Gadis Lugu Liar Galak

TEH HIJAU



TEH HIJAU

0Melihat Shangguan Dian keluar, siluman-siluman yang menjaga gawang sambil menyembunyikan diri itu pun ikut keluar semuanya.     
0

Bahkan Xieran juga mengikuti pasukan siluman keluar.     

Xieran dan pasukan silumannya melirik ke arah Lu Sheng dan Chu Sihan, kemudian mereka baru maju dan membantu Shangguan Dian menyegel pintu masuk pegunungan Youling.     

Chu Sihan mengambil sapu tangannya dan mengelap keringat yang ada di wajah Lu Sheng dengan lembut.     

Lu Sheng mengeluarkan dua botol air dari gelang ruangannya. Satu untuk dirinya, satu lagi dia berikan kepada Chu Sihan.     

"Apa ini?" Chu Sihan penasaran dengan botol hijau yang di tangannya ini.     

"Itu namanya teh hijau." Lu Sheng membuka tutup botol dan mulai meneguk teh hijau itu. Kemudian dia pun mengeluarkan suara yang puas.     

Sudut bibir Chu Sihan berkedutan, dia mempelajari gerakan Lu Sheng membuka tutup botol, dan mencoba sesuap.     

Aroma tehnya tidak kuat, bahkan sedikit manis. Chu Sihan pertama kali merasakan teh hijau seperti ini, dia masih belum terbiasa. Dia meneguk sesuap lagi, kemudian dia pun menganggukkan kepalanya      

Ini pertama kalinya Chu Sihan meminum teh hijau yang manis.     

"Aku juga mau minum." Lu Zhou yang tadinya sedang meditasi tiba-tiba membuka matanya, dengan lemas dia mengatakan.     

Lu Sheng terdiam… Kenapa guru tidak bermeditasi untuk memulihkan tenaga dulu?     

"Aku tak mau teh hijau." Lu Zhou melihat Lu Sheng mengeluarkan sebotol teh hijau, dia pun menggelengkan kepalanya dan menolak.     

Lu Sheng menyipitkan matanya, "Anda bilang Anda juga mau minum?"     

Lu Zhou menjawab dengan cuek, "Mau yang lain."     

"Hanya ada teh hijau, kalau tak mau, tak ada lagi."     

Lu Sheng membeli teh hijau ini di masa lampaunya, dan hanya ada teh hijau, tidak ada yang lain lagi.     

Awalnya dia berencana memberikan teh hijau ini kepada temannya, tapi dia tidak memiliki kesempatan ini lagi.     

"Minum." Lu Zhou melihat Lu Sheng mau menyimpan kembali teh hijau, dia pun segera menghalangi Lu Sheng.     

Lu Sheng mencibir, dia membantu Lu Zhou membuka tutup botolnya, kemudian dia memberikannya kepada Lu Zhou.     

Chu Sihan menatap botol teh hijau yang di tangan Lu Zhou itu, lalu dia melihat lagi botol teh hijau yang ada di tangannya, dalam seketika dia merasa teh hijaunya susah untuk ditelan.     

Lu Zhou sepertinya menemukan sesuatu, ekspresinya pun menjadi sombong.     

Lu Zhou menyesap sesuap kecil, kemudian dia pun mengembalikan botol teh hijau kepada Lu Sheng, "Aku tak mau lagi."     

Lu Sheng mengerutkan keningnya, "Anda baru minum sedikit, jangan buang-buang makanan." Teh hijau ini memerlukan tiga Yuan!     

Lu Zhou menghelakan napas, dia melambaikan tangannya dan mengatakan, "Tanganku pegal, tidak kuat."     

"Aku menyuapimu, bisa kan?" 'Kan hanya kekuatan sihirnya yang berkurang, kenapa guru begitu manja?' Pikir Lu Sheng.     

Lu Sheng memutar matanya kepada Lu Zhou dengan tidak senang, namun dia tetap menyuapkan teh hijau ke mulut Lu Zhou.     

"Botolnya diangkat lagi "     

"Oh." Lu Sheng mengangkat botol yang di tangannya itu.     

Lu Zhou minum untuk beberapa teguk, kemudian mengatakan, "Sudah." Lalu Lu Zhou sengaja melirik Chu Sihan dengan tatapan provokasi, kemudian dia pun menutup matanya dan bermeditasi kembali.     

Lu Sheng mendengar ada suara botol plastik dikempeskan, dia pun melihat ke arah botol itu dengan bingung. Lalu dia pun menemukan botol teh hijau yang di tangan Chu Sihan sudah dikempeskan olehnya.     

Air teh pun mengalir keluar dari ujung botol.     

"Tuan, kamu baik-baik saja?" Lu Sheng melihat Chu Sihan dengan kebingungan.     

"Aku baik-baik saja, sangat baik" Chu Sihan memaksakan senyuman kepada Lu Sheng, kemudian dia pun mengembalikan bentuk botol kembali seperti semula.     

Namun ekspresi Chu Sihan sepertinya kurang senang. Jadi Lu Sheng pun bertanya, "Tidak cukup ya?" Kemudian Lu Sheng pun mengeluarkan sebotol teh hijau lagi, "Kalau tidak cukup, aku masih ada."     

Waktu itu Lu Sheng membeli beberapa kardus teh hijau. Karena temannya itu sangat menyukai teh hijau ini, dan kebetulan dia ingin meminta bantuan dari temannya ini, jadi dia pun membelikan beberapa kardus teh hijau untuk menyogok temannya ini.     

Namun ternyata rencana tidak bisa dibandingkan dengan takdir Tuhan. Teh hijau belum sempat diberikan, Lu Sheng sudah datang ke dunia ini.     

Chu Sihan melihat botol teh hijau yang di tangan Lu Sheng, kemudian dia melihat Lu Sheng dengan kesal.     

Yang dipedulikan Chu Sihan memang bukan karena tidak cukup minum? Yang dipedulikan Chu Sihan jelas-jelas adalah tidak ada yang membukakan tutup botol untuknya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.