Gadis Lugu Liar Galak

MEMANCING UDANG KARANG



MEMANCING UDANG KARANG

0"Tapi sepertinya sangat sulit, ya." Lu Sheng tersenyum pada Chu Sihan.     
0

Lu Zhou yang tingkat pelatihannya begitu tinggi saja harus menggunakan raga aslinya sebagai bayaran untuk menembus ruang waktu, apalagi Lu Sheng yang tingkat pelatihannya begitu rendah. Sungguh mustahil.     

Kalau memaksakan diri untuk menembus ruang waktu, mungkin jiwa rohnya akan hancur langsung. Bayaran ini sungguh besar sekali, Lu Sheng menyatakan dia tidak bisa membayarnya, juga tidak berani mencobanya.     

"Tunggu suatu saat saja." Chu Sihan tersenyum kepada Lu Sheng.     

Chu Sihan memiliki sebuah firasat, suatu saat nanti dia dan Lu Sheng akan kembali ke tempat asal Lu Sheng.      

Lu Sheng tersenyum, dia pun mengatakan, "Tunggu suatu hari itu saja, bisa membuatku pulang ke tempat asalku."     

Meskipun zaman ini juga tidak jelek, namun Lu Sheng lebih menyukai tempat asalnya.     

Setengah bulan kemudian, Huangyang, wisma Lu.     

"Guru, kalian sudah pulang, Kakek Guru dan Bibi Wen tidak ikut kalian pulang?" Di depan meja teh, Lu Sheng bertanya pada Lu Zhou dengan penasaran.     

"Kakek gurumu sudah pulang ke Wufeng, sedangkan Bibi Wen-mu mengikuti Chunyu Dong ke Yangchengfu."     

"Lalu Lanyi?" Kali ini Lu Zhou pulang ke Huangyang, Lu Sheng malah tidak melihat Lanyi ikut pulang.     

"Hakim daerah baru kota Yongfu belum tiba. Lanyi dan Qingyi masih tinggal di Yongfu, mungkin masih lama baru bisa datang ke sini." Setelah Lu Zhou selesai menjelaskan, dia pun segera menanyakan masalah udang karang.     

"Akhir-akhir ini cuacanya sangat bagus, bagaimana dengan kondisi udang karang?"     

"Mana aku tahu." Lu Sheng mengangkat pundaknya. Dia baru sampai di Huangyang dua hari yang lalu, belum sempat pulang ke desa Liuyue untuk melihat kondisi kepiting dan udang karang.     

"Apa itu udang karang?" Shangguan Dian dengan penasaran memotong percakapan Lu Sheng dan Lu Zhou dia pun langsung bertanya.     

Bahkan Youming juga melihat kepada Lu Sheng dan Lu Zhou dengan penasaran.     

Lu Zhou tersenyum dengan misterius, "Makanan enak."     

Shangguan Dian mendengar ada makanan enak, dia pun menjadi semangat, "Apakah itu makanan yang sudah kamu janjikan kepadaku itu?" Kenapa dia tidak pernah menemukan dunia manusia memiliki begitu banyak makanan enak, ya? Benar-benar sia-sia dia hidup selama sepuluh ribu tahun.     

"Besok aku pulang ke desa, malamnya aku akan membawa pulang sedikit dan memasaknya untuk kalian semua."     

Mendengar kata-kata Lu Sheng, Lu Zhou pun mengangkat alisnya, "Aku dengar Lu Ran mengatakan kalau kamu membeli seratus hektar tanah, apa yang ingin kamu tanam?"     

Lu Sheng berkata dengan puas, "Banyak yang mau aku tanam."     

"Oh." Kemudian Lu Zhou mengulurkan tangannya, dalam seketika di atas telapak tangannya pun muncul sebuah barang, "Mau sekalian tanam ini?"     

"Apa itu?" Lu Sheng bertanya.     

"Kamu akan tahu kalau kamu melihatnya."     

Dengan penasaran Lu Sheng mengulurkan tangannya mengambil barang itu, setelah dia membukanya, dia pun mencium sebuah aroma yang wangi…     

Lu Sheng pun terdiam sejenak… kemudian dia pun berkata pada Lu Zhou, "Guru, barang ini, meskipun kamu memiliki kemampuan menembus langit pun, kamu juga tidak bisa menanamnya."     

Kuaci biji semangka, mana mungkin bisa ditanam?     

