Gadis Lugu Liar Galak

ACAR REBUNG



ACAR REBUNG

0"Pengawal Chu, berhenti!" Chu Yun yang mengangkut dua ember udang karang, sepanjang jalan berjalan terus sampai tepi kolam. Kepala Pelayan Shi yang melihat Chu Yun sudah akan menuang kedua ember udang karang itu ke dalam kolam pun terkejut dan segera menghalanginya dengan panik.     
0

Chu Yun membalikkan kepalanya dengan heran, dia pun mengerutkan keningnya dan bertanya, "Kenapa?" Chu Yun melihat sebelumnya Lu Sheng memelihara udang karang di dalam kolam, jadi dia pun mengira Lu Sheng ingin memindahkan udang karang ke kolam besar ini.     

"Bukan di dalam kolam, tapi di sini." Kepala Pelayan Shi menunjuk ke longkang yang di samping kolam.     

Chu Yun melihat longkang itu, lalu dia pun melihat ke Lu Sheng yang berdiri di belakang Kepala Pelayan Shi, "Nona Lu, udang karang ini mau dimasukkan ke dalam longkang kah?"     

"Benar." Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Langsung tuang ke dalam saja."     

Chu Yun yang mendengar kata-kata Lu Sheng pun memutar arahnya dan menuang dua ember udang karang itu ke dalam longkang. Chu Sihan juga menuang udang karang yang di tangannya ke dalam longkang.     

Setelah Kepala Pelayan Shi menaburkan rumput bebek itu ke dalam longkang, dia baru bertanya pada Lu Sheng, "Nyonya Muda, udang karang ini tidak memerlukan makanan lain?"     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, mereka cukup makan rumput bebek saja. Kedepannya setiap dua puluh hari aku akan datang melihatnya."     

"Udang karang ini setiap dua puluh hari apa harus mengganti airnya?" Chu Sihan meletakkan ember di atas daratan, dia mengangkat alisnya dan bertanya.     

"Kurang lebih." Lu Sheng tersenyum, "Kira-kira dua puluh hari sekali harus diganti."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, lalu dia pun melihat ke Kepala Pelayan Shi, "Kepala Pelayan Shi, sudah mendengarnya?"     

"Baik!" Kepala Pelayan Shi tersenyum pada Lu Sheng, "Nyonya Muda tidak perlu khawatir, Anda tidak harus datang ke sini, Anda cukup mengajari hamba cara memelihara udang karang ini sudah cukup."     

Lu Sheng tersenyum, "Kalau begitu mohon bantuannya!"     

Meskipun udang karang bisa berkembang biak dengan cepat, namun masa pertumbuhan mereka agak lambat. Udang karang ini kini belum berkembang biak, nanti kalau ingin memanen mereka, mungkin harus menunggu tahun depan.     

Kepala Pelayan Shi tertawa dengan senang, "Nyonya Muda tidak perlu sungkan, ini harus."     

Chu Yun mendengar Kepala Pelayan Shi memanggil Lu Sheng sebagai Nyonya Muda terus, dia pun melirik Kepala Pelayan Shi dengan enggan, merasa Kepala Pelayan Shi sedang menyenangkan hati Lu Sheng.     

Setelah pulang dari kolam, Lu Sheng memberitahukan kepada Kepala Pelayan Shi bahwa jika ada buah yang sudah busuk juga bisa masukkan ke dalam longkang untuk menyuap udang karang itu.     

Kepala Pelayan Shi mendengar hal tersebut, dia pun langsung memanggilkan orang menyuruh mereka memungut buah yang sudah jatuh ke tanah dan membuangnya ke dalam longkang.     

"Tuan, Nyonya Muda, apakah kalian sudah mau pulang?" Kepala Pelayan Shi melihat Lu Sheng dan Chu Sihan sepertinya tidak ada niat untuk duduk di dalam rumah, dia pun bertanya.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Hmhh, masih ada banyak urusan yang harus dikerjakan, jadi kami pun tidak bisa lama-lama di sini."     

"Kamu suka buah biwa tidak?" Chu Sihan menatap kebun buah biwa dan bertanya pada Lu Sheng.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Suka!"     

Chu Sihan pun tersenyum, lalu dia melihat lagi ke Kepala Pelayan Shi, "Nanti setelah buah biwa ini sudah matang, kamu petikkan sedikit dan antarkan ke Nyonya Muda."     

"Baik!"     

Lu Sheng mendengar kata-kata Chu Sihan, dia pun melihatnya. Cukup Kepala Pelayan Shi yang memanggilnya Nyonya Muda, kenapa Chu Sihan juga?     

