Gadis Lugu Liar Galak

ALANGKAH ENAKNYA KALAU BISA PULANG



ALANGKAH ENAKNYA KALAU BISA PULANG

0Cahaya matahari menyinari seluruh Sungai Ruoshui, angin sepoi-sepoi membuat kelopak bunga jingtao beterbangan dan akhirnya melanda di atas rumah kapal dan orang-orang.     
0

Fu Sisi menepuk jatuh kelopak bunga yang ada di badannya, dia pun menyindir, "Siapa yang bisa melayani orang?"     

Bing Ji menutup mulutnya dengan kipas lipat, dia pun menertawakan Fu Sisi, beberapa saat kemudian dia baru memberitahukan dengan genit, "Nona Fu, yang dimaksud Bing Ji, melayani di tempat tidur."     

Wajah Fu Sisi pun menjadi merah pekat dalam seketika, "Kamu… kamu tidak tahu malu!"     

"Coba lihat." Bing Ji melihat Chu Sihan dan Yun Ting, "Hanya satu kalimat ini saja sudah membuat wajahnya begitu merah, dia mana mengerti kesenangan kalian laki-laki?"     

Chu Sihan dan Yun Ting terdiam… Meskipun mereka adalah laki-laki dewasa, namun mereka masih perjaka sehingga ketika mereka mendengar kata-kata Bing Ji, wajah mereka juga tidak bisa bertahan dan menjadi merah.     

"Dasar jalang yang tidak tahu malu!" Fu Sisi menambahkan dengan marah.     

Bing Ji mendengus dengan dingin, lalu dia pun melirik Lu Sheng yang hanya tersenyum tanpa mengeluarkan suara itu. Dia melihat ekspresi Lu Sheng biasa-biasa saja, sepertinya tidak memiliki reaksi dengan kata-katanya. Bing Ji pun penasaran Lu Sheng itu tidak mengerti kata-katanya, atau sama sekali tidak memedulikannya.     

"Kini kita sudah bertemu, Tuan Chu, mau berlayar bersama?" Bing Ji mengulurkan tangannya menangkap sebuah kelopak bunga kemudian meletakkannya di atas lidahnya, dengan tatapan mengajak dia melihat Chu Sihan.     

"Argh…"     

"Plung!"     

Tiba-tiba rumah kapal Bing Ji bergoyah, Bing Ji yang tidak menstabilkan badannya pun langsung terjatuh ke dalam air.     

"Phuh, hahaha…" Fu Sisi menertawakan Bing Ji tanpa ampun.     

Lu Sheng malah melihat kepada Chu Sihan yang wajahnya sudah sangat suram itu, dia pun mengangkat alisnya.     

"Tolong! Tolong!" Bing Ji berseru pertolongan di dalam air, di mana membuat gadis pembantunya yang di atas rumah kapal pun sadar, mereka segera mengulurkan tangan mereka dengan panik.     

Setelah sejenak perjuangan, akhirnya Bing Ji naik ke atas rumah kapal.     

Dan pada saat ini, rumah kapal Lu Sheng dan Chu Sihan, Fu Sisi dan Yunting sudah melewati rumah kapal Bing Ji dan pergi.     

"Ugh!" Bing Ji duduk di atas lantai, dengan geram dia memukul lantai kapal.     

"Yah." Tiba-tiba sebuah rumah kapal besar pun berhenti di jarak beberapa mil dari rumah kapal Bing Ji.     

Di atas rumah kapal besar itu, para penari dan biduanita itu sedang bersandar di pagar, dengan ekspresi menyindir mereka menertawakan Bing Ji.     

"Coba lihat ini, dengan rambut dan baju yang berantakan ini, orang yang tidak tahu akan mengira dia akan menggoda laki-laki mana, ya?" Yan Fei mengejek terlebih dahulu.     

Para nona yang di atas rumah kapal pun ikut menertawakan Bing Ji tanpa ampun.     

"Nona Yan Fei setidaknya harus memberikan orang sedikit muka, ya." Seorang pria yang di dalam rumah kapal itu pun bersiul sambil mengatakan.     

Wajah Bing Ji sangat pucat, dia pun mendadak berteriak dengan keras. Dia pun langsung menyuruh gadis pembantunya membawa dia kembali ke dalam rumah kapal untuk mengganti bajunya.     

Para nona melihat Bing Ji yang begitu memalukan, mereka pun tertawa terbahak-bahak dengan senang.     

Begitu Lu Sheng dan yang lainnya kembali ke darat, Chu Yun pun langsung maju dan melaporkan ada yang mencari Chu Sihan.     

