Gadis Lugu Liar Galak

Kepala Pelayan Shi



Kepala Pelayan Shi

0"Oh?" Kedua mata Lu Sheng bersinar terang, "Jauh dari sini tidak?"     
0

Jujur saja, mau memelihara udang karang di tepi sawah masih membuat Lu Sheng khawatir. Dia takut udang karang itu bisa memanjat keluar dari kolam dan merusak ladang orang lain, maka pada saat itu Lu Sheng pun menjadi orang yang akan merasa bersalah.     

"Tidak jauh, di bukit dekat gerbang desa sana saja, lima belas menit sudah bisa sampai dengan menunggang delman sapi." Jawab Chu Sihan.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, lalu dia bertanya lagi, "Tuan, kamu sewakan kolam itu kepadaku saja."     

Chu Sihan tersenyum, "Kalau kamu mau, langsung ambil saja."     

Cepat atau lambat juga akan menjadi milik Lu Sheng.     

"Kalau begitu terima kasih, Tuan!" Lu Sheng tersenyum dengan senang. Lalu dia pun kembali ke rumah orang-orang itu, mengabari mereka kalau besok tidak perlu datang membantu lagi.     

Kemudian Lu Sheng dan Chu Sihan pun pulang ke rumah mengambil delman sapi untuk pergi melihat kolam yang dikatakan Chu Sihan. Delman kuda sangat cepat, dengan delman sapi mengharuskan lima belas menit, namun dengan delman kuda cukup lima menit saja.     

Jalannya juga bagus, jauh lebih datar daripada jalan menuju desa Anmu.     

Rumah besar ini sangat luas, pembantu yang tinggal di sana juga sangat banyak. Melihat ada delman kuda masuk, penjaga rumah pun ingin menghalangi delman kuda tersebut. Namun ketika dia melihat kusir delman, dalam seketika dia pun tertegun, "Tu… Tuan?!"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Buka pintu."     

"Baik, baik, hamba akan segera membukakan pintu untuk Anda!" Penjaga pintu dengan panik membuka pintu kayu, lalu membiarkan delman kuda masuk.     

Begitu masuk ke dalam, sudah bisa melihat sebuah kebun teh, berjalan lebih dalam juga ada pohon-pohon buah yang baru bertunas, dan juga sebaris pohon biwa yang buahnya sudah kuning setengah.     

Kedua sisi jalan telah ditanami bunga aronia yang kini sudah bermekaran dengan bunga berwarna merah jambu. Sepanjang perjalanan hanya bisa melihat bunga dan tidak melihat daun.     

"Tuan?!" Sapa seorang kepala pelayan tua yang membawa cangkul dan bersiap-siap akan pergi bekerja, namun ketika dia melihat Chu Sihan, dia juga terkejut berat.     

Pada saat delman kuda berhenti, kepala pelayan tua pun segera meletakkan cangkulnya dan berlari kemari, "Tuan? Kenapa Anda bisa ke sini?"     

Ini adalah kedua kalinya Chu Sihan datang ke rumah ini. Pertama kali Chu Sihan datang sudah tiga tahun yang lalu.     

Chu Sihan memperkenalkan kepada Lu Sheng yang baru turun dari delman kuda, "Ini adalah Kepala Pelayan Shi."     

"Selamat siang Kepala Pelayan Shi!" Lu Sheng menganggukkan kepalanya kepada Kepala Pelayan Shi sambil tersenyum manis.     

Kepala Pelayan Shi penasaran, namun dia tetap memberikan senyuman sebagai balasan sapa.     

Chu Sihan bertanya, "Kolam yang dulu digunakan untuk memelihara ikan masih ada?"     

"Masih, masih! Hamba baru saja memikirkan akan membersihkan kolam itu dan memelihara lagi ikan yang baru." Meskipun Kepala Pelayan Shi tidak mengerti kenapa Chu Sihan bisa tiba-tiba menanyakan kolam itu, namun dia tetap menjawab dengan sopan.     

Para pelayan rumah yang sudah mulai bekerja mengulurkan kepala mereka ingin melihat orang yang disambut Kepala Pelayan Shi secara pribadi itu, namun mereka tidak berani maju untuk menanyakan situasi.     

Chu Sihan mengatakan, "Bawa kami pergi melihatnya."     

"Tuan, Nona, silakan mengikuti hamba!" Lalu Kepala Pelayan Shi membalikkan badannya mengisyaratkan pelayan yang lain untuk melanjutkan pekerjaan mereka, sedangkan dia membawa Chu Sihan dan Lu Sheng menuju arah kolam itu berada.     