"Hmhh?" Lu Zhou mendengar kata-kata Lu Sheng, dia pun mengulurkan kepalanya dan melihat barang itu, lalu dia pun mengatakan, "Oh, salah ambil." Kemudian Lu Zhou memberikan kantong kecil lain kepada Lu Sheng, "Ini baru benar."     

Lu Sheng mencibir, dia pun mengembalikan kuaci biji semangka kepada Lu Zhou.     

"Apa itu?" Shangguan Dian mencium bau kuaci biji semangka itu, dengan penasaran dia menatap pada kantong itu dan bertanya.     

"Kuaci biji semangka, buat kamu saja." Kemudian Lu Zhou pun melempar kantong berisi kuaci biji semangka kepada Shangguan Dian.     

Shangguan Dian menangkap kantong itu dengan kewalahan, kemudian dia pun dengan tidak sabar membuka kantong itu.     

Ketika Shangguan Dian melihat kuaci biji semangka yang di dalam, dia pun mengerutkan keningnya, "Barang ini bisa dimakan?" Dengan bingung Shangguan Dian menangkap setumpuk kuaci biji semangka dan masukkan ke dalam mulutnya.     

Setelah Shangguan Dian mengunyah untuk beberapa gigitan, dia pun memuntahkan semua. Setelah dia memuntahkan kuaci biji semangka, dia pun mengembalikan kantong itu kepada Lu Zhou, "Tidak enak, aku tidak mau lagi."     

Lu Sheng tertawa, sedangkan Lu Zhou malah melirik Shangguan Dian dengan enggan, kemudian dia pun memberikan contoh mengambil satu buah kuaci biji semangka dan membuka kulitnya dengan gigi.     

Shangguan Dian melihat gerakan Lu Zhou, dia pun menyadari ternyata cara makannya yang salah. Ketika dia mau mengambil kuaci biji semangka itu, Lu Zhou malah menghindari tangan Shangguan Dian di mana membuat Shangguan Dian mengamuk.     

"Guru, Paman Dian, aku pulang tidur dulu, ya, besok aku masih harus bangun pagi." Lu Sheng berdiri sambil menguap, setelah dia berpamitan dengan Lu Zhou dan Shangguan Dian, dia pun pergi ke kamarnya.     

Keesokan harinya.     

Setelah Lu Sheng selesai sarapan, dia pun langsung mengendarai delman kuda bersiap-siap untuk keluar rumah. Namun siapa bisa menyangka, ketika dia baru keluar dari wisma Lu, dia sudah melihat Chu Sihan dan Chu Yun sedang berdiri di luar rumahnya.     

"Tuan, Pengawal Chu, kalian kenapa bisa di sini?"     

Chu Sihan tersenyum, "Menunggu kamu."     

"Kata-kata Tuan besar sekali!" Chu Yun tertawa dan mengatakan, "Tadi hamba juga akan mengendarai delman kuda ke sini, tapi kata Tuan ke rumah Nona Lu saja."     

Lu Sheng mengangkat alisnya, "Kalian mau mengikutiku ke desa?" Hari ini dia akan pergi, mungkin harus sampai malam baru bisa pulang. Karena hari ini dia mau mencari orang membajak tanah, dan mencari orang dalam pembibitan juga."     

Lu Sheng sendiri tidak mungkin bisa menyelesaikan pekerjaan sebanyak ini.     

"Kali ini aku pulang ke desa, mungkin sore baru bisa kembali."     

"Tidak apa-apa." Chu Sihan berkata dengan cuek, "Lagipula kami juga tidak ada masalah penting di sini."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Baiklah, kalau begitu ayo." Chu Sihan dan Chu Yun mau ikut, Lu Sheng juga tidak mungkin menghalanginya, kan?     

Lu Sheng mengira hanya Chu Sihan dan Chu Yun yang mengikutinya, namun ternyata begitu keluar dari gang, mereka pun bertemu dengan Yun Ting dan Shi Yi yang datang mencari Chu Sihan.     

Akhirnya, tiga orang menjadi lima orang.     

"Nona Lu, kenapa hari ini restoran tidak buka?"     

Ternyata awalnya Shi Yi dan Yun Ting sudah berjanji mau makan di restoran Lu, tapi ketika mereka sampai di restoran Lu, restorannya sedang tutup. Jadi mereka pun memikirkan untuk mencari Chu Sihan untuk minum di restoran Tianyang saja.     

Dan Shi Yi serta Yun Ting tidak menyangka mereka akan bertemu dengan Lu Sheng, Chu Sihan, dan Chu Yun yang akan pergi ke desa Liuyue. Mendengar mereka akan pergi ke desa Liuyue, Shi Yi dan Yun Ting pun ikut.     