Chu Yun yang berdiri di samping malah jatuh ke dalam pikiran dalamnya.     

Ternyata Tuan Chu lebih suka mereka memanggil Nona Lu sebagai Nyonya Muda, ya? Berarti sebelumnya dia sudah salah? Sepertinya dia sudah harus mengganti panggilan terhadap Nona Lu.     

Lu Sheng, Chu Sihan, dan Chu Yun baru saja pulang ke desa Liuyue, Lu Sheng sudah mulai sibuk lagi.      

Lu Sheng merekrut dua puluh orang penduduk desa, menyuruh mereka menggali keluar semua rebung yang di dalam hutan bambunya itu. Setiap orang seratus lima puluh koin perak, di dalamnya termasuk Bibi Yu dan Bu Fang.     

Bibi Yu melempar A Yuan kepada Liang Ping yang memiliki waktu luang untuk sementara waktu, lalu dia pun berlari ke rumah tua keluarga Lu untuk berkumpul dengan semua orang.     

Lu Sheng mengeluarkan keranjang bambu yang dibuatkan Lu Dahua sebelumnya dan memberikannya kepada semua orang. Untuk menghindari ada yang mencuri, Lu Sheng meminta Bibi Yu dan Bu Fang membantu memantau ketika sedang mencari orang.     

Jadi semua orang yang di sini adalah orang yang jujur dan pekerja keras.     

"Nona Lu, setiap hari Anda begitu sibuk, apa Anda tidak lelah" Chu Yun melihat Lu Sheng berlari ke sana dan ke sini, dia pun membantu Lu Sheng karena merasa pusing.     

Lu Sheng tersenyum, dia pun menjelaskan, "Ini namanya memenuhi kehidupan." Dibandingkan dengan duduk diam dan hanya menunggu makan, Lu Sheng lebih suka kehidupan yang sibuk.     

Lu Sheng membawa keranjang di punggungnya, lalu dia pun berkata pada Chu Sihan, "Tuan, mau ikut?"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Hmhh."     

"Kalau begitu… ini buat kamu." Lu Sheng mengambilkan sebuah keranjang lagi untuk Chu Sihan, namun di balik matanya menyimpan senyuman bercanda.     

Chu Yun melihat, dia pun segera menerima keranjang itu dengan panik, "Biar hamba yang membantu Tuan membawanya." Chu Yun yang sudah lama mengikuti Chu Sihan, dia masih belum pernah melihat Chu Sihan membawa keranjang.      

Dan juga hanya Lu Sheng yang memiliki keberanian ini, menyuruh Chu Sihan membawa keranjang di punggungnya.     

Jangankan Chu Yun, bahkan semua orang yang menunggu berangkat pun juga terkejut berat.     

Akhir-akhir ini Chu Sihan sering datang ke desa Liuyue, hampir semua penduduk desa sudah mengenal wajah Chu Sihan. Jadi ketika mereka melihat Lu Sheng bahkan berani "mempekerjakan" Chu Sihan, mereka pun benar-benar terkejut.     

Lu Sheng tersenyum kepada semua orang, "Aku hanya bercanda dengan Tuan saja."     

Chu Sihan melihat Lu Sheng, dia pun mengambil keranjang itu dan membawanya di punggungnya, dia mengabaikan tatapan terkejut dari semua orang, dia pun mengangkat alisnya terhadap Lu Sheng dan bertanya, "Sudah bisa jalan?"     

"Bi… bisa!" Lu Sheng menjawab dengan kaku, beberapa saat kemudian dia baru bisa kembali normal.     

Kemudian Lu Sheng pun berkata ke semua orang "Kalian semua sudah membawa alatnya? Kalau sudah ayo kita jalan."     

Semua orang melirik Chu Sihan, kemudian mereka pun menganggukkan kepalanya. Mereka mengambil alat mereka, naik ke atas delman sapi yang disewakan Lu Sheng dan berangkat ke hutan bambu.     

Lu Sheng tidak mengetahui tahun-tahun sebelumnya hutan bambu ini menghasilkan berapa banyak rebung, dia hanya tahu rebung yang di dalam hutan bambu ini sangatlah banyak.     

Setelah setengah hari, dua puluh orang ditambah lagi oleh Lu Sheng, Chu Sihan dan Chu yun, semuanya mendapatkan total rebung dua ratus lima puluh kilogram, dan ini masih setengah dari seluruh hutan bambu Lu Sheng saja.     