Berjalan ke dalam adalah barisan pohon jeruk, dan di bawah pohon jeruk ada segerombolan ayam dan bebek yang sedang mencari makan.     

Lalu setelah melewati barisan pohon jeruk, sampailah di kolam ikan itu.     

Di samping kolam terdapat kebun aloe vera, dan di sekitarnya terdapat sebuah longkang persegi.     

Lu Sheng berkata pada Chu Sihan dengan kedua mata yang bersinar terang, "Tuan, kolam ini terlalu besar, sepertinya kurang cocok untuk memelihara udang karang, tapi kalau longkang ini bisa."     

Lu Sheng mengambil sebatang batang bambu dan menguji kedalaman air, dia pun menemukan kedalaman air ini kira-kira satu meter, dan luas longkang kira-kira enam sampai tujuh puluh centimeter. Lalu di sekitarnya juga dipagari, mungkin untuk mencegah ayam dan bebek itu berlari keluar.     

*Kamu ingin memelihara di dalam longkang?" Chu Sihan tertegun, dia melihat longkang itu dan berpikir sejenak, "Tapi di sana sering mengalir air, aku takut mereka akan berlari sampai habis."     

Lu Sheng tersenyum pada Chu Sihan, "Tuan tidak perlu khawatir, biar aku yang menyelesaikan masalah ini."     

Kepala Pelayan Shi yang berdiri di samping menjadi pusing ketika mendengarkan percakapan Chu Sihan dan Lu Sheng. Dia pun memikirkan, 'Tuan, Anda bukannya mau memelihara ikan? Kenapa bisa berhenti di sini?'     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Boleh, kamu lihat dulu akan memerlukan apa, biar aku menyuruh Kepala Pelayan Shi menyiapkannya."     

Lu Sheng melihat Kepala Pelayan Shi, sambil tersenyum dia mengatakan, "Kepala Pelayan Shi, bisa tolong carikan papan kayu yang agak besar?" Lu Sheng menggambarkan satu meter panjang dengan tangannya.     

"Tentu saja bisa!" Kepala Pelayan Shi menganggukkan kepalanya, "Nona tunggu sebentar."     

Meskipun Kepala Pelayan Shi tidak mengerti apa yang ingin dilakukan Lu Sheng dengan papan kayu itu, namun dia tetap pergi mencarikannya untuk Lu Sheng.     

Setelah Lu Sheng mendapatkan papan kayu, dia pun mengeluarkan sebuah pisau belati dan mulai melubangi papan dengan ukuran kelingking jarinya, kemudian dia pun memblokir area drainase.     

Chu Sihan berkata pada Kepala Pelayan Shi, "Bawakan cangkul."     

"Baik!" Kepala Pelayan Shi mengelap keringatnya, kemudian dia pun mengambilkan cangkul.     

Chu Sihan menggali dua lubang di area drainase, menunggu Lu Sheng memasukkan papan kayu ke dalam, dia pun menimbun kembali.     

"Begini sudah bisa?" Chu Sihan mengangkat alisnya.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Bisa."     

Tempat ini benar-benar adalah tempat pemeliharaan udang karang yang sempurna, jauh lebih bagus daripada kolam yang di belakang halaman rumah tua keluarga Lu itu.     

"Tuan, nona ini mau memelihara apa!" Mendengar sampai sini, Kepala Pelayan Shi hanya mengetahui Lu Sheng ingin memelihara sesuatu, namun dia tidak mengetahui apa yang ingin dipeliharanya.     

Lu Sheng memperkenalkan diri, "Namaku Lu Sheng, penduduk desa Liuyue yang di sini."     

Kepala Pelayan Shi menganggukkan kepalanya dengan kaku, kemudian dia pun mendengar Lu Sheng melanjutkan, "Aku ingin memelihara sesuatu di sini, nanti mohon Kepala Pelayan Shi bantu menjaganya."     

Lu Sheng? Kenapa nama ini begitu familiar? Kepala Pelayan Shi menggaruk kepalanya, dalam seketika dia tidak bisa mengingat, sebenarnya dari mana dia mendengar nama ini.     

"Dia adalah tunanganku." Chu Sihan melihat Kepala Pelayan Shi dan mulai menjelaskan.     

Kepala Pelayan Shi tertegun, kemudian dia pun langsung menyadarinya, "Ternyata adalah Nyonya muda masa depan!"     

