Gadis Lugu Liar Galak

SUN QI



SUN QI

0"Xiaoqi, apakah itu kamu? Kamu pulang melihat nenek, ya?" Nenek tua melihat ke sekelilingnya, dengan hati-hati dia bertanya.      
0

Nenek tua melihat tidak ada yang menjawab, dia pun segera melihat lagi ke Lu Sheng dan bertanya, "Nona, Anda tolong bantu aku tanyakan, sebenarnya dia pulang karena apa?"     

"Nenek jangan panik, biar aku tanyakan kepadanya sekarang." Lu Sheng membujuk nenek tua, kemudian dia melihat lagi ke pemuda itu, "Kamu juga sudah mendengarnya, kamu kalau ada urusan bisa bilang padaku, aku akan membantu untuk menyampaikannya."     

Pemuda itu melihat neneknya yang emosional sampai kedua matanya berlinang air mata, dia pun menunjukkan ekspresi sedih, "Aku bukan pulang demi uang, nenek sering membakarkan uang untukku, aku sama sekali tidak kekurangan uang." Dia melihat Lu Sheng dan menjelaskan, "Aku pulang hanya ingin memberitahukan kepada nenek, bahwa aku bukan meninggal karena tenggelam, tapi aku ini dibunuh."     

Dibunuh?     

Lu Sheng melihat nenek tua itu, dia takut akan terjadi masalah pada nenek tua itu kalau terlalu emosional, jadi dia pun tidak menyampaikan kata-kata Sun Qi kepada nenek tua, melainkan melanjutkan pertanyaanya, "Lalu kenapa kamu tidak pulang waktu itu, kenapa sekarang baru pulang?"     

"Karena, pamanku mau menikahi pelaku itu. Wanita itu berhati iblis, pamanku adalah orang yang sangat baik, kalau membiarkan wanita itu masuk ke keluarga kami, jangankan pamanku, bahkan seluruh keluarga Sun juga akan celaka!"     

Lu Sheng mengerutkan keningnya, "Pamanmu menikah untuk kedua kalinya?"     

Pemuda itu menganggukkan kepalanya, "Betul, bibiku sudah meninggal tiga tahun yang lalu karena penyakit."     

"Paman?" Nenek tua mendengar Lu Sheng mengungkit kata "paman", dia pun terkejut, "Ada apa dengan pamannya Xiaoqi?"     

"Nenek jangan panik dulu, nanti aku akan menjelaskan semuanya kepada Anda."     

"Baik, baik." Nenek tua menganggukkan kepalanya, dia berusaha menahan rasa penasarannya dan menunggu di samping dengan sabar.     

"Wanita itu juga kehilangan suami? Atau belum pernah menikah?" Lu Sheng melanjutkan pertanyaannya kepada Sun Qi.     

"Dia belum pernah menikah." Ketika Sun Qi mengungkit wanita itu, wajahnya pun menjadi menyeramkan.     

"Waktu itu aku sedang memancing di tepi sungai. Ketika wanita itu berjalan melewati di sana, dia melihat di sekitar tidak ada orang lain, dia pun mendorongku ke dalam sungai. Di dasar sungai terdapat arus bawah, jadi meskipun aku bisa berenang pun tidak ada gunanya, makanya aku pun meninggal di dalam sungai."     

Lu Sheng terkejut, "Kenapa dia mau melakukan hal seperti ini? Keluarga kalian ada dendam dengannya?"     

"Ketika wanita itu masih muda dia sudah ingin menikah dengan pamanku, tapi nenek dan ayahku tidak menyukainya. Karena wanita itu sangat terkenal dengan panjang tangannya di desa kami. Setiap kali dia berjalan melewati rumah orang, kalau melihat sesuatu yang dia sukai, dia pasti akan mencurinya, bahkan pakaian orang juga dia curi."     

Sun Qi merasa, mungkin karena waktu itu ayahnya menghalangi pernikahan tersebut, wanita itu baru merasa dendam dengan keluarganya.     

Lu Sheng mengerutkan keningnya, orang seperti ini pantas saja tidak ada pria yang mau menikahinya.     

"Lalu kenapa sekarang pamanmu mau menikah lagi dengannya?"     

"Karena kaki pamanku sedang tidak baik, adik-adik sepupuku memerlukan orang untuk menjaga mereka. Dan wanita itu, meskipun suka mencuri namun dia sangat pintar dalam berbisnis, akhir-akhir tahun ini dia mendapatkan penghasilan yang lumayan dengan menjual tahu."     

