia tidak mengetahui posisi Sun Qi, namun dia tetap berkata dengan mata berlinangan air mata, "Xiaoqi, kamu jangan khawatir, nenek tidak akan membiarkan pamanmu menikahi pelaku yang sudah membunuhmu. Kamu pergi reinkarnasilah."     

Sun Qi tersenyum, dia maju dan memeluk neneknya, "Nek, kedepannya aku akan menjadi anggota keluarga Sun lagi."     

Lu Sheng mendengar kata-kata Sun Qi, dia pun menyampaikan kata-kata ini kepada nenek tua.     

Setelah nenek tua mendengar kata-kata ini, air matanya pun mengalir keluar.     

Lu Sheng melihat Sun Qi dan mengatakan, "Aura iblis wanita itu sudah hilang. Kamu kalau ingin membalas dendam, malam ini adalah kesempatan yang paling bagus."     

Namun Lu Sheng tidak menyangka ternyata Sun Qi akan menggelengkan kepalanya. Lu Sheng mengangkat alisnya, "Kamu tidak ingin balas dendam? Dia adalah pelaku yang sudah membunuhmu, kamu melepaskannya begitu saja?"     

"Bukan aku yang lapang dada dan tidak ingin membalas dendam, melainkan karena wanita itu sudah tidak akan hidup lebih lama lagi."     

Semalam Sun Qi sudah pergi mencari Huang Xiaoju di rumahnya. Karena Huang Xiaoju memelihara monster untuk waktu yang lama, udara Yang-nya sudah habis. Kini dia memecahkan tempat yang ditempati monster itu, bahkan mendapatkan luka dalam. Mungkin dua tiga hari lagi dia sudah akan kehilangan napas.     

"Ya sudah." Lu Sheng tersenyum, lalu kepada nenek tua dia mengatakan, "Nek, aku sudah harus pulang."     

"Sebentar Nona!" Nenek tua menarik tangan Lu Sheng dan bertanya, "Cucuku masih mengatakan apa tadi?"     

"Xiaoqi mengatakan karena wanita itu sudah berbuat sebuah kesalahan yang fatal, dengan cepat dia akan mendapatkan karmanya, jadi dia sudah mau pulang ke alam baka." Lu Sheng sekedar menjelaskan.     

"Dia sudah mau pulang?" Nenek tua menghelakan napas dan menganggukkan kepalanya. Kemudian dia mengeluarkan sebuah bungkusan kertas merah dan memberikannya kepada Lu Sheng, "Ini sedikit imbalan dariku, aku berharap Nona bisa menerimanya."     

Lu Sheng melambaikan tangannya, "Aku tidak banyak membantu kok."     

"Ini harus, ini sejenis rezeki, Nona ambil saja." Kemudian nenek tua pun langsung memasukkannya ke dalam telapak tangan Lu Sheng.     

Lu Sheng memegang bungkusan kertas merah itu, dan dia pun langsung mengetahui bahwa di dalamnya berisi seikat koin perak. Dia pun tersenyum pada nenek tua, "Kalau begitu terima kasih Nek."     

Tidak lama setelah Lu Sheng pergi, adik sepupu Sun Qi pun datang, dia membawakan sebuah informasi kepada nenek tua.     

Yaitu, Huang Xiaoju sudah meninggal dunia. Sepertinya meninggal karena trauma. Sepasang matanya tidak tertutup rapat, sepertinya pergi dengan tidak tenang.     

Sun Qi tidak menyangka Huang Xiaoju akan meninggal secepat ini, namun, ini merupakan kabar baik baginya. Selama ini Sun Qi tidak bisa mengabulkan penyesalannya, kini akhirnya terkabulkan.     

Lu Sheng langsung pulang ke desa Liuyue. Namun dari jauh-jauh dia sudah melihat ada banyak orang yang mengelilingi di luar pintu rumahnya. Membuat dia terkejut mengira rumahnya telah terjadi sesuatu yang buruk.     

"Xiaosheng pulang." Bibi Yu bergegas ke Lu Sheng sambil memeluk A Yuan.     

"Bi Yu, ada apa dengan rumahku?"     

Semua orang yang mendengar suara Lu Sheng, mereka pun pada memberikan jalan kepadanya.     

"Xiaosheng, rumahmu kemasukan pencuri."     

"Ah?" Lu Sheng tertegun, "Rumahku kemasukan pencuri?" Semua barang berharga rumahnya telah dia simpan di dalam gelang ruangannya, seharusnya tidak ada barang yang bisa dicuri ya?     

"Di dalam halaman depan rumahmu ada satu orang aneh, badannya penuh dengan bulu dan darah ayam. Xiaojiang dan Xiaoxin sudah menangis karena ketakutan."     