Setelah bertanya, baru diketahui bahwa ternyata orang yang ingin mencari Chu Sihan adalah hakim daerah yang dikirim Yang Mulia Kaisar.     

Hakim daerah ini akan menjabat di kota Yongfu, tapi karena perjalanannya melewati Linjiangfu dia pun ingin menjenguk Chu Sihan.     

Yun Ting dan Fu Sisi pun pergi setelah tiba di depan pintu kantor pengadilan, lalu Lu Sheng dan Chu Sihan pun masuk ke kantor pengadilan.     

Hakim daerah baru kota Yongfu adalah seorang pria paruh baya yang usianya sekitar empat puluh tahun lebih, yang memiliki wajah serius.     

Setelah bertemu dengan Chu Sihan, hakim baru itu pun segera berdiri dan memberikan hormat kepada Chu Sihan dengan sopan dan sungkan, "Hamba memberikan hormat kepada Tuan Chu!"     

"Tuan Yang tidak perlu sungkan." Chu Sihan mengisyaratkan hakim baru untuk duduk.     

Sedangkan Lu Sheng mencari sembarang kursi dan duduk, tidak mengatakan apapun.     

Yang Zhong melihat pada Lu Sheng dengan aneh, lalu dia baru berkata pada Chu Sihan dengan sopan, "Hamba berjalan melewati Linjiangfu, secara mendadak memutuskan untuk menjenguk Tuan Chu, jika mengganggu, mohon Tuan Chu memaafkan hamba!"     

"Tidak apa-apa." Chu Sihan melihat Chu Yun dan memerintah, "Tuan Yang sudah kelelahan karena perjalanan delman, kamu pergilah, suruh orang menyiapkan satu meja makanan dan minuman."     

"Baik!" Chu Yun menjawab.     

"Tidak perlu, tidak perlu!" Chu Yun baru menerima perintah, Yang Zhong sudah berdiri. Dengan panik dia melambaikan kedua tangannya, "Hamba hanya ingin menjenguk Tuan sebentar saja, sebentar lagi sudah harus berangkat lagi."     

"Mana boleh?" Chu Sihan tersenyum, "Kini Hakim Yang sudah datang ke kawasanku, kalau aku tidak menyambutmu dengan baik, kemudian masalah ini disebarkan keluar, takutnya Lin Siye akan mencari sampai ke pintu depan kantorku."     

Yang Zhong adalah adik ipar Lin Siye, sebelumnya dia selalu menjabat sebagai penyunting buku. Setelah Chu Sihan menjadi Magistrat, Yang Zhong yang menggantikan posisi penyunting buku Chu Sihan.     

Kini Yang Zhong dikirim ke kota Yongfu menjadi hakim daerah, jabatannya tidak turun namun juga tidak naik.     

Yang Zhong tersenyum, "Tuan jangan bercanda."     

Chu Sihan tersenyum, lalu dia mengatakan lagi, "Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan kepada Tuan Yang, tapi tidak tahu apakah Tuan Yang akan menjawab pertanyaanku?"     

Yang Zhong menganggukkan kepalanya, "Tuan silakan bertanya!"     

Chu Sihan melihat Chu Yun.     

Chu Yun pun mengerti, setelah dia keluar, dia pun sekalian menutup pintu.     

Lu Sheng mengangkat kelopak matanya sebentar, kemudian dia pun kembali menundukkan kepalanya memikirkan masalahnya sendiri.     

"Sebelumnya aku pernah bertemu dengan Putra Mahkota di Huangyang, tapi tidak tahu, apakah Putra Mahkota sudah pulang ke Jingcheng?"     

Yang Zhong mendengar pertanyaan Chu Sihan, dia pun segera menjawab, "Jawab Tuan, Putra Mahkota sudah pulang ke Jingcheng."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, kemudian dia melanjutkan pertanyaannya, "Kalau begitu, bagaimana kondisi Putra Mahkota sekarang?"     

"Tuan adalah seseorang yang pintar, untuk apa bertanya kepada hamba lagi?" Yang Zhong menjawab sambil menghelakan napasnya.     

"Tidak juga, aku hanya ingin memastikan situasi Putra Mahkota saja. Tapi dari reaksi Tuan Yang, aku sudah mengetahuinya."     

"Oh ya!" Yang Zhong melihat Chu Sihan dan mengatakan, "Kunjungan hamba kali ini, sebenarnya membawakan sesuatu."     

"Tuan Yang silakan mengatakannya."     

Sebelum Yang Zhong membuka mulutnya, dia melihat dulu kepada Lu Sheng dengan ragu-ragu.     

