Gadis Lugu Liar Galak

AKU PASTI AKAN MENIKAHIMU!



AKU PASTI AKAN MENIKAHIMU!

0Tempat tidur Chu Sihan adalah tempat tidur merah yang besar dapat terlihat dari sarung ranjang, sarung bantal, dan selimut. Bahkan tirai kelambunya juga merah.     
0

"Tuan sangat menyukai warna merah?" Lu Sheng menyadarinya dengan lambat. Ketika Chu Sihan pulang ke alam baka, dia juga mengenakan pakaian merah.     

"Bukan aku, tapi ibuku yang merapikan kamarku ini."     

Ibu? Lu Sheng mengedip-ngedipkan matanya. Lu Sheng belum pernah bertemu dengan ibu Chu Sihan, dimana juga merupakan perempuan yang pernah disukai Lu Zhou.     

Chu Sihan menyuruh Lu Sheng duduk di atas kursi. Kemudian baru Chu Sihan duduk di sampingnya.     

Lalu dengan satu lambaian tangan, Chu Sihan mengeluarkan teko dimana teko tersebut berisi air tehnya yang masih mengeluarkan uap panas dan dua buah cangkir teh di atas meja.     

Lu Sheng mengamati sekitarnya. Lalu dia pun melihat tidak ada barang biasa di dalam kamar tersebut. Tiba-tiba Lu Sheng mulai curigai, jangan-jangan niat Chu Sihan membawa Lu Sheng ke istana Shuihan adalah ingin memamerkan kekayaannya pada Lu Sheng?     

"Kamu bisa mengatakannya tanpa sungkan barang yang kamu sukai." Chu Sihan memberikan cangkir teh yang diisi penuh dengan air teh di hadapan Lu Sheng. Lalu, dia pun berkata sambil tersenyum.     

Mendengar kata-kata Chu Sihan, Lu Sheng pun melihat Chu Sihan dan dengan sengaja dia berkata, "Tuan, aku menyukai istana ini, apakah Anda bisa memberikannya padaku?"     

"Kalau kamu menyukainya, kamu bisa mengambil semua barang yang di sini, tapi…" Chu Sihan berhenti sejenak, dengan ekspresi tidak berdaya dia berkata, "Sepertinya aku tidak mampu memindahkan istana tersebut."     

Istana Shuihan ini bagaikan sebuah pohon raksana. Akarnya sudah mendalam sampai ke sungai Wangchuan. Jika memindahkan istana ini dengan sembarangan, khawatirnya tempat ini akan dibanjiri oleh air sungai Wangchuan.     

Sebenarnya tidak masalah untuk menenggelamkan tempat ini. Namun di dalam istana ini terdapat banyak tanaman-tanaman yang sudah menjadi peri. Jika tempat ini tenggelam, peri-peri tanaman ini pun akan segera disantap habis oleh makhluk-makhluk ganas yang berada di dalam sungai Wangchuan.     

Lu Sheng tersenyum, "Aku hanya bercanda." Istana semewah ini, Lu Sheng tidak berani memikirkannya. Walaupun Chu Sihan benar-benar ingin memberikannya pada Lu Sheng, Lu Sheng juga tidak berani menerimanya.     

"Shengsheng."     

"Iya?" Mendengar suara Chu Sihan tiba-tiba menjadi lebih rendah dari biasanya, Lu Sheng pun menjawab dengan bingung.     

Begitu Lu Sheng mengangkat kepalanya, ibu jari Chu Sihan sudah menyentuh di bibirnya. Lu Sheng tertegun dan melihat Chu Sihan dengan heran.     

"Maukah kamu menikah denganku? Menikah denganku itu berarti Wisma Chu akan menjadi milikmu. Villa gunung Luoxue juga akan menjadi milikmu. Semua barang yang di istana Shuihan ini juga akan menjadi milikmu." Tatapan Chu Sihan membawa senyum. Namun sebenarnya hatinya kini sedang berdetak dengan gelisah dan cepat.     

Ini adalah pertama kalinya di kehidupan Chu Sihan selama ribuan tahun merasakan yang namanya gugup.     

"Aku…" Lu Sheng menyadarkan diri, ketika dia ingin berkata sesuatu, Chu Sihan malah membuat isyarat untuk diam, "Jangan bicara."     

Chu Sihan memegang wajah kecil Lu Sheng di kedua tangannya. Dia mengusap ibu jarinya di sudut mata Lu Sheng, bagaikan sedang menyentuh sesuatu yang sangat berharga.     

"Kamu tidak perlu memberikan jawaban padaku sekarang. Aku hanya ingin memberitahukan padamu bahwa aku pasti akan menikahimu!"     

Melihat wajah Chu Sihan semakin membesar di hadapan matanya, hati Lu Sheng pun berdebaran. Dia menyipitkan bibirnya, saat ini dia tidak mengerti harus bagaimana. Dia hanya bisa menatap Chu Sihan dengan bengong saja.     

Bau badan Chu Sihan semakin tercium di hidung Lu Sheng. Mata Chu Sihan yang merah itu bagaikan dapat mengait hati seseorang. Pinggang Lu Sheng tiba-tiba dirangkul oleh tangan Chu Sihan dimana membangunkan kesadaran Lu Sheng.     

"Tuan, kamu…"     

"Ke depannya jangan memanggil Tuan lagi." Chu Sihan menundukkan kepalanya. Hidungnya menyentuh hidung Lu Sheng, dengan suara serak dia berkata, "Panggil aku Sihan."     

"Si… Sihan." Wajah Lu Sheng langsung menjadi merah karena panggilan tersebut.     

Chu Sihan tertawa, lalu dia pun menundukkan kepalanya dan mencium bibir Lu Sheng. Berbeda dengan ciuman sebelumnya, kali ini Chu Sihan sangat lembut.     

Walaupun Lu Sheng sudah pernah berciuman dengan Chu Sihan, namun dia tetap tidak terbiasa dengan tindakan mesra seperti ini. Hal ini membuat Lu Sheng sangat gugup. Dia merasa bahwa dirinya tidak mirip dengan dirinya sendiri, sehingga Lu Sheng pun secara refleks ingin menolak.     

Lu Sheng mulai memundurkan kepalanya. Namun belakang kepalanya malah ditekan oleh tangan Chu Sihan, dimana dia tidak ingin membiarkan Lu Sheng melarikan diri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.