"Orang aneh?" Mendengar kata-kata semua orang, Lu Sheng pun segera meloncat dari delman kuda dan berjalan menuju rumahnya.     

Lalu Lu Sheng pun melihat Lanyi sedang duduk di bawah pohon, kini sedang menutup matanya dan istirahat. Sedangkan di samping kakinya telah berserakan bulu-bulu ayam. Kelihatannya, memang seperti sudah mencuri makan.     

Lu Sheng yang mengetahui kondisi tersebut pun ingin tertawa. Lalu dia pun menjelaskan pada semua orang, "Kalian semua sudah salah paham. Orang ini bukan pencuri, melainkan adalah orang yang diutusk gu… Tuan Chu untuk melindungiku."     

Kalau Lu Sheng mengatakan "guru", penduduk desa sepertinya pada tidak mengetahui dia memiliki seorang guru. Sehingga dia meragu sejenak, akhirnya mengatakan Chu Sihan agar penduduk desa bisa lebih terbujuk.     

Semua orang yang mendengar kata-kata Lu Sheng, seperti dugaan Lu Sheng, mereka pun menghelakan napas lega.     

"Ternyata adalah orang yang diutus Tuan Chu, kalau begitu kami sudah bisa tenang."     

Tidak lama kemudian, kerumunan yang berkumpul di depan rumah Lu Sheng pun bubar.     

Lu Sheng membawa delman kudanya masuk, lalu Lanyi yang sedang duduk di bawah pohon juga akhirnya membuka matanya.     

"Nona." Lanyi berdiri, dengan hormat dia memberikan hormat kepada Lu Sheng.     

Setelah Lu Sheng mengunci delman kudanya, dia baru berjalan mendekati Lanyi dan bertanya, "Ada apa dengan bulu ayam ini?" Jangan-jangan Lanyi benar-benar mencuri makan dari ayam orang?     

Lanyi melihat bulu ayam yang berserakan di atas tanah, dia pun menjelaskan, "Tadi di perjalanan aku kebetulan merasa lapar, jadi aku pun membeli ayam di desa sekitar sini."     

"Kamu makan mentah?"     

"Hmhh." Lanyi menganggukkan kepalanya dengan serius.     

Sudut bibir Lu Sheng berkedutan, ketika dia masih ingin mengatakan sesuatu, Lu Jiang dan Lu Xin pun tiba-tiba berlari kepadanya. Mereka masing-masing memeluk satu kakinya, dengan takut mereka melihat Lanyi.     

Lu Sheng mengingat kata-kata penduduk desa, dia pun mengerutkan keningnya dan bertanya pada Lanyi, "Penduduk desa melihatmu makan ayam?"     

Lanyi menggelengkan kepalanya, "Aku selesai makan, mereka baru keluar."     

Berarti penduduk desa hanya terkejut karena ada orang asing muncul di depan halaman rumah Lu Sheng saja. Lu Sheng pun merasa lega, dia menghibur kedua adiknya, "Tidak usah takut, dia adalah paman Lanyi, dia teman kakak."     

Lu Jiang dan Lu Xin dengan takut memanggil, "Paman Lanyi."     

Lanyi menundukkan kepalanya dan melihat Lu Jiang dan Lu Xin, beberapa saat kemudian dia baru menjawab, "Hmhh."     

Lu Sheng menyuruh Lu Jiang dan Lu Xin pergi bermain dulu, lalu dia membawa Lanyi ke kamar Lu Ran.     

Sejak keluarga Lu pindah ke kota, buku-buku Lu Ran juga dipindahkan. Sehingga kini selain beberapa baju lama dan tempat tidur, sudah tidak ada barang lain lagi di dalam kamar Lu Ran.     

"Untuk sementara waktu kamu tinggal di sini dulu." Sepertinya Lu Sheng benar-benar harus membangun ulang rumah ini, jika tidak, dengan kamar seperti ini benar-benar sungkan untuk diberikan pada tamu.     

Lanyi mengamati kamar Lu Ran, di dalam matanya melintas sejenak enggan. Lalu dia melihat Lu Sheng dan mengatakan, "Majikan tidak kekurangan uang."     

Lu Sheng tertegun. Maksud Lanyi, Lu Zhou tidak kekurangan uang, tapi Lu Sheng kekurangan uang?     

Lanyi melihat Lu Sheng sepertinya salah paham, dia pun menjelaskan, "Kalau tidak ada uang bisa mencari majikan."     

Akhirnya Lu Sheng mengerti. Ternyata Lanyi melihat Lu Sheng tinggal di rumah lama seperti ini, mengira Lu Sheng sangat miskin? Makanya menyuruh Lu Sheng meminta uang ke Lu Zhou agar bisa membangun rumah baru, begitukah?     