"Desa yang sekarang, semuanya hanya mengingat kini wanita itu sangat giat, mereka sudah lama melupakan hal yang dilakukan wanita itu ketika dia masih muda." Ujar Sun Qi.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Jadi kamu pulang bukan untuk membalas dendam, tapi untuk menghalangi pamanmu menikahi wanita itu?"     

Sun Qi menganggukkan kepalanya, "Aku sudah meninggal selama delapan tahun, aura iblis wanita itu terlalu kuat, aku sama sekali tidak bisa mendekatinya, aku tidak bisa membalas dendam."     

"Membunuh itu harus dibayar, kamu jangan khawatir, aku akan membantumu membalas dendam ini."     

Sun Qi tersenyum dengan pahit, "Tanpa adanya bukti, bagaimana akan membalas dendam?"     

Lu Sheng tersenyum, dia pun bertanya pada Sun Qi apakah dia memiliki keinginan yang ingin dikabulkan.     

Sun Qi malah menggelengkan kepalanya, "Asal bisa menghalangi pamanku menikahi wanita itu, maka itu adalah keinginan terbesarku."     

Kini Sun Qi hanyalah seorang hantu biasa, dia tidak bisa melakukan apapun.     

"Nona, apa yang dikatakan Xiaoqi?" Nenek tua itu melihat Lu Sheng menatap dirinya, dia pun langsung bertanya.     

"Nenek, akhir-akhir ini anakmu mau menikah lagi?"     

Nenek tua tertegun sejenak, kemudian dia pun menganggukkan kepalanya, "Iya, Huang Xiaoju, dari desa yang sama, kenapa dengan dia?"     

"Waktu itu, cucumu bisa meninggal dunia karena tenggelam, itu karena perbuatannya."     

"Apa?!" Badan nenek tua langsung melemas, dia langsung terjatuh duduk di atas lantai.     

"Nenek!" Sun Qi ingin membantu neneknya, namun tangannya malah langsung menembus dari lengan nenek tua. Dia mengerutkan keningnya, dia menatap pada tangannya dengan tidak berdaya.     

Lu Sheng membantu nenek tua berdiri, dan mendudukkannya di atas kursi.     

"Xiao… Xiaoqi yang memberitahukannya kepadamu?" Nenek melihat pada Lu Sheng dengan tatapan yang berlinang air mata.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya.     

"Cucuku, cucuku yang kasihan ini!" Nenek tua tiba-tiba menangis terisak-isak, "Dasar Huang Xiaoju yang kejam itu, aku pasti tidak akan melepaskannya!"     

"Nenek, turut berduka cita." Lu Sheng mengatakan dengan lembut "Meskipun cucumu sudah tidak berada di dunia ini lagi, namun dia selalu berada di samping kalian."     

Nenek tua menangis untuk beberapa saat, setelah dia mulai tenang, dia pun mendengus dan berdiri, "Aku mau ke kantor pengadilan sekarang, aku mau wanita jahat itu masuk penjara!"     

"Sebentar, Nek!" Lu Sheng segera menarik nenek tua, dengan nada kecil dia mengatakan, "Sekarang kejadian ini sudah lama lewat, lalu waktu itu juga tidak ada saksi, meskipun Anda pergi melapor juga tidak ada gunanya."     

"Lalu bagaimana?" Nenek tua merasa tak berdaya, dengan tersedak dia mengatakan, "Cucuku meninggal secara tidak adil selama bertahun-tahun, namun kini hanya bisa membiarkan wanita jahat itu hidup nyaman dan aman saja?"     

"Aku akan memikirkan cara untuk Anda." Lu Sheng mengatakan "Aku kenal dengan orang kantor pengadilan. Nanti setelah Anda pulang, Anda jangan bertindak dulu, juga jangan membiarkan wanita itu mengetahui keanehan Anda."     

Nenek tua yang mendengar kata-kata Lu Sheng, dia pun menganggukkan kepalanya, "Baik, yang penting bisa membalas dendam untuk cucuku, nenek akan mendengarkan semua kata-kata Nona."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Boleh aku bertanya, Anda tinggal di desa mana?"     

"Di desa Xinghua yang di sekitar sini, dan hanya kami sekeluarga yang bermarga Sun di desa itu."     

"Baik." Lu Sheng mengatakan lagi, "Nek, akhir-akhir ini aku masih memiliki urusan yang harus kuselesaikan. Anda coba mengundur beberapa hari pernikahan, setidaknya harus ditahan dulu sebelum dia dimasukkan ke penjara. Nanti setelah aku menyelesaikan urusanku, aku baru datang mencari Anda lagi."     