"Beberapa hari lagi adalah hari pernikahan pamanku, jadi beberapa hari ini restoran kami tidak akan buka." Lu Sheng heran, "Aku ingat di luar pintu restoran sepertinya ada ditempelkan selembar pengumuman, apakah kalian tidak melihatnya?"     

Satu lembar kertas merah sebesar itu di depan pintu, apa Shi Yi dan Yun Ting ini buta selektif?     

"Shi Yi mengatakan, "Ternyata begitu! Kami melihat kertas merah itu, tapi kami tidak membacanya."     

Lu Sheng terdiam… Tidak membaca kata-kata yang di atas kertas, malah menanyakan langsung kepadanya, apakah ini yang dinamakan malas?     

"Oh ya Tuan Shi, baru-baru ini… bagaimana perkembanganmu dengan Nona Yu?" Membicarakan soal gosip, Lu Sheng pun menjadi semangat.     

"Begitulah." Sudut bibir Shi Yi mengait ke atas, ekspresinya sangatlah senang, "Tidak lama yang lalu aku sempat makan bersama Nyonya Yu."     

"Yah!" Lu Sheng merasa terhibur, "Bagus juga ya Tuan Shi, perkembangan Anda jauh lebih bagus daripada Tuan Yun!"     

Yun Ting terdiam…     

Chu Sihan dan Shi Yi sama-sama melihat Yun Ting, mereka berdua pun mendengus pada waktu yang sama.     

"Kalau bukan dia tidak tahu diri, kini dia sudah memeluk orangnya di dalam pelukannya." Shi Yi melirik Yun Ting dengan cuek.     

Yun Ting menghelakan napasnya dengan tidak berdaya. Dia mengetahui sebelumnya dirinya sudah tidak tahu diri, namun kini dia sudah sedang berubah!     

"Semalam aku pergi tamasya dengan Sisi, aku juga pernah makan dengan Perdana Menteri Fu."     

"Chih." Shi Yi mendengus, "Memangnya itu sama? Dan setahuku, kamu hanya mengantar Nona Fu dan Nyonya Fu ke sana saja."     

"Lalu mengenai makan bersama Perdana Menteri Fu apalagi, itu hanya berkat Saudara Chu saja."     

Yun Ting terdiam… Kini tahun baru sudah lewat, apakah kalian bisa untuk tidak menusuk hatinya lagi?     

"Nanti setelah pulang ke Jingcheng, aku akan langsung memberitahukan ibuku, menyuruh ibuku melamar ke wisma Perdana Menteri."      

Kalau Fu Sisi masih ragu, lebih baik Yun Ting langsung bertindak saja.     

"Oh?" Shi Yi mengedipkan matanya, "Kamu benar-benar serius kali ini?"     

"Iyalah." Chu Sihan berkata dengan dingin, "Kalau kali ini dia masih tidak serius, adikku sudah mau memalingkan perasaannya ke orang lain."     

Sejak Fu Sisi datang ke Huangyang, popularitasnya itu sangat tinggi, tuan muda yang mengejar di belakangnya sangatlah banyak.     

Wajah Yun Ting menjadi suram, dia pun mendengus dengan dingin, "Orang-orang itu mana layak buat Sisi?"     

Setiap hari hanya bisa mengejar di belakang Fu Sisi, membaca puisi, menampilkan keterampilan mereka. Dengan sok mengira hanya dengan beberapa puisi sudah bisa menyenangkan hati Fu Sisi.     

Namun para pengejar malah tidak mengetahui bahwa Fu Sisi sejak kecil tidak suka belajar. Kalau bukan dibawa pengaruh oleh Chu Sihan dan Fu Xianyun, Fu Sisi mungkin tidak akan pergi sekolah.     

Jadi para pengejar itu, begitu menampilkan keterampilan diri sendiri, yang ada hanya akan membuat Fu Sisi tidak sabar terhadap mereka saja.     

"Mereka tidak layak namun tetap berusaha menampilkan kelebihan mereka di depan Nona Fu. Sedangkan Saudara Yun yang layak, sebelumnya juga tidak melihat kamu berusaha."     

Shi Yi mencibir, "Untungnya Nona Fu adalah seseorang yang keras kepala, kalau aku sebagai Nona Fu, aku pasti sudah menelantarkanmu sejak dulu."     