Pantas saja Kepala Pelayan Shi selalu merasa nama Lu Sheng sangat familiar, ternyata ketika dia mengantarkan sayuran ke wisma Chu, dia pernah mendengar orang wisma Chu mengatakan nama ini.     

"Nyonya muda tidak perlu khawatir, tidak memedulikan apa yang Anda pelihara, hamba pasti akan menjaganya dengan baik!"     

Lu Sheng tersenyum, "Terima kasih!"     

Chu Sihan memberikan tatapan pujian kepada Kepala Pelayan Shi. Kepala Pelayan Shi ini jauh lebih cerdas dibandingkan yang lain.     

Chu Yun yang sudah mengikuti di samping Chu Sihan selama bertahun-tahun masih hanya bisa memanggil Lu Sheng sebagai Nona Lu. Memang Kepala Pelayan Shi lebih pintar.     

"Tuan dan Nyonya Muda sudah makan? Mau hamba menyuruh orang untuk siapkan sedikit makanan?"     

Chu Sihan menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu repot, kami sudah makan."     

"Baik." Kepala Pelayan Shi berpikir sejenak, kemudian dia pun tersenyum lagi, "Harusnya buah biwa bulan depan baru matang, tapi buah plum dan buah nektarin sudah matang, atau hamba petikkan sedikit untuk Nyonya Muda bawa pulang?"     

Kedua mata Lu Sheng bersinar terang, "Ke mana petiknya?"     

"Di halaman belakang, kalau Nyonya Muda mau memetik sendiri juga bisa ikut."     

Kepala Pelayan Shi mendengar Lu Sheng adalah seorang petani, barang-barang seperti ini sepertinya lumayan mahal di kota. Tapi dengan adanya Chu Sihan, seharusnya Lu Sheng sering makan, kan?     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya dengan semangat, "Kalau begitu mohon Kepala Pelayan Shi membawaku pergi ke sana."     

Lu Sheng tidak begitu mementingkan makan, dia hanya ingin menikmati proses pemetikan saja.     

Lu Sheng pernah menanam banyak barang di masa lampau, tapi seperti pohon buah ini, dia hanya memiliki satu batang pohon buah saja, tidak semenarik kebun pohon buah yang seluas ini.     

"Hamba ambilkan keranjang dulu buat Nyonya Muda."     

Di halaman belakang, Lu Sheng mengira hanya ada buah plum dan buah nektarin, namun ternyata juga ada buah murbei, yang juga sudah matang.     

Setelah Lu Sheng memetik buah plum dan buah nektarin, dia juga memetik setengah keranjang buah murbei.     

Ketika Lu Sheng dan Chu Sihan datang, kedua tangannya memang masih kosong, namun ketika mereka pulang, hasilnya malah banyak sekali.     

Lu Sheng duduk di atas bantal bulat, sepanjang perjalanan pulang dia pun terus makan.     

"Kalian pergi untuk apa? Kenapa sekarang baru pulang?" Lu Zhou mengerutkan keningnya, dengan tidak senang dia melotot Lu Sheng dan Chu Sihan.     

"Aku pergi ke tempat bagus." Lalu Lu Sheng pun meletakkan dua keranjang buah di atas meja.     

Lu Sheng melihat hanya ada Lu Zhou seorang, dia pun mengangkat alisnya dengan heran, "Guru, mana yang lain?"     

"Shi Yi dan Yun Ting mengatakan mereka mau jalan-jalan dekat Sungai Qingshui, sedangkan Paman Dian-mu pergi memancing udang karang di halaman belakang."     

Lu Sheng terdiam… Kalau udang karangnya tidak cepat-cepat dia pindahkan ke longkang rumah besar keluarga Chu, takutnya akan dimakan habis oleh Shangguan Dian. Harus diketahui, di zaman ini hanya Lu Sheng yang memiliki udang karang.     

"Tuan, besok kamu bangun yang pagi, kalau tidak segera memindahkan mereka, udang karangku sudah pasti habis!"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya sambil tertawa, "Baik."     

Lu Zhou mengangkat alisnya, "Itu bukannya hanya udang karang? Kalau habis ya habis, kamu bukannya masih ada sekolam kepiting sungai?"     

"Itu mana bisa disamakan?" Lu Sheng mendengus, "Kepiting sungai bisa didapatkan di mana-mana, tapi aku hanya membawa sedikit udang karang ke sini saja, kalau dimakan habis, aku mau mencari ke mana?"     

Lu Zhou mengelus hidungnya, dia menggumam, "Paling aku memikirkan lagi cara untuk pulang ke zaman modern dan membawakan udang karang untukmu."     