"Baik!" Nenek tua menarik tangan Lu Sheng dan bertanya, "Apa boleh tanya, Nona tinggal di mana, ya? Marga Nona apa?"     

"Aku bermarga Lu, tinggal di desa Liuyue."     

Nenek tua menghapus air matanya, kemudian dia pun menganggukkan kepalanya.     

Ketika Lu Sheng keluar dari rumah toko, Sun Qi sedang berdiri di luar pintu dan menatap kepada Lu Sheng, "Kamu benar-benar bisa membantu aku untuk membalas dendam?"     

"Tentu saja!" Lu Sheng tersenyum pada Sun Qi. Kemudian dia pun mengendarai delman sapinya meninggalkan toko.     

Ketika Lu Sheng pulang ke rumah tua keluarga Lu, waktu sudah jam dua belas siang. Lu Sheng tidak melihat sosok Lu Jiang dan Lu Xin, dia pun memikirkan mungkin mereka pergi main di luar.     

Setelah Lu Sheng memutar-mutar rebung kering yang di halaman, dia pun mulai memasak makan siang.     

Siang hari Lu Sheng pergi lagi ke ladangnya, dia melihat rumput-rumput itu sudah kering. Ketika ditiup angin pun menggulung menjadi gulungan-gulungan kecil.     

Penduduk desa terkadang akan membawa gulungan rumput ini pulang sebagai kayu bakar. Lu Sheng juga membawa mereka pulang sebagai kayu bakar.     

"Kak Sheng!" Lu Sheng yang baru sampai rumah pun melihat kedua adiknya yang berlumuran lumpur sedang berlari kepadanya.     

"Kalian kemana? Kenapa bisa menjadi seperti ini?" Lu Jiang dan Lu Xin, dilihat dari atas sampai bawah semuanya berlumuran lumpur, membuat Lu Sheng ingin tertawa.     

Lu Jiang tertawa dengan senang, "Hehe, kami pergi menangkap ikan."     

"Mana ikannya?"     

Lu Jiang menggaruk kepalanya, "Tidak dapat."     

"Ikan itu… dia terlalu licin!" Lu Xin membantu menjelaskan, "Aku dan Kakak menangkapnya, tapi mereka selalu melarikan diri dari tangan kami."     

"Sudah." Lu Sheng menghelakan napasnya, "Kalian duduk dulu, aku pergi memasakkan air panas untuk kalian mandi."     

"Kak, kami lapar!" Perut Lu Jiang dan Lu Xin berbunyi dengan keras, dengan memelas dia menatap pada Lu Sheng.     

"Sini, kalian bersihkan tangan, kaki, dan wajah kalian, kita makan dulu." Lu Sheng mengambilkan air untuk Lu Jiang dan Lu Xin untuk mencuci tangan mereka. Lalu dia pun pergi menyajikan nasi dan lauk, kemudian baru memasak air panas.     

Setelah Lu Jiang dan Lu Xin selesai mandi, hari pun sudah mulai gelap.     

Lu Jiang melihat Lu Sheng dan mengatakan, "Kak Sheng, hari ini kamu tidak ada, tadi pagi Kak Wei datang mencarimu."     

"Lu Wei?" Lu Sheng mengerutkan keningnya, "Buat apa dia mencariku?"     

Lu Wei tidak pernah akur dengan pemilik asli, sebelumnya karena cemburu pemilik asli adalah tunangannya Duan Zhen, dan seringkali mencari masalah dengan pemilik asli.     

Mungkin Lu Sheng mewarisi perasaan pemilik asli, jadi Lu Sheng juga tidak bisa ramah terhadap Lu Wei.     

Lu Jiang menggelengkan kepalanya, "Tidak tahu."     

"Baik, Kakak sudah tahu, sana, pergi berlatih menulis."      

Kedua anak ini setelah menjauh dari Lu Ran, mereka pun menjadi lengah. Sejak pulang ke desa Liuyue, setiap hari keluar terus, juga sudah tidak berlatih menulis lagi.     

"Oh…" Lu Jiang dan Lu Xin menjawab dengan tidak semangat, mereka pun kembali ke kamar mereka untuk berlatih menulis.     

Lu Sheng mengambil air bersiap-siap mau menyiram sayurannya, namun dari luar rumahnya malah datang seseorang. Dan orang itu tidak lain adalah Lu Wei yang dikatakan Lu Jiang tadi.     