Sebelum menggali rebung, Lu Sheng sengaja mengingatkan mereka jangan menggali rebung yang besar, karena itu dibuat untuk bertumbuh menjadi bambu.     

Setelah membayar upah kepada dua puluh orang itu, Lu Sheng baru mulai memasak untuk Chu Sihan dan Chu Yun.     

Sebelum Chu Sihan pulang ke kota, dia pun memberitahukan kepada Lu Sheng, "Di Linjiangfu sana ada kasus baru lagi, jadi aku harus pulang untuk sementara waktu. Sementara ini aku tidak bisa datang menemanimu lagi."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Tidak apa-apa, Tuan, aku menunggumu pulang." Lagi pula kalau Chu Sihan mau pulang, dia bisa pulang kapan saja. Harus diketahui, Chu Sihan bukanlah orang biasa.     

Chu Sihan tersenyum, "Kalau begitu kami pergi dulu."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Hati-hati di jalan."     

"Kamu juga." Chu Sihan menyisir rambut Lu Sheng sambil tersenyum, baru dia membalikkan badan dan masuk ke dalam delman kuda.     

"Pengawal Chu, hati-hati di jalan." Chu Yun menganggukkan kepalanya pada Lu Sheng, baru dia mengendarai delman kuda meninggalkan rumah Lu Sheng.     

Lu Sheng berdiri di luar rumah melihat delman kuda Chu Sihan menjauh, kemudian dia baru membalikkan badannya dan mengunci pintu rumah.     

Rebung yang digali dan dibawa pulang hari ini semuanya ditumpuk di halaman.     

Keesokan harinya, Lu Sheng mencari lagi sepuluh orang, ada laki-laki ada perempuan, ada tua dan ada muda, mereka semua adalah orang yang dipilihkan oleh Bu Fang.     

Rebung yang digali hari ini bahkan lebih banyak seratus lima puluh kilogram daripada semalam.     

Mungkin karena upah yang diberikan Lu Sheng sangat tinggi, jadi mereka semua pun menggali dengan giat.     

Lu Sheng melihat rebung ratusan kilogram yang bertumpuk di halaman rumahnya, dia pun berpikir sejenak, dan memutuskan untuk menggali lagi satu hari.     

Dengan jumlah orang yang sama, pada hari ketiga dengan tiga puluh orang, mereka menggali lima ratus kilogram lebih rebung. Ditotalkan dengan rebung yang digali dua hari yang lalu, semuanya total terdapat seribu seratus kilogram lebih.     

Tentu saja jumlah ini diketahui Lu Sheng karena dia menggunakan timbangan yang di dalam gelang ruangannya untuk menimbang jumlah rebung yang digali, karena dia menimbang rebung ini saat tidak ada orang.     

Di hari keempat, Lu Sheng pergi membeli dua wadah tembikar besar dan membuat dua wadah besar acar rebung, dan sisanya akan dia buat rebung kering.     

Semua penduduk desa merasa aneh, rebung sebanyak ini hanya membutuhkan waktu dua hari dan sudah berhasil mengupas semua kulitnya, bahkan semuanya sudah selesai diiris.     

Namun mereka tidak mengetahui bahwa, pada malam hari Lu Sheng mengeluarkan semua hantu yang dia simpan di dalam kertas hu, bahkan Tan Jun dan Jia Zheng juga tidak dilupakan Lu Sheng, semuanya disuruh untuk mengupas kulit rebung.     

Sekumpulan hantu-hantu ini sibuk mengupas kulit rebung selama dua hari, dimana membuat mereka kelelahan sampai mau mati untuk kedua kalinya.     

Jia Zheng bahkan berdemo pada Lu Sheng dengan berisik, namun dia tidak menyangka akibat demonya menyebabkan dia dan keempat bawahannya harus menerima hukuman mengiris semua rebung yang sudah terkupas kulitnya itu.     

"Xiaosheng benar-benar sangat giat, rebung segunung itu bisa selesai dikupasnya dalam dua hari." Bibi Yu yang datang membantu mengeringkan rebung setelah melihat pekerjaan Lu Sheng, dia pun tidak bisa menahan dan memujinya.     

Lu Sheng mengucapkan terima kasih sambil tersenyum, dia tidak memberikan banyak penjelasan.     

Setelah He Qin menikah, beberapa hari kemudian restoran Lu pun dibuka kembali.     

Acar rebung yang sudah direndam selama tiga hari sudah bisa dimakan. Jadi Lu Sheng pun meminjam delman sapi kepala desa dan mengirim satu wadah acar rebung dulu ke restoran Lu.     