Yun Ting tersenyum dengan dingin, "Syukurnya kamu bukan Sisi, kalau tidak, aku bahkan tidak akan memberikan satu tatapan kepadamu."     

Shi Yi terdiam…     

Lu Sheng melihat Shi Yi kalah dalam adu mulut, dia pun tidak bisa bertahan dan tertawa.     

Sepanjang perjalanan ini, Lu Sheng dan Chu Sihan mendengar Shi Yi dan Yun Ting adu mulut terus-menerus, dan mereka ternyata merasa itu sangat menarik.     

Namun sayangnya, momen yang menyenangkan selalu pendek, tidak lama kemudian, mereka pun tiba di desa Liuyue.     

Perjalanan kali ini, selain Lu Sheng, mereka dan yang lainnya tidak sarapan. Jadi begitu tiba di rumah tua Lu Sheng, Shi Yi pun mengabaikan tatapan Chu Sihan yang dingin, dan langsung meminta kepada Lu Sheng sambil menangis.     

Lu Sheng tidak berdaya, dia hanya bisa meminjam beras ke keluarga Liang untuk masak. Bibi Yu bahkan sengaja mencabutkan setumpuk sayuran segar buat Lu Sheng.     

Selain beras, alat masak dan bumbu masak semuanya masih lengkap. Karena Lu Ran sering pulang, jadi barang keseharian ini masih ada.     

Setelah Lu Sheng menanak nasi di dalam panci, dia pun membawa keranjang bersiap akan keluar.     

"Nona Lu, mau ke mana?" Shi Yi mengejar Lu Sheng keluar.     

"Mau ke mana?" Chu Sihan juga bertanya.     

"Oh, aku mau beli sedikit sayur di pasar, kalian duduk dulu, aku akan pulang cepat." Kemudian tanpa menunggu balasan Chu Sihan dan yang lain, Lu Sheng pun langsung keluar rumah.     

"Xiaosheng, sejak kapan kamu pulang?" Bu Fang yang mau keluar beli sayur ketika melihat Lu Sheng, dia pun menyapa dengan senang.     

"Aku baru pulang tadi, ada beberapa teman ikut datang ke rumahku, jadi harus ke pasar untuk beli sayur." Kemudian Lu Sheng melihat ke dalam halaman rumah kepala desa, dia pun tersenyum dengan canggung, "Kak Tao sudah berangkat ke kota Yuxi?"     

"Sudah." Bu Fang menarik lengan Lu Sheng, sambil jalan sambil ngobrol, "Sudah lama dia pergi."     

Dengan canggung Lu Sheng mengatakan, "Waktu itu aku mengatakan ingin mentraktir Kak Tao makan, ternyata aku memiliki sedikit urusan keluar kota. Waktu itu aku juga berangkat buru-buru, jadi tidak sempat memberitahukan Kak Tao."     

"Masalah kecil saja, jangan menyimpannya di dalam hati." Bu Fang menepuk punggung tangan Lu Sheng dan tersenyum, "Hari itu kami suami istri sudah pergi ke restoranmu bersama Kak Tao-mu. Pamanmu dan kakakmu yang melayani kami dan mentraktir kami. Setelah Kak Tao-mu makan makanan di restoranmu, saat pulang dia pun masih memujinya."     

"Begitukah?" Lu Sheng tersenyum, "Bibi dan Paman kalau suka, kalian bisa sering ke sana, dijamin pasti makan gratis."     

"Mana boleh?" Bu Fang mengatakan sambil tersenyum, "Berbisnis itu tidak mudah, mana boleh makan gratis?"     

"Itu bukannya karena ke depannya aku masih memiliki banyak masalah ingin meminta bantuan kepada Bibi dan Paman?"     

Setelah He Qin menikah, Lu Sheng mungkin harus pulang dan tinggal di desa Liuyue untuk sementara waktu.     

"Bantuan apapun juga tidak boleh makan gratis. Kalau kamu memerlukan bantuan tinggal bilang pada Bibi saja, kalau Bibi tidak sanggup, masih ada pamanmu."     

"Sebenarnya kali ini aku pulang dengan tujuan mau mencari orang membajakkan tanahku. Beberapa waktu yang lalu aku mendapatkan sejenis tanaman baru, jadi aku ingin menanamnya terlebih dahulu."     

Saat ini adalah musim semi membajak, semua orang pasti sibuk dengan tanah mereka, juga tidak tahu apakah ada yang mempunyai waktu untuk membantu Lu Sheng membajak tanah.     