"Begitukah?" Lu Sheng mengangkat alisnya, "Lalu kamu mengganti ragamu lagi?"     

Lu Sheng tidak begitu peduli, "Ini cuma sebuah raga saja, rusak ya rusak, nanti aku ganti dengan yang lain saja."     

Lagipula raga ini juga bukan miliknya. Raga asli Lu Zhou masih dibekukan di goa es gunung Qingfeng.     

Oh ya, kini menambah lagi raga asli Lu Sheng di sampingnya, Lu Zhou juga membekukan raga asli Lu Sheng di dalam goa es itu.     

Ke depannya Lu Sheng masih memerlukannya, Lu Zhou tidak mungkin menimbunnya begitu saja.     

Bagaimanapun Lu Sheng bisa kesini hanya untuk membantu Chu Sihan melewatkan malapetaka cinta. Setelah selesai menjalani kehidupan di sini, Lu Sheng masih harus pulang ke dunia asalnya.     

"Pokoknya besok pagi aku mau memindahkan udang karang itu ke tempat lain. Kalau kalian mau makan yang lebih banyak lagi, kalian sebaiknya menahan diri dulu, jangan sampai memakan habis."     

Lu Zhou mengangkat alisnya, dia tidak lagi mengatakan apapun, melainkan mengambil satu buah nektarin dan memakannya dengan santai.     

Pada waktu makan malam, Lu Sheng memasakkan lagi udang karang yang dipancing Shangguan Dian. Sampai selesai makan malam, Lu Sheng baru berhasil mengantar pulang semua orang.     

Keesokan harinya.     

Ketika cahaya matahari belum terang sepenuhnya, Lu Sheng sudah membawa ember pergi memancing udang karang di belakang halaman.     

Setelah Lu Sheng memancing dua ember penuh udang karang, Chu Sihan dan Chu Yun pun tiba di rumah.     

"Nona Lu, sudah cukup? Atau hamba bantu memancing?" Chu Yun mendekati Lu Sheng dan bertanya.     

Lu Sheng memberikan tongkat pancing kepada Chu Yun, "Kamu pancing, aku ambil ember di halaman depan."     

"Baik!" Chu Yun menerima tongkat pancing itu dan mulai memancing dengan serius.     

"Tuan, kamu duduk dulu, aku segera kembali." Lu Sheng membawakan sebuah bangku kecil yang di samping untuk Chu Sihan dan mengisyaratkannya untuk duduk.     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, kemudian dia pun duduk di atas bangku itu.     

Lu Sheng pergi ke halaman depan mengambil ember kosong, lalu dia membuat lagi sebuah tongkat pancing dengan batang bambu. Kemudian dia pun memberikan tongkat pancing itu kepada Chu Sihan, membiarkan dia memancing bersama Chu Yun.     

"Aku pergi mencari rumput bebek ini di sungai sekitar sini." Di sana terdapat banyak Aloe vera, namun malah tidak nampak rumput bebek. Lu Sheng ingin meletakkan rumput bebek di dalam air, karena udang karang suka makan rumput air seperti ini.     

Setelah Lu Sheng kembali dengan sekeranjang penuh rumput bebek, Chu Sihan dan Chu Yun sudah memancing setengah ember udang karang.      

Lu Sheng takut udang karang itu akan melarikan diri, dia pun segera menyuruh Chu Sihan dan Chu Yun berhenti memancing.     

Chu Yun yang sedang semangat memancing mendengar kata-kata Lu Sheng, dia pun hanya bisa menarik kembali tongkat pancingnya dengan enggan.     

Lu Sheng menyuruh Lu Jiang dan Lu Xin pergi ke rumah sebelah mencari A Yuan yang bermain. Sedangkan Lu Sheng, Chu Sihan, dan Chu Yun pun berangkat ke rumah besar wisma Chu.     

Semalam sebelum Lu Sheng pulang, dia sudah memberitahukan kepada Kepala Pelayan Shi bahwa dia akan datang lagi besok. Jadi pagi-pagi ini Kepala Pelayan Shi sudah menunggu di luar pintu.     

"Kepala Pelayan Shi, siapa nona yang datang semalam itu? Wisma Chu sepertinya tidak ada nona ini, ya? Jangan-jangan dia adalah nona sepupu?" Penjaga pintu bertanya dengan penasaran.     

"Nona sepupu apanya?" Kepala Pelayan Shi mendengus, "Dia adalah Nyonya Muda wisma Chu di masa depan."     

