Gadis Lugu Liar Galak

BARBEKYU (2)



BARBEKYU (2)

0Selama Lu Zhou tinggal dengan Lu Sheng, dia tidak pernah melihat Lu Sheng makan daging kambing. Jadi, dia pun mengira kalau Lu Sheng tidak makan daging kambing. Inii juga alasan kenapa Lu Zhou tidak memberikan sate kambing terakhirnya pada Lu Sheng.     
0

Chu Sihan melihat Lu Zhou dengan aneh, sepertinya dia tidak mengerti kenapa Lu Zhou bisa berkata bahwa Lu Sheng tidak makan daging kambing.     

"Ini, untuk kamu saja." Lu Zhou menghela napas, lalu dia pun memberikan sate kambing miliknya pada Chu Sihan.     

"Paman Lu makan saja, Anda belum makan." Begitu Chu Sihan mengatakan kata ini, sate yang di tangan Lu Zhou sudah hilang. Sate kambing itu sudah berada di tangan Shangguan Dian.     

Shangguan Dian tersenyum dengan senang, "Kalian berdua tidak suka makan, kalau begitu biar aku makan saja." Kemudian Shangguan Dian pun menghabiskan daging kambing itu.     

Wajah Lu Zhou langsung memburuk. Sedangkan Chu Sihan hanya tersenyum saja.     

"Guru, ini untukmu." Lu Sheng hanya makan satu potong dari satu tusuk itu. Lalu, dia memberikan sisanya pada Lu Zhou.     

Lu Sheng merasa tindakannya sangat wajar. Namun Chu Sihan malah merasa tidak senang. Senyuman Chu Sihan memudar. Dia menatap Lu Zhou.     

"Aku sudah tahu bahwa muridku paling sayang padaku!" Lu Zhou menerima sate kambing dari tangan Lu Sheng dengan tersentuh. Dia mengabaikan tatapan Chu Sihan yang bagaikan es itu. Dengan enak dia menikmati sate itu.     

"Kalian duduk saja, sisanya biar aku yang memanggangnya." kata Lu Sheng pada yang lain sambil tersenyum.     

Lu Zhou berdiri dan memberikan tempatnya untuk Lu Sheng.     

Shangguan Dian tetap berjongkok di tempat asalnya. Sambil menggigit tusuk sate, dia melihat Lu Sheng yang sedang meletakkan sate kambing dan sayap ayam di atas papan kawat.     

Merasa lucu dengan tindakan Shangguan Dian, Lu Sheng pun berkata, "Paman Dian, Anda duduk saja. Nanti setelah matang, saya akan mengantarnya padamu."     

Shangguan Dian malah menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, aku cukup duduk di sini saja." Makanan seenak ini, Shangguan Dian tidak ingin meninggalkannya.     

"Mau berjalan atau tidak?" Lu Zhou melihat Shangguan Dian, matanya menyipit.     

"Oh." Shangguan Dian berdiri dengan enggan, ketika dia berjalan ke arah Lu Zhou, lehernya masih bengkok. Sedangkan, sepasang matanya menatap terus ke papan kawat itu.     

Lu Ran memajang meja di tengah tanah salju. Kemudian, dia menyajikan beberapa makanan ringan untuk Lu Zhou dan yang lainnya.     

Chu Sihan berjongkok di samping Lu Sheng. Dia membantu Lu Sheng untuk mengantarkan saus dari waktu ke waktu. Namun, bibirnya tetap menyipit erat.     

Lu Sheng melirik Chu Sihan dengan aneh. Dia tidak mengerti tadi Chu Sihan masih baik-baik saja, namun kenapa tiba-tiba menjadi tidak senang?     

"Tuan sedang memikirkan apa?"     

"Sedang memikirkanmu." Suara Chu Sihan lembut dan renyah seperti keripik. Hal tersebut membuat hati Lu Sheng seolah-olah terkena panah ketika mendengarnya yang membuat hatinya mulai berdetak kencang.     

Lu Sheng melirik Chu Sihan, lalu menyipitkan bibirnya, "Kenapa Tuan selalu mengatakan hal seperti ini?" Chu Sihan mengatakan kata-kata romantis dengan begitu mudah. Dia membuat Lu Sheng tidak bisa menahannya.     

"Aku hanya mengatakan isi hatiku saja." Chu Sihan menatap wajah samping Lu Sheng, dengan nada rendah dia berkata, "Ke depannya, jangan memberikan makanan yang sudah kamu makan pada orang lain." Lu Zhou pun tidak boleh!     

Kecemburuan yang ditunjukkan pada wajah Chu Sihan terlalu menonjol. Hal tersebut membuat Lu Sheng tertegun sejenak, lalu dia pun tertawa, "Tuan kenapa kamu cemburu dengan guruku?" Lu Sheng merasa Chu Sihan sangat imut     

"Aku tidak senang apalagi orang itu adalah laki-laki." Chu Sihan memberikan beberapa tusuk sayap ayam pada Lu Sheng, dengan tidak senang dia berkata.     

Wajah Lu Sheng terasa panas. Ketika dia menerima sate sayap ayam dari tangan Chu Sihan. Tangan kecil Lu Sheng pun segera dibungkus oleh tangan Chu Sihan.     

Lu Sheng menarik kembali tangannya dengan lembut. Kemudian, dia menggigit bibir bawahnya dengan malu. Dia memutuskan untuk tidak menghiraukan Chu Sihan lagi.     

Chu Sihan merasa senang. Matanya pun melintasi cahaya merah.     

"A Sheng, ada sate yang sudah matang?" Lu Ran dibuat terburu-buru oleh Shangguan Dian untuk mengambil makanan yang siap dipanggang.     

"Oh, ada." Lu Sheng meletakkan makanan yang sudah matang di atas piring lalu memberikannya pada Lu Ran.     

Lu Ran melihat Lu Sheng dan Chu Sihan dulu sebelum dia mengantarkan makanan pada Shangguan Dian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.