Chu Sihan mengerti kewaspadaan Yang Zhong, dia pun menjelaskan, "Orang sendiri, tidak perlu waspada terhadapnya."     

Yang Zhong melihat pada Lu Sheng dengan canggung, sedangkan Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis.     

"Apa boleh tanya, Nona ini…" Meskipun Chu Sihan sudah menjelaskan bahwa Lu Sheng adalah orang sendiri, namun Yang Zhong tetap bertanya dengan waspada.     

"Dia adalah tunanganku, juga murid Putra Kaisar Ketiga." Chu Sihan tidak marah terhadap sikap Yang Zhong ini, karena dia sangat mengenal sifat Yang Zhong. Sebelumnya ketika dia masih di Jingcheng, dia sudah pernah mendengar Lin Siye mengatakan Yang Zhong adalah orang yang sangat serius dan waspada.     

"Ternyata begitu!" Setelah mengetahui identitas Lu Sheng, Yang Zhong pun memberikan hormat kepada Lu Sheng.     

Lalu Yang Zhong melihat lagi kepada Chu Sihan, "Yang Mulia Kaisar mengatakan akhir-akhir ini selalu tidak bisa menghubungi Peramal Kerajaan, kemudian beliau mengetahui Peramal Kerajaan dan Tuan Chu pernah sama-sama muncul di kota Yongfu, jadi beliau meminta hamba menanyakan hal tersebut kepada Tuan, apakah Peramal Kerajaan baik-baik saja?"     

Keberadaan Peramal Kerajaan di negara Xuanyue bagaikan sebuah jaminan keamanan negara Xuanyue. Dengan adanya Peramal Kerajaan, Yang Mulia Kaisar dan masyarakat negara Xuanyue baru bisa merasakan keamanan dan kenyamanan.     

"Peramal Kerajaan baik-baik saja, sepertinya dia pergi mengurus masalah pribadinya."     

"Kalau begitu hamba pun bisa aman!" Ujar Yang Zhong.     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Tuan Yang masih ada pertanyaan lain?"     

"Tidak ada!" Yang Zhong berdiri, "Tuan, kalau begitu hamba pun mengucap selamat tinggal dulu!"     

Chu Sihan mengatakan, "Tuan Yang benar-benar tidak mau minum dulu?"     

"Tidak usah." Yang Zhong tersenyum, "Minum arak akan mengganggu pekerjaan. Hamba masih harus mengejar perjalanan, maka hamba pun tidak mau lama-lama di sini. Kemudian untuk masalah Peramal Kerajaan, mohon Tuan Chu mengabarkan kepada Yang Mulia Kaisar!"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Baik, kalau begitu aku pun tidak mengantar Tuan Yang keluar."     

"Hamba pergi dulu!" Yang Zhong memberikan hormat kepada Chu Sihan dan Lu Sheng, kemudian dia pun berjalan keluar dari kantor pengadilan.     

Chu Sihan melihat Yang Zhong menjauh, lalu dia baru berdiri dan berjalan ke samping Lu Sheng. Dia mengulurkan tangannya kepada Lu Sheng, "Ayo, makan siang."     

Lu Sheng tersenyum, dia pun meletakkan tangannya ke dalam telapak tangan Chu Sihan, membiarkan tangannya digandeng oleh Chu Sihan.     

Pada perjalanan menuju kamar Chu Sihan, Lu Sheng pun bertanya, "Tuan, kapan kita pulang ke Huangyang?"      

Kini sudah musim semi, sudah saatnya Lu Sheng membajak seratus hektar tanahnya itu. Cabai, kentang, tomat, dan ubi sudah harus ditanam. Lalu kepiting dan udang karangnya juga, sudah saatnya mengembangkan jumlah peliharaan mereka.     

Chu Sihan tersenyum, "Besok, besok kita langsung berangkat." Chu Sihan mengetahui bahwa Lu Sheng sudah rindu dengan rumahnya, kalau bukan karena akhir-akhir ini dia memiliki pekerjaan rinci yang harus dia kerjakan, mungkin dia sudah membawa Lu Sheng pulang dari kemarin.     

"Tuan, apakah kali ini hamba perlu mengikuti kalian pulang?" Chu Yun yang berjalan di belakang mereka pun segera bertanya.     

"Kalau kamu mau pulang bisa pulang, kalau tidak mau pulang bisa tinggal di sini membantu Kepala Polisi Ji mengurus kantor pengadilan."     