Sejak Lu Sheng datang ke zaman ini, sepertinya dia belum pernah bertemu dengan Lu Wei, hari ini pasti adalah pertama kalinya.     

"Menyiram?" Lu Wei berjalan masuk sambil tersenyum, matanya mengelilingi halaman.     

Lu Wei memiliki wajah yang mirip dengan Lu Daming, lumayan cantik, namun matanya mirip dengan Bu Zheng, sedikit mata sipit.     

"Ada urusan?" Lu Sheng menyiram sambil bertanya.     

"Oh, aku hanya datang melihat saja." Lu Wei berjalan mendekati Lu Sheng, dengan ragu-ragu dia mengatakan, "Akhir-akhir ini Kak Ran tidak pulang?"     

Lu Sheng melihat Lu Wei dengan curiga, dia menyipitkan matanya dan bertanya, "Untuk apa kamu mencari kakakku?"     

"Ugh…" Lu Wei mondar-mandir, "Tidak, hanya saja sudah lama aku tidak bertemu dengan Kak Ran, jadi aku pun hanya sekedar bertanya saja."     

"Begitukah?" Lu Sheng melirik Lu Wei dengan senyuman palsu.     

Lu Sheng sama sekali tidak memercayai kata-kata Lu Wei. Sebelumnya ketika Lu Ran berkumpul dengan Sun Hu, Lu Wei seringkali mengejek Lu Ran. Kini tiba-tiba mengungkit Lu Ran, pasti ada sesuatu.     

Tapi, kini Lu Wei tidak ingin mengatakannya, Lu Sheng juga malas bertanya.     

"Kini Adik sedang menyiram sayuran, kalau begitu aku pun tidak akan mengganggumu lagi." Memastikan Lu Ran tidak ada di rumah, Lu Wei pun pergi.     

Lu Sheng menatap belakang punggung Lu Wei, dia pun terjun ke dalam pikiran dalam. Dia ingat, sebelumnya ketika Lu Ran pulang ke desa, terkadang Mu Yan dan Yu Yang juga akan mengikuti Lu Ran pulang.     

Jangan-jangan, Lu Wei tertarik dengan salah satu dari Mu Yan atau Yu Yang? Makanya bisa berpikir untuk mencari Lu Ran?     

Kalau benar seperti yang dipikirkan Lu Sheng, maka ibu dan anak ini benar-benar mirip sekali. Dan dilihat dari hal ini, Lu Wei sepertinya sudah menyerah terhadap Duan Zhen.     

Lu Sheng mengeluarkan sebuah tawa, dia pun melanjutkan penyiramannya.     

Siang ini, Lu Zhou dan Shangguan Dian datang bertamu ke rumah Lu Sheng. Lu Ran juga membawa Mu Yan dan Yu Yang datang untuk main.     

Lu Sheng memasakkan udang karang dan kepiting sungai untuk semua orang. Pada saat makanan akan disajikan ke meja, Lu Wei pun datang.     

Meskipun Lu Sheng tidak menyukai Lu Wei, namun kini masih ada tamu di rumahnya, jadi dia pun tidak mengatakan apapun dan hanya menanyakan tujuan kedatangannya.     

Awalnya tatapan Lu Wei melanda pada Yu Yang, namun ketika dia melihat Lu Zhou dan Shangguan Dian, matanya pun terbuka dan membeku.     

Dibandingkan dengan Yu Yang dan Mu Yan, wajah Lu Zhou dan Shangguan Dian jauh lebih tampan lagi.     

Pantas saja Lu Wei akan menunjukkan ekspresi seperti ini. Sebelumnya Lu Wei tinggal di desa Zhengjia terus, jadi dia belum pernah melihat Chu Sihan, Lu Zhou dan Shangguan Dian.     

Sedangkan Yu Yang dan Mu Yan, Lu Wei juga secara kebetulan melihat mereka ketika dia mengikuti neneknya pulang ke sini.     

Waktu itu Lu Wei pertama kali melihat Yu Yang, dia pun jatuh cinta pada pandangan pertama. Yu Yang tidak memiliki rasa sombong seperti Duan Zhen, wajahnya juga lebih rupawan daripada Duan Zhen, dan ketika Yu Yang tersenyum, dia menyebarkan suasana yang lembut dan hangat.     