"Xiaosheng, apa ini?" He Lai melihat wadah sebesar ini, dia pun sangat penasaran.     

"Acar rebung." Untuk tidak mengganggu tamu, Lu Sheng masuk lewat pintu belakang.     

"Barang ini begitu berat, bagaimana cara kamu membawanya?" He Lai mencoba menurunkan wadah dari delman sapi, namun wadah itu tidak bergerak satu sentimeter pun.     

Lu Sheng tersenyum, kemudian dia pun memeluk wadah itu dan menurunkannya dengan santai.     

He Lai terdiam… Dengan kaget dia melihat Lu Sheng mengangkut wadah itu masuk ke dalam dapur.     

Wadah sebesar itu meskipun kosong, beratnya juga sudah empat puluh sampai lima puluh kilogram, apalagi kini di dalam wadah seperti ada isinya, dan Lu Sheng mengangkut wadah ini dengan begitu santai?     

Tib-tiba He Lai mulai mencurigai dirinya sendiri. Dia mengikuti Lu Sheng masuk ke dalam dapur, setelah dia melihat Lu Sheng menurunkan wadah itu, He Lai pun mencoba mengangkutnya lagi. Namun sayangnya, sama seperti tadi, He Lai tetap tidak bisa mengangkutnya.     

"Sebenarnya apa yang di dalam wadah ini?" He Lai membuka penutup wadah dan menemukan di bawah penutup masih ada sebuah kain putih yang menutupi mulut wadah.     

Tapi dicium dari aromanya, sepertinya baunya kurang enak, ada bau masam menyebar keluar. He Lai mengerutkan keningnya, "Apa ini? Kenapa baunya begitu aneh?"     

"Acar rebung." Lu Sheng mengurut kedua lengannya, lalu dia pun mengatakan kepada He Zhang yang sedang sibuk, "Paman Zhang, sini sebentar."     

He Zhang mendengar Lu Sheng memanggilnya, dia pun meletakkan barang yang ada di tangannya dan berjalan mendekati Lu Sheng.     

Lu Sheng mengatakan, "Paman Zhang, aku bawakan acar rebung, ini adalah resepnya."     

Lu Sheng mengeluarkan resep dari tas yang dipakaikan di belakang punggungnya dan menyerahkannya kepada He Zhang.     

He Zhang mengambil resep itu dan membacanya, dengan aneh dia melihat Lu Sheng, "Acar rebung ini kamu yang beli?"     

"Aku sendiri yang membuatnya." Lu Sheng tersenyum, dia melanjutkan, "Aku masih ada urusan di desa, aku harus pulang dulu."     

"Wah!" He Lai yang membuka kain putih yang menutupi mulut wadah itu, ketika dia melihat acar rebung yang memenuhi wadah ini, dia pun berseru dengan kaget.     

He Zhang melihat kepada He Lai dengan bingung, ekspresinya sedikit tidak senang.     

"Xiaosheng, kamu… kekuatanmu ini, kamu pasti bisa meninju mati seekor kerbau, ya?" Ujar He Lai.     

"Kamu bilang apa sih?" He Zhang yang sedang sibuk tadi, tidak memerhatikan Lu Sheng yang mengangkut masuk wadah acar rebung ini ke dalam dapur, jadi dia pun sangat tidak mengerti apa yang dimaksud dengan perkataan adiknya ini.     

Seorang gadis diberikan pujian memiliki kekuatan besar, memangnya ini adalah pujian?     

He Lai menjelaskan, "Kak, kamu tidak tahu, wadah sebesar ini tadi diangkut oleh Lu Sheng sendiri ke dalam dapur."     

Berat wadah kosong ditambah lagi dengan acar rebung yang di dalam, setidaknya juga mencapai seratus kilogram lebih. Dan Lu Sheng mengangkutnya dengan begitu santai, memangnya tidak menakutkan?     

He Zhang mendengar kata-kata He Lai, dia tetap tidak memercayainya, dia memilih untuk memercayai He Lai sedang berbicara sembarangan. Dengan badan Lu Sheng yang kurus kecil itu, mana mungkin bisa mengangkut wadah sebesar ini?     

"Serius, Kakak jangan tidak percaya, kamu bisa bertanya pada orang lain." Orang dapur yang sedang bekerja kini juga melihat pada Lu Sheng dengan ekspresi menyeramkan.     