Chu Yun yang mendengar kata-kata Chu Sihan, dia segera menjawab, "Kalau begitu hamba mengikuti Tuan dan Nona Lu pulang ke Huangyang saja." Sebenarnya Chu Yun sangat rindu dengan makanan restoran Lu.     

Keesokan harinya.     

Semalam Chu Sihan sudah membagikan pekerjaan kantor pengadilan kepada Kepala Polisi Ji dan lainnya. Chu Yun di bawah tatapan Kepala Polisi Ji yang dendam itu, dia mengendarai delman kuda untuk menunggu Chu Sihan dan Lu Sheng di depan kantor pengadilan.     

"Makanan restoran Lu yang dibuka Nona Lu apa benar seperti yang kamu katakan, rasanya sangat enak?" Kepala Polisi Ji bertanya pada Chu Yun.     

"Tentu saja!" Chu Yun menganggukkan kepalanya, dengan puas dia mengatakan, "Menu restoran Lu hampir tidak pernah dilihat di restoran mana pun, baru dan enak."     

Kepala Polisi Ji menelan ludahnya, kini tatapan terhadap Chu Yun selain dendam, bertambah lagi rasa iri. Dia juga mau pergi ke Huangyang untuk mencicipi makanan baru!     

Chu Yun bersiul dengan senang, dia menepuk pundak Kepala Polisi Ji, "Kak Ji, nanti tunggu kamu libur, adik akan membawamu makan ke sana."     

"Sana sana!" Kepala Polisi Ji mendorong Chu Yun dengan kasar, dia pun mendengus, dengan tidak senang dan membawa bawahannya pergi berpatroli.     

Setelah Chu Yun menstabilkan badannya, dia pun melipat kedua tangannya di depan dan mengantar Kepala Polisi Ji yang tidak senang itu pergi.     

"Pengawal Chu, apa yang kamu lihat?" Ketika Lu Sheng dan Chu Sihan berjalan keluar, mereka pun melihat Chu Yun sedang menatap ke satu arah.     

"Tuan, Nona Lu!" Chu Yun menurunkan kedua tangannya, dia pun segera membuka kain pintu delman, membiarkan Lu Sheng dan Chu Sihan masuk ke dalam delman kuda.     

Di luar kota, Fu Sisi dan Yun Ting sudah menunggu di sana. Setelah mereka berlima berkumpul, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju Huangyang.     

"Cuaca hari ini sungguh baik sekali!" Fu Sisi membuka kain jendela, dia berbicara dengan Lu Sheng yang duduk di delman sebelah yang juga membuka kain jendela.     

Lu Sheng mengangkat kepalanya dan melihat ke langit, kini matahari baru terbit, namun langit sudah cerah dan terang. Lu Sheng pun tersenyum, "Cuaca hari ini memang sangat bagus!"     

"Nanti setelah kita tiba di Huangyang, kita mengajak Kakak Ipar pergi tamasya ke perbatasan Beicheng, yuk." Fu Sisi mengusulkan dengan senang.     

Namun Lu Sheng malah menggelengkan kepalanya, "Aku mungkin tidak bisa ikut."     

Fu Sisi yang mendengar jawaban Lu Sheng, dia pun mengerutkan keningnya, "Kenapa tidak bisa?"     

"Kali ini aku pulang karena sudah mulai sibuk." Lu Sheng tersenyum pada Fu Sisi, "Aku mungkin tidak memiliki waktu pergi bertamasya dengan kalian."     

"Baiklah!" Fu Sisi menerima dengan sedikit lesu.     

"Kalau kamu mau pergi bertamasya, biar aku yang menemanimu saja." Yun Ting yang sedang mengendarai delman tiba-tiba menyambungkan kata.     

Fu Sisi tertegun sejenak, tatapannya menatap kain pintu delman dengan tertegun.     

Lu Sheng melihat adegan ini, dia pun dengan sadar diri menutup jendela kainnya.     

"Kenapa?" Yun Ting melihat Fu Sisi tidak menjawab, dia pun bertanya lagi, "Tidak boleh bertamasya denganku?"     

Fu Sisi pun tersadar, wajahnya meledak dan memerah, "Nanti… nanti baru lihat saja!"     

Akhir-akhir ini Fu Sisi benar-benar semakin tidak mengerti Yun Ting. Sebelumnya dia menggunakan sekuat tenaga mengejar Yun Ting, namun Yun Ting justru selalu cuek kepadanya. Kini dia mencoba menjauh dari Yun Ting, tapi Yun Ting malah berusaha mengejarnya.      

