Gadis Lugu Liar Galak

JANGAN NARSIS



JANGAN NARSIS

0"Mulut tidak bisa dijaga, ngomongnya juga tidak lewat otak dulu." Lu Zhou mengejek dengan nada kecil. Lalu dia pun tersenyum kepada Lu Ran dan mengisyaratkan Lu Ran untuk duduk dan makan.      
0

"Kak Ran, bagaimana situasi mereka?" Lu Sheng bertanya kepada Lu Ran setelah duduk.      

Lu Ran mengetahui bahwa yang ditanyakan Lu Sheng adalah Lu Dahua dan yang lain, Lu Ran pun menganggukkan kepala dan menjawab, "Baik-baik saja."     

Lu Dahua dan Lu Ning selain bertambah kurus, kesehatan mereka masih baik-baik saja.      

Sedangkan Bu Liu…      

Lu Ran melihat Lu Jiang dan Lu Xin yang sedang makan, tidak bersedia membicarakan kondisi Bu Liu di depan kedua adiknya ini.      

Bu Liu kini jiwanya sedang terganggu, dan sudah tidak mengenal orang. Dan mengenai masalah tersebut, Lu Ran hanya dapat mengatakan ini adalah karma Bu Liu.      

Dibandingkan dengan membunuh Bu Liu, Lu Ran lebih memilih untuk melihat Bu Liu menjadi gila.      

Lu Sheng juga tidak banyak bertanya mengenai Bu Liu, dia hanya mengatakan, "Besok mau ke rumah Nenek, Kak Ran ikut?"     

"Ikut." Lu Ran menganggukkan kepalanya.      

Sejak Ibu kandung Lu Ran dan Lu Sheng meninggal dunia, Lu Ran tidak pernah lagi pergi ke rumah Nenek pada hari tahun baru Imlek. Tahun ini sudah saatnya Lu Ran pergi.      

"Kalian mau ke rumah Nenek kalian?" Lu Zhou mengangkat alisnya dan bertanya, "Guru boleh ikut?"     

Lu Zhou merasa keluarga ini dapat menjadi kerabat Lu Sheng, ini juga sejenis takdir. Lu Zhou merasa dirinya harus bertemu secara resmi dengan keluarga Lu Sheng.      

"Bisa!" Lu Sheng menganggukkan kepalanya. Kebetulan Bu Zhao dan yang lainnya juga ingin menemui Lu Zhou.      

Shangguan Dian mendengar Lu Zhou mau ke rumah Nenek Lu Sheng, dia pun cepat-cepat mengatakan, "Kalau kamu pergi, aku juga ikut pergi!". Di dunia manusia ini, bagi Shangguan Dian selain Lu Zhou, dia tidak memiliki kenalan lain sama sekali.      

"Kamu bukannya mau pergi mencari token silu… token?" Lu Zhou hampir mengatakan kata "Siluman", dia pun berkeringat dingin.      

"Mau aku cari ke mana?" Shangguan Dian mencibir.      

Shangguan Dian sudah datang ke dunia manusia untuk dua tiga hari, namun dia sama sekali tidak merasakan bau siluman. Dalam seketika dia juga tidak mengerti harus mencari ke mana token silumannya itu.      

Lu Sheng melihat Shangguan Dian dengan bingung, dia ingin menanyakan sesuatu namun karena masih ada Lu Ran, Lu Sheng pun hanya dapat menyimpan dulu pertanyaannya. Dia akan bertanya kepada Lu Zhou dan Shangguan Dian setelah makan malam.     

Kamar yang di rumah tua keluarga Lu tidak banyak, selain ruang tamu, hanya tersisa tiga kamar tidur saja.      

Demi meluangkan kamar untuk Lu Zhou dan Shangguan Dian, Lu Sheng pun meminta Lu Jiang tidur dengan Lu Ran, sedangkan Lu Xin tidur dengan dirinya.      

Kamar Lu Jiang dan Lu Xin ini sebelumnya adalah kamar Lu Dahua dan Bu Liu. Tempat tidurnya lebih besar daripada tempat tidur yang ada di kamar lain, cukup buat Lu Zhou dan Shangguan Dian.      

Lu Sheng mengetahui bahwa Lu Zhou orangnya agak susah, tidak ingin menggunakan barang yang sudah digunakan oleh orang lain, Lu Sheng pun memutuskan secara khusus mengganti sarung bantal dan selimut yang baru.      

Namun pada saat tidur, Lu Zhou malah mengambil dua buah kursi dan mendempetkannya.     

"Ini… sepertinya kurang cocok, ya? Atau kita bagi tempat tidurnya saja, dua orang laki-laki dewasa tidak mungkin akan terjadi sesuatu, kan? Lagipula kamu memberikan tempat tidur kepadaku, hatiku akan merasa tidak enak." Kata Shangguan Dian dengan terharu.      

Namun belum sempat Shangguan Dian terharu untuk waktu yang lama, Lu Zhou pun berkata dengan dingin, "Jangan narsis, malam ini kamu tidur di kursi, aku yang tidur di tempat tidur." Kemudian Lu Zhou pun berbaring di atas tempat tidur tanpa menghiraukan Shangguan Dian lagi.      

Shangguan Dian yang terharu dengan sia-sia, perasaannya pun menjadi sesak. Lalu Shangguan Dian mengatakan, "Kamu setidaknya juga harus memberikan aku bantal dan selimut, kan?"     

Kemudian dua barang itu pun terbang ke arah Shangguan Dian.      

Shangguan Dian mengangkat tangannya dan menangkap kedua barang itu. Dengan tidak senang dia melempar bantalnya di atas kursi, kemudian dia berbaring di atas kursi sambil memeluk selimut.      

 ——     

Linjiangfu.      

"Semalam kamu ke mana? Kenapa kamu tidak nampak seharian?" Shi Yi duduk di kursi yang tersedia di dalam ruang kerja Chu Sihan, bertanya sambil melipat kakinya.      

Semalam Shi Yi dan Chu Yun datang mencari Chu Sihan, lalu mereka mendengar Chu Sihan sedang berada di dalam ruang kerjanya. Namun ketika mereka tiba di ruang kerja, malah tidak terlihat sosok Chu Sihan.     

"Sedang ada urusan, jadi keluar sebentar." Chu Sihan menggulung kembali buku gulungan bambu sambil menjawab.      

"Urusan apa?" Shi Yi mendekatkan wajahnya dengan tertarik.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.