"Ah?" Penjaga pintu itu tertegun, "Jangan-jangan, dia adalah Nona Shangguan itu?"     

"Bicara sembarangan!" Kepala Pelayan Shi membentak penjaga pintu itu, dengan serius dia memperingatinya, "Nona Shangguan adalah Nyonya Muda kedua wisma Chu, bukan Nyonya muda kita. Nona yang datang semalam itu adalah tunangan yang dipilihkan Peramal Kerajaan untuk tuan kita. Katanya tuan kita memiliki satu malapetaka, dan harus menikahi nona ini dulu baru bisa melewati malapetaka tersebut."     

"Ternyata begitu!" Penjaga pintu itu menganggukkan kepalanya, "Ketika hamba masih di wisma Chu bertahun-tahun yang lalu, Nona Shangguan itu pun sudah setiap hari datang mencari Tuan Chu, namun siapa bisa menyangka dia akhirnya malah menjadi nyonya muda kedua."     

"Sesuatu itu tidak ada yang namanya kepastian." Kepala Pelayan Shi tersenyum, "Lagipula, aku merasa Nona Lu yang semalam jauh lebih bagus daripada Nona Shangguan, pantas saja Tuan Chu bisa begitu menyayanginya."     

Mereka semua pernah bekerja di wisma Chu yang di kota Huangyang, jadi secara alami mereka pun mengetahui sikap Chu Sihan terhadap Shangguan Ling'er. Tapi waktu itu Nyonya Chu sangat baik pada Shangguan Ling'er, mereka sempat mengira Chu Sihan akan menuruti kata-kata Nyonya Chu, menikahi Shangguan Ling'er.     

Penjaga pintu masih ingin mengatakan sesuatu, namun ketika dia mendengar suara roda delman kuda yang mendekat, dia pun segera menutup mulutnya.     

Kedua mata Kepala Pelayan Shi pun bersinar terang, "Pasti mereka datang."     

Dan benar, dari jauh sana, Kepala Pelayan Shi bisa melihat Chu Yun yang sedang mengendarai delman kuda.     

"Hari ini pengawal Chu juga datang?" Begitu delman kuda berhenti di depan pintu, Kepala Pelayan Shi pun membuka pintu sambil menyapa Chu Yun dengan senang.     

"Kepala Pelayan Shi." Chu Yun menganggukkan kepalanya kepada Kepala Pelayan Shi, kemudian dia baru mengendarai delman kuda dan masuk ke dalam.     

"Apa ini?" Melihat tiga ember udang karang yang diturunkan dari delman kuda oleh Chu Yun itu, Kepala Pelayan Shi pun merasa seperti melihat barang baru.     

Chu Yun menjelaskan, "Ini namanya udang karang, dia berbeda dengan udang yang biasa kita makan itu."     

Setelah Lu Sheng turun dari delman kuda, ketika dia akan mengangkut ember itu, Chu Yun justru mengangkut dua ember terlebih dahulu.     

Kepala Pelayan Shi melihat, dia pun mengangkut satu ember udang karang yang tersisa itu. Dia melihat Lu Sheng dan mengatakan, "Nyonya Muda, apakah udang ini mau dimasukkan ke dalam longkang?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Benar."     

"Tunggu." Chu Sihan memanggil Kepala Pelayan Shi, "Kamu pergi angkut rumput bebek itu, udang karang ini biar aku saja."     

"Oh, baik!" Kepala Pelayan Shi mengira hanya tersisa satu ember udang karang ini saja, namun ternyata masih ada satu keranjang rumput bebek.     

"Nyonya Muda, buat apa rumput bebek ini?" Kepala Pelayan Shi benar-benar tidak menyangka rumput bebek yang akan dibuang setiap waktu tertentu itu, ternyata Lu Sheng akan membawanya sendiri ke sini.     

"Ini adalah makanan udang karang, mereka suka makan rumput ini."     

"Ternyata begitu!" Kepala Pelayan Shi tersenyum, "Di sini kita juga ada rumput bebek, tapi hamba selalu menyuruh orang untuk membuangnya."     

Lu Sheng yang mendengar kata-kata Kepala Pelayan Shi pun akhirnya mengetahuinya, pantas saja dia tidak menemukan rumput bebek, ternyata karena sudah dibuang. Jadi dia pun meminta Kepala Pelayan Shi, "Lain kali kalau rumput bebek sudah tumbuh kembali, Anda tidak perlu membersihkannya, nanti aku akan mencarikan orang mengambil alih drainase."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.