Barang seberat seratus kilogram lebih, jangankan seorang gadis kecil, bahkan mereka yang pria berbadan besar pun tidak bisa mengangkutnya. Dan Lu Sheng yang seorang gadis, sebenarnya bagaimana cara dia mengangkutnya?     

"Ugh…" Lu Sheng tertawa dengan canggung, dia pun mengelabui mereka, "Akhir-akhir ini aku sedang belajar Gongfu dengan guruku, yang aku gunakan tadi adalah tenaga dalam."     

Mereka semua mendengar penjelasan Lu Sheng, mereka pun akhirnya mengerti. Bagaimanapun orang yang bisa Gongfu biasanya memiliki keterampilan yang luar biasa.     

"Ternyata begitu!" He Lai yang mengetahui kebenarannya pun merasa iri. Kalau bukan He Lai mengetahui bahwa guru Lu Sheng adalah Putra Kaisar Ketiga, dia benar-benar ingin menjadi muridnya.     

"Oh ya!" Lu Sheng melihat He Zhang, "Paman Zhang, Bagaimana masalah Kak Yan'er sekarang?"     

He Zhang mendengar Lu Sheng mengungkit masalah ini, dia pun mengerutkan keningnya.     

He Lai yang di samping malah sangat marah, "Dasar Zhao Xian itu, dua hari yang lalu dia datang ke rumah kita mengatakan ingin memiliki selir. Kalau bukan Kak Zhang menghalangiku, aku pasti sudah memukulnya hingga babak belur."     

"Selir?" Lu Sheng tertegun, "Keluarga Zhao sudah kaya raya?"     

"Kaya apanya? Mereka hanya melihat Yan'er kita…"     

"Ehem!" He Lai berkata sampai setengah, He Zhang pun tiba-tiba berdehem memotong kata-kata He Lai.     

He Lai mendengus, kemudian dia pun melanjutkan dengan marah, "Pokoknya kami tidak akan membiarkan Yan'er pulang ke rumah keluarga Zhao lagi."     

Keponakannya yang begitu cantik diserahkan ke tangan binatang itu, tapi kini malah menjadi seperti ini. Semakin He Lai benar-benar memikirkan, maka dia akan semakin geram.     

"Bagus sekali kalau begini!" Lu Sheng tersenyum dengan dingin, "Kalau begitu biarkan Kak Yan'er cerai dengan Zhao Xian itu saja. Nanti lihat dia mau memiliki berapa orang selir, terserah dia."     

Lagipula kini He Yan masih tujuh belas tahun, masih muda sekali.     

"Kita di sini tentu saja mengharapkan hal demikian, tapi keluarga yang bagaikan lintah itu mana mungkin menyetujuinya dengan mudah?"     

He Lai berkata dengan dingin, "Kalau cerai dengan Yan'er, ini diartikan keluarga Zhao kehilangan pemasukan uang, mereka tentu tidak akan menyetujuinya."     

Meskipun dikatakan uang bisa menyelesaikan masalah, namu keluarga He pasti tidak akan memberikan satu perak pun kepada keluarga Zhao lagi.     

Lu Sheng mengaitkan sudut bibirnya, "Masalah ini tidak perlu kalian khawatirkan, biarkan aku yang menyelesaikannya."     

"Kamu?" He Zhang mengerutkan keningnya, "Kamu mau bagaimana menyelesaikan masalah ini?"     

"Rahasia!" Lu Sheng tersenyum misterius terhadap He Zhang dan He Lai, "Kalian cukup menunggu saja, beberapa hari kemudian aku akan membuat dia mengambil inisiatif cerai dengan Kak Yan'er."     

Mata He Lai bersinar terang, "Xiaosheng, kamu benar-benar memiliki cara?"     

Waktu itu He Lai ingin memukul Zhao Xian namun dihalangi, kini hatinya masih membara. Kalau Lu Sheng bisa membantunya memukul Zhao Xian itu dengan babak belur, itu adalah hal yang paling bagus.     

"Sudah, aku harus pulang dulu." Sebelum Lu Sheng pergi, dia menjamin pada He Zhang dan He Lai, "Paman kalian jangan khawatir, masalah ini akan diselesaikan dengan cepat."     

Kemudian Lu Sheng pun berjalan keluar dari dapur, lalu ke halaman belakang. Dia akan mengendarai delman sapi ke pasar untuk membeli barang.     

Namun Lu Sheng belum sempat pergi jauh dengan delman sapinya, bahkan belum keluar dari gang, dia sudah dikepung oleh segerombolan orang berbaju hitam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.