Lu Sheng tersenyum dan mengatakan, "Guru memberiku uang kok, aku akan membangun rumah dalam waktu singkat."     

"Hmhh." Lanyi menganggukkan kepalanya. Dia meletakkan tasnya di atas tempat tidur, lalu dia pun berjalan keluar dari kamar.     

Lu Sheng melihat Lanyi keluar, dia juga segera ikut keluar. Kemudian dia pun melihat Lanyi mengambil sapu dan pengki, membersihkan bulu-bulu ayam yang di atas tanah dan membuangnya ke dalam tong sampah.     

Lu Sheng melihat bulu ayam itu, lalu dia pun bertanya, "Lanyi, kamu tidak bisa makan yang matang?"     

Lanyi menganggukkan kepalanya, "Bisa, tak bisa." Maksudnya bisa makan makanan matang, tapi tidak bisa memasaknya.     

"Kedepannya kalau kamu tinggal di sini, kamu tidak boleh makan mentah lagi. Kalau sampai kelihatan orang lain, mereka akan menganggap kamu sebagai siluman." Bagaimanapun Lanyi adalah hewan legendaris, bukan siluman biasa.     

"Baik." Lanyi menganggukkan kepalanya, lalu dia kembali menyapu bulu-bulu ayam itu.     

Lu Sheng menghelakan napas, dia mengangkat kepalanya dan melihat langit, dia pun menemukan sekarang sudah saatnya makan siang. Dia mengambil keranjang dan bersedia hendak pergi belanja di pasar.     

Lanyi melihat Lu Sheng mau keluar rumah, dia pun segera meletakkan sapu dan pengki dan mengikuti Lu Sheng keluar.     

Lu Sheng berjalan dua langkah, kemudian dengan tidak berdaya dia menghentikan langkah kakinya, "Aku hanya mau ke pasar, tidak akan terjadi apa-apa. Kamu cukup menungguku di dalam rumah saja, kalau kamu bosan, kamu juga bisa jalan-jalan ke sekitar."     

Lanyi tertegun, dia berpikir sejenak, kemudian dia pun kembali lagi ke dalam kamarnya.     

Lu Sheng mengangkat alisnya, dengan tidak berdaya dia pun tersenyum.     

"Xiaosheng, orang aneh itu benar-benar adalah orang yang diutus Tuan Chu untuk melindungimu?"     

Ketika Lu Sheng di pertengahan jalan menuju pasar, dia pun bertemu dengan dua orang ibu yang di desa. Mereka berdua bertanya dengan wajah penuh gosip.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Iya. Tuan sedang keluar kota, untuk sementara waktu mungkin tidak bisa pulang jadi dia pun mengutus orang itu untuk melindungiku."     

Mungkin karena Lanyi mengejar waktu ke desa Liuyue, dia lupa untuk membersihkan diri sendiri dulu, jadi, dengan rambutnya yang sedikit berantakan dan wajah yang sedikit kotor, makanya bisa dianggap sebagai orang aneh.     

Padahal sebenarnya penampilan Lanyi sangat rupawan bagaikan tuan muda keluarga kaya.     

"Tuan Chu sayang sekali padamu."     

"Iya kan? Desa kita ini mana mungkin ada hal yang membahayakan?"     

Nada bicara kedua ibu ini sedikit cemburu.     

Sama-sama adalah gadis desa, kenapa anak perempuan mereka menikah dengan anak laki-laki yang sama miskin dengan mereka, namun Lu Sheng justru bisa makan daging dan ikan, bahkan diantar jemput oleh delman kuda terus. Dan sekarang bahkan ada pengawal, bagaimana mereka tidak cemburu?     

Tapi mau seberapa cemburunya juga tidak ada gunanya, siapa suruh wajah anak perempuan mereka memang lebih kalah daripada Lu Sheng?     

Lu Sheng tersenyum pada kedua ibu itu, dia berjalan melewati kedua ibu itu dan berjalan di depan mereka.     

"Benar-benar sesama manusia namun memiliki nasib yang berbeda."     

"Siapa suruh anak perempuan kita tidak secantik dia? Memang ya, memiliki wajah yang cantik juga akan memiliki nasib yang cantik."     

Kedua ibu melihat Lu Sheng sudah menjauh sepuluh meter dari mereka, mengira Lu Sheng tidak bisa mendengar percakapan mereka, mereka pun mulai berkata dengan sindiran.     

Lu Sheng benar-benar ingin berbalik dan menceritakan nasib keempat wanita cantik Cina, namun Lu Sheng berpikir lagi bahwa kedua ibu ini mungkin tidak pernah mengenal, jadi dia pun mengurungkan niatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.