Gadis Lugu Liar Galak

SUNGAI WANGCHUAN



SUNGAI WANGCHUAN

0"Yang Mulia jangan!" Yun Guagua langsung berlutut. Dia memeluk kaki Chu Sihan dan menangis, "Ketika hamba masih hidup hamba menjalani kehidupan yang menderita. Kini menjadi hantu, hanya bermain mahjong yang bisa memberikan kebahagiaan untuk hamba. Anda jangan merampas satu-satunya kebahagian hamba, Yang Mulia!"     
0

"Benar sekali, Yang Mulia!" Hantu-hantu wanita lainnya juga ikut mengatakan.     

Chu Sihan terdiam… "Cepat, pergi sana!" Begitu Chu Sihan mengatakannya, dalam waktu hembusan angin, sekeliling Chu Sihan dan Lu Sheng pun kembali sunyi. Yun Guagua dan beberapa hantu wanita tadi sudah menghilang.     

Kecepatan ini… Sudut bibir Lu Sheng berkedutan.     

"Tidak usah pedulikan mereka, ayo kita jalan." Chu Sihan menggenggam tangan Lu Sheng dan melanjutkan perjalanan.     

Waktu itu, ketika Lu Sheng datang ke alam baka, dia langsung pergi ke Istana hakim Lu. Kemudian dia langsung meninggalkan alam baka. Jadi, banyak tempat yang di alam baka yang masih sangat asing bagi Lu Sheng.     

Kali ini perjalanan menuju Istana Shuihan juga sangat asing bagi Lu Sheng. Istana Shuihan tidak ada di sini. Melainkan ada di seberang sungai Wangchuan.     

Ada deretan rakit bambu yang diparkir di tepi sungai Wangchuan. Seorang lelaki tua yang memakai pakaian berkabung dengan topi jerami di atas kepala kini sedang menunggu di tepian sungai dengan tongkat bambu.     

Begitu Chu Sihan dan Lu Sheng mendekati lelaki tua itu, lelaki tua itu pun memberi hormat pada Chu Sihan, "Hamba memberi hormat pada Yang Mulia!"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Lalu dia pun membawa Lu Sheng untuk menaiki rakit bambu. Kemudian Chu Sihan berkata pada lelaki tua, "Ke istana Shuishan."     

"Baik!" Lelaki tua menganggukkan kepalanya. Kemudian dia pun menaiki rakit bambu dengan tongkat bambunya.     

Sungai Wangchuan sangat tenang tak bergelombang. Namun Lu Sheng dapat merasakan tekanan yang tak terungkapkan. Ketika rakit bambu sudah berjalan hingga setengah perjalanan, Lu Sheng tiba-tiba membangkitkan rasa ingin marah.     

"Tenangkan dirimu." Chu Sihan memeluk badan Lu Sheng dan menghiburnya dengan lembut.     

Lu Sheng mengambil napas yang dalam untuk beberapa kali. Baru dengan terpaksa dia menenangkan rasa amarah tersebut.     

Lu Sheng kemudian mengerutkan keningnya, "Tuan, ada apa ini sebenarnya?"     

Lelaki tua malah menjawab sambil tertawa, "Nona, Anda sebagai manusia malah bisa melewati sungai Wangchuan. Barang-barang yang berada di dalam sungai pasti tidak bisa menerimanya."     

Dari dulu Lu Sheng sudah mendengar bahwa Lu Zhou sudah berkata jika barang yang berada di dalam sungai Wangchuan selain hantu ganas, serangga dan ular, masih ada dua raja sungai yang sangat mengerikan lagi, yaitu Ular Perunggu dan Anjing Besi.     

Lalu, ada desas-desus bahwa tidak ada penumpang di sungai Wangchuan. Meskipun berdampingan dengan Chu Sihan, namun Lu Sheng memang benar adalah seorang penumpang. Apalagi adalah penumpang manusia.     

Ini merupakan sebuah penghinaan bagi mereka yang di bawah sungai Wangchuan ini.     

"Kamu tidak perlu khawatir, ada aku di sini. Mereka tidak berani bertindak sembarangan." Kemudian mata Chu Sihan yang merah pun mengarah ke arah sungai. Tatapannya penuh dengan peringatan dan aura membunuhnya tidak dapat diabaikan.     

Baru saja memperlihatkan kepala mereka, barang-barang yang berada di dalam sungai Wangchuan pun sudah menenggelam kembali kepala mereka ke dalam sungai karena tatapan Chu Sihan.     

Barang-barang yang di bawah sungai Wangchuan sudah pernah merasakan kekejaman Chu Sihan sebelumnya.     

Waktu itu demi menjalani malapetaka cinta di dunia, Chu Sihan harus melewati sungai Wangchuan tersebut. Kedua raja sungai Wangchuan, yaitu Ular Perunggu dan Anjing Besi ingin menakut-nakuti Chu Sihan. Namun mereka malah dikalahkan oleh Chu Sihan hingga babak belur.      

Ular Perunggu dan Anjing Besi membutuhkan waktu selama ratusan tahun di dalam sungai Wangchuan untuk sembuh total. Dan sejak saat itu, barang-barang yang di bawah sungai Wangchuan pun tidak berani mengganggu Chu Sihan lagi.     

Sedangkan hari ini barang-barang yang di dalam sungai Wangchuan bisa mengeluarkan kepala mereka, itu karena mereka merasakan keberadaan manusia, yang dimana sudah membuat mereka menghiraukan keberadaan Chu Sihan yang mengerikan itu.     

Ular Perunggu yang kembali ke dalam sungai merasa lega terhadap dirinya sendiri. Tadi jika dia menyerang gadis manusia itu, kini pasti dirinya sudah tidak bernyawa lagi.     

Melihat Ular Perunggu juga mengundurkan diri, serangga dan ular-ular lainnya pun menghilangkan niat mereka dan kembali ke dalam sungai Wangchuan.     

Tekanan yang berat tiba-tiba menghilang dimana sudah membuat badan Lu Sheng menjadi ringan. Dia keluar dari pelukan Chu Sihan dan melihat air sungai yang berwarna kuning kemerahan itu. Dia dapat mencium bau darah yang menyengatkan dari hidungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.