Gadis Lugu Liar Galak

SUNGGUH KETERLALUAN



SUNGGUH KETERLALUAN

0Setelah Lu Sheng berhenti melawan, dengan lemas dia terjatuh ke dalam pelukan Chu Sihan, Chu Sihan baru menghentikan ciumannya.      
0

Chu Sihan mundur sedikit dan melihat mata Lu Sheng yang gelap dan dalam. Sepasang mata Lu Sheng kini diselimuti dengan genangan air. Dia tampak panik dan linglung.     

"Kini sudah di cap. Jadi, ke depannya kamu hanya menjadi milikku seorang." Chu Sihan memeluk Lu Sheng. Sementara dagunya menempel di dagu Lu Sheng. Suaranya kini terdengar serak dan matanya memancarkan kebahagiaan.      

"Siapa di dalam?!" Sebuah bentakan tiba-tiba terdengar, dimana membuat mata Chu Sihan menyipit.      

Lampu istana sudah dimatikan selama dua puluh tahun, kini tiba-tiba menyala. Ai Shui yang baru bangun pun langsung berpikir bahwa kamar tidur Yang Mulia-nya sudah diselinapi oleh pencuri.     

Namun ketika Ai Shui melihat peristiwa di dalam kamar tidur, dia pun tertegun, "Yang… Yang Mulia?"     

Yang Mulia sudah pulang? Dan membawa seorang gadis pulang?! Dengan posisi mereka berdua, bibir gadis yang merah dan benjol, dan rambut yang berantakan. Sepasang mata yang linglung, Ai Shui pun mengetahui bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan!      

Ai Shui sudah merusak suasana baik antara Chu Sihan dan Lu Sheng!      

"Keluar sana!" Suara yang rendah pun terdengar oleh Ai Shui. Hal tersebut sudah membuat badan Ai Shui langsung merinding. Tanpa ada waktu untuk mengatakan apapun, dia langsung berlari keluar dari kamar tidur Chu Sihan.      

Lu Sheng segera duduk tegak. Dia berdehem dan melihat ke bawah, "Tuan…"     

"Sihan." Begitu Lu Sheng memanggil kata 'Tuan', Chu Sihan sudah langsung membenarkannya.      

"Ugh… Sihan." Lu Sheng merapikan rambutnya. Tatapannya tetap melihat ke bawah, "Kita sudah berada di sini untuk waktu yang lama, sudah saatnya kita pulang ke dunia manusia."     

"Tunggu sebentar." Chu Sihan berdiri, lalu mengambil beberapa buah batu giok hitam dari sebuah laci.      

"Ini." Batu giok hitam adalah hasil sisa pembuatan jalan, tepat ada tiga buah.      

Begitu melihat batu giok hitam ini, rasa malu Lu Shen yang tersisa karena tadi pun segera menghilang, "Terima kasih Tu, Sihan!"     

Lu Sheng menerima ketiga batu giok itu dan mengucapkan terima kasih dengan senang.      

Ketika Chu Sihan dan Lu Sheng kembali ke dalam rumah tua keluarga Lu, waktu sudah lewat jam sebelas malam.      

Shangguan Dian sedang menopang kepalanya dengan tangan. Dia tetap duduk di halaman luar bersama Lu Zhou. Malam hari ini tidak ada bulan, cahaya bintang sangatlah terang.      

Di atas meja penuh dengan tusuk sate. Namun kue masih penuh tanpa dimakan.      

Ketika Lu Zhou melihat bibir Lu Sheng yang merah dan benjol, matanya pun menyipit. Dia bertanya sambil melihat Chu Sihan, "Ke mana kalian?"     

Pupil mata Lu Sheng memutar ke sana sini, dengan canggung dia ketawa, "Kami jalan-jalan di sungai Qingshui yang ada di sana."     

"Oh ya?" Lu Zhou mendengus dengan dingin, tatapannya melanda lagi pada Chu Sihan, "Sepertinya kamu sudah harus pulang?"     

Dasar anak b*jingan. Belum menikah sudah mengambil keuntungan dari anaknya. Sungguh keterlaluan!      

"Pergi, sekarang." Suasana hati Chu Sihan hari ini sangat bagus.      

Chu Sihan menganggukkan kepalanya pada Shangguan Dian sebagai isyarat pamit. Lalu dia berbicara pada Lu Sheng dengan nada kecil, "Shengsheng, sampai berjumpa lagi di setengah bulan kemudian."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Baik."     

Chu Sihan melirik Lu Zhou, ekspresinya penuh dengan kemarahan.     

Wajah Lu Zhou segera memburuk. Dia mendengus dengan dingin dan membalikkan kepalanya ke arah lain.      

Melihat Chu Sihan dengan bingung, Shangguan Dian pun melihat Chu Sihan berjalan menuju pintu keluar dan menghilang di luar pintu.      

"Guru, cepat lihat!" Lu Sheng mengeluarkan tiga buah batu giok hitam yang diberikan Chu Sihan tadi, dengan senang dia memamerkan pada Lu Zhou.      

Lu Zhou melihat batu giok hitam itu, lalu dia bertanya, "Nak Sihan yang memberikannya padamu?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Benar, Tuan yang memberikannya padaku."     

"Ke depannya jaga jarak kalian. Sebelum menikah, kamu jangan terlalu dekat dengannya." Lu Zhou berbicara dengan tidak senang.      

Dasar anak-anak muda sekarang. Tidak ada pengendalian diri sama sekali. Sungguh keterlaluan.      

"Oh." Lu Sheng mencibir, lalu dia pun menyimpan ketiga batu giok hitam itu baik-baik.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.