Namun pada saat dia melihat Lu Zhou dan Shangguan Dian, Lu Wei pun lebih terkejut lagi. Lu Zhou dan Shangguan Dian, satunya tampak elegan dan tidak terikat peraturan, satunya lagi tampak bebas bagaikan angin, dimana membuat jantung Lu Wei berdetak kencang ketika melihat mereka.     

Sebelumnya Lu Wei mengira Duan Zhen adalah orang yang paling tampan, namun dia tidak menyangka dia akan bertemu dengan Yu Yang, lalu dia pun merasa Yu Yang paling bagus, namun kini pandangan itu berbeda setelah dia melihat lagi Lu Zhou dan Shangguan Dian.     

Tatapan Lu Wei yang terang-terangan ini membuat Lu Zhou dan Shangguan Dian mengerutkan kening mereka.     

"Kamu ada urusan apa?" Lu Sheng bertanya lagi dengan sabar.     

Kali ini Lu Wei akhirnya menyadarkan diri, dia tersenyum dengan canggung. Dia menundukkan kepalanya dan menyisir ujung rambutnya, namun sudut matanya tetap sedang mengamati Lu Zhou dan Shangguan Dian.     

Lu Zhou dan Shangguan Dian baik dari penampilan maupun temperamen, semuanya jauh lebih bagus daripada Yu Yang dan Mu Yan. Lu Wei pun memikirkan kalau bisa menikah dengan salah satu dari mereka, dia rela menjadi selir.     

"Adik, apa yang di atas meja itu?" Lu Wei menunjuk pada udang karang dan bertanya.     

Lu Sheng mana mungkin tidak mengetahui isi pikiran Lu Wei? Lu Wei jelas-jelas mau tinggal di sini, tapi Lu Sheng tidak mungkin menurutinya, "Kakak kalau tidak ada urusan bisa pulang dulu, aku sini masih harus melayani tamu penting."     

Ekspresi Lu Wei sedikit canggung, ketika dia ingin mengatakan sesuatu, dia pun melihat tatapan semua orang sedang melanda padanya. Lu Wei demi meninggalkan kesan yang baik, dia pun hanya bisa pergi dengan enggan.     

Ketika Lu Wei berjalan sampai luar pintu, dia pun diam-diam menoleh kembali lagi, dia pun melihat Lu Sheng duduk di samping pria yang wajahnya tampan bagaikan dewa itu, dan wajah Lu Sheng masih tersenyum manis.     

Jangan-jangan dialah Tuan Chu?" Kalau benar begitu, kenapa Lu Sheng begitu beruntung?     

Lu Wei menatap wajah Lu Sheng, kemudian dengan lambat dia baru menyadari Lu Sheng memang memiliki wajah yang sangat cantik. Meskipun dia duduk di samping pria itu, dia juga tidak kalah rupawannya.     

"Ini bukannya Xiaowei? Buat apa kamu berdiri di sini?" Seorang ibu yang kebetulan lewat bertanya pada Lu Wei dengan penasaran.     

Lu Wei langsung menyadarkan diri, dia melotot pada ibu itu dan dia pun pergi dengan tergesa-gesa.     

Ibu itu melihat belakang punggung Lu Wei dengan heran, beberapa saat kemudian ibu itu baru pergi.     

Mengenai rumah Lu Sheng sering ada tamu penting yang datang, para penduduk desa sudah tidak ada yang heran lagi.     

"Keluarga Lu masih ada saudara lain?" Lu Zhou bertanya. Di negara Xuanyue, marga Lu adalah marga nasional, namun juga ada banyak masyarakat yang menggunakan marga tersebut.     

"Ada, tapi tidak begitu dekat, mereka semua itu adalah orang yang suka mengambil keberuntungan orang." Yang menjawab pertanyaan Lu Zhou adalah Lu Ran.     

Mu Yan mengejek Yu Yang, "Sebelumnya aku pernah melihatnya, dia sepertinya tertarik dengan Saudara Yu."     

Akhir-akhir ini karena sering bertemu dengan Lu Zhou dan Shangguan Dian di restoran Lu, jadi Yu Yang dan Mu Yan pun tidak begitu kaku lagi.     

"Saudara Mu jangan bicara sembarangan." Yu Yang melirik Mu Yan dengan tidak berdaya.     

"Xiaosheng, sudah bisa makan?" Shangguan Dian tidak tertarik dengan masalah lain, kini dia hanya tertarik dengan makanan saja.     

Lu Sheng pun tertawa, "Bisa, cepat makan, nanti kalau dingin sudah tidak enak lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.