Dalam seketika Fu Sisi tidak bisa membedakan, sebenarnya Yun Ting hanya tidak bisa menerima dia tiba-tiba menjauh darinya, atau benar-benar jatuh cinta kepadanya.     

"Baik, nanti kalau kamu sudah mengambil keputusan, bilang padaku, kita pergi sama-sama."     

Mendengar kata-kata Yun Ting, Fu Sisi menyipitkan bibirnya, tidak memberikan jawaban.     

Yun Ting juga tidak keberatan, melainkan mulai ngobrol dengan Chu Yun.     

Sedangkan Lu Sheng dan Chu Sihan yang di dalam delman, kini malah sangat diam. Lu Sheng menatap Chu Sihan yang entah sedang istirahat dengan memejamkan mata, atau sudah tertidur, dia pun mengerutkan keningnya.     

Rongga mata Chu Sihan tampak sangat hitam, wajahnya juga tampak pucat, seolah-olah sudah lama tidak istirahat. "Kenapa bisa begitu lelah?" Lu Sheng bergumam dengan aneh.     

"Semalam aku pergi ke Yongfu." Chu Sihan yang tadinya sedang menutup mata, tiba-tiba membuka matanya dan berbicara dengan Lu Sheng.     

Lu Sheng terkejut, setelah menenangkan hatinya, dia pun mengatakan dengan nada kecil, "Kapan kamu ke sana? Kenapa tidak bilang padaku?"     

Juga tidak diketahui bagaimana situasi Lu Zhou sana, apakah orang boneka itu sudah disembuhkan.     

"Pada saat kamu sudah tidur. Aku tidak ingin mengganggumu, jadi aku pun pergi sendiri." Chu Sihan mengangkat tangannya mengelus rambut hitam Lu Sheng, suaranya terdengar serak.     

"Lalu… bagaimana kondisi guruku sana? Apakah orang-orang itu sudah disembuhkan?"     

"Sudah, dengan adanya Pemimpin Kong di sana, mana ada pasien yang tidak bisa disembuhkan?" Chu Sihan tersenyum, kemudian dia mengatakan lagi, "Paman Lu membawakan pesan untukmu, katanya udang karang atau apalah itu, katanya harus menyisakan udang itu untuk mereka. Kalau tidak ada kendala, mereka akan pulang ke Huangyang dalam beberapa hari ini."     

Lu Sheng yang mendengar pesan Lu Zhou ini pun ingin tertawa, "Ketika mereka pulang ke Huangyang, takutnya kita masih belum sampai Huangyan, kan?"     

Seberapa Lu Zhou menyukai udang karang, Lu Sheng sangat mengetahuinya.      

Di masa lampau, berbagai resep udang karang dipaksakan oleh Lu Zhou dan mengharuskan Lu Sheng untuk menguasainya. Setelah mencicipi semua rasa, Lu Zhou pun menemukan rasa kesukaannya adalah udang karang tumis bawang putih dan udang karang mala.     

"Udang karang itu, benar-benar sangat enak, ya?" Chu Sihan bertanya dengan penasaran. Dia sudah pernah mendengar nama ini lebih dari sepuluh kali, namun dia belum pernah mencobanya sama sekali.     

"Lumayan." Lu Sheng tersenyum, "Cara memasaknya ada banyak, tapi bumbu di sini terbatas. Di masa lampau tempat aku tinggal, di sana memasaknya dengan bumbu yang kaya rasa, jauh lebih enak daripada yang aku masak."     

Mengungkit tempat tinggal masa lampau Lu Sheng, Chu Sihan pun sekali lagi merasa penasaran.     

Ayah sepertinya pernah pergi ke zaman modern, juga pernah menceritakan berbagai macam keanehan zaman itu.     

Yun Guagua sebelumnya pernah bereinkarnasi satu kali, dan dia pergi juga zaman modern yang dikatakan Shengsheng. Rumah mahjong itu juga dipelajari Yun Guagua dari zaman itu.     

Sebelumnya kalau Chu Sihan tidak terjadi kendala, seharusnya dia juga akan dilahirkan kembali di zaman modern itu.     

Sungguh sayang sekali!     

"Kalau bisa pulang, aku pasti akan membawa Tuan menikmati makanan kami yang di sana. Jenis makanan yang di sana bisa dikatakan berbagai macam, transportasi juga sangat praktis. Tanpa adanya Qinggong, manusia juga bisa terbang di langit."     

Semakin Lu Sheng mengenang semakin rindu dengan kehidupan masa lampau, dia pun menghelakan napasnya, dengan sayangnya dia mengatakan, "Alangkah bagusnya kalau bisa pulang ke sana."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.