"Begitukah?" Bu Fang menganggukkan kepalanya, "Kamu sudah mendapatkan orangnya belum?"     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya, "Sekarang aku masih belum memiliki kerbau dan bajak."     

Bu Fang berpikir sejenak, lalu dia baru mengatakan, "Kamu bisa meminta orang desa membantumu, hanya saja harus menghabiskan sedikit uang."     

"Yang penting ada yang ingin membantu saja, menghabiskan sedikit uang juga tidak masalah. Hanya saja bagaimana cara memperhitungkan biaya ini?"     

Di masa lampau, Lu Sheng juga sering membajak tanah, dan bekerja seharian, itu lumayan melelahkan.     

"Bukan dalam bentuk uang." Bu Fang tersenyum, "Kamu cukup memberikan makan dan minum saja, mereka semua akan membantu dengan senang hati."     

"Oh!" Ternyata yang dikatakan Bu Fang adalah menghabiskan uang beli sayur.     

Lu Sheng pun tersenyum, "Kalau ini bukan masalah, yang penting mereka mau membantu saja."     

Bu Fang menganggukkan kepalanya, "Baik, malam ini sediakan sedikit makanan dan arak, aku suruh pamanmu memberitahukan kepada mereka."     

"Baik!" Sepertinya Lu Sheng harus pulang lagi ke kota.     

Setelah selesai membeli sayur, ketika tiba di rumah kepala desa, Lu Sheng pun berpisah dengan Bu Fang.     

Ketika Lu Sheng pulang ke rumah, dia pun memasakkan beberapa sarapan sederhana untuk Chu Sihan dan yang lainnya, lalu dia pun mengatakan dirinya harus pulang ke kota.     

Shi Yi mengatakan, "Tahu begini, ketika kita datang tadi harusnya sudah menyiapkan barang-barang itu."     

Lu Sheng mengangkat bahunya, "Aku juga tidak menyangka." Kalau Lu Sheng mengetahui masalah ini terlebih dahulu, dia pasti sudah menyiapkannya duluan.     

"Kamu mau tinggal di sini?" Chu Sihan bertanya.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Kalau tidak ada kendala, aku mungkin akan tinggal di sini untuk sementara waktu."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya.     

"Kalian makan dulu, aku pergi mengambil sesuatu dulu." Lu Sheng sudah berjanji pada Lu Zhou dan Shangguan Dian, mau membawakan udang karang untuk mereka.     

Chu Sihan, Shi Yi, dan Yun Ting melihat Lu Sheng membawa potongan daging, ember, dan sebuah tongkat pancing. Mereka mengira Lu Sheng mau memancing ikan, namun ternyata setelah Lu Sheng mengambil ketiga barang ini, dia pun langsung berjalan ke halaman belakang.     

Shi Yi mengira Lu Sheng memelihara ikan di halaman belakang, setelah dia menyumpit beberapa kali sayuran ke dalam mangkok nasinya, dia pun berdiri dan mengikuti Lu Sheng ke halaman belakang.     

Shi Yi berjongkok di tepi kolam sambil membawa mangkuk nasi, dia sedang menunggu Lu Sheng memancing ikan. Namun dia tidak menduga yang dipancing Lu Sheng bukanlah ikan, melainkan adalah setumpuk serangga yang aneh.     

Ada beberapa serangga yang telah dipancing, mereka terjatuh kembali lagi ke dalam kolam.     

Dalam sekaligus Lu Sheng bisa memancing tiga ekor, dia pun langsung memasukkannya ke dalam ember.     

"Apa itu?" Shi Yi juga tidak mementingkan makan lagi, dia mendekati ember dan menatap ke ketiga serangga aneh yang di dalam ember itu dengan bingung. Dan Shi Yi ternyata memiliki perasaan familiar.     

"Udang karang."     

Setelah Shi Yi mendengar nama ini, dia pun akhirnya mengerti, "Ternyata inilah udang karang yang kamu katakan sebelumnya!"     

Pantas saja Shi Yi merasa familiar. Dia mengingat ketika dia pertama kali datang ke rumah tua Lu Sheng, dia pernah melihat kulit udang karang di dalam tong sampah. Waktu itu Shi Yi juga sempat bertanya kepada Lu Sheng barang apa ini.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Benar."     

"Tapi bentuk barang ini sepertinya sedikit aneh, apa benar mereka bisa dimakan? Ada racunnya tidak?" Shi Yi sudah hidup selama dua puluh tahun, dan dia tidak pernah melihat barang ini, apalagi memakannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.