Gadis Lugu Liar Galak

MALAM TAHUN BARU IMLEK (1)



MALAM TAHUN BARU IMLEK (1)

0Mengetahui bahwa Lu Zhou masih tidak dapat melupakan peristiwa waktu itu, Shangguan Dian pun merasa tidak berdaya.      
0

"Aku mencari kartu kunci milik raja siluman di dunia manusia dulu. Aku akan segera kembali setelah menemukan kartu kunci itu."     

Sebenarnya, Shangguan Dian ingin melihat istri dan anak perempuan Lu Zhou yang berada di dunia manusia.      

Eh?! Istri dan anak perempuan Lu Zhou bukankah harusnya tinggal di Gunung Qingfeng? Kenapa bisa merayakan Imlek di dunia manusia?      

Shangguan Dian terkejut, "Kamu menikahi manusia biasa dan menjadikan dia sebagai istrimu?"     

"Apa urusannya denganmu?" Lu Zhou melirik Shangguan Dian, lalu dia melirik ke arah Yan Wang, "Senior, ayo kita pergi."     

Yan Wang menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Lalu dia pun mengikuti Lu Zhou meninggalkan dunia siluman. Melihat mereka pergi, Shangguan Dian pun segera mengejar mereka.      

Dua hari kemudian, di Kota Huangyang.      

"Sini… kamu bukankah tinggal di zaman selama seribu tahun kemudian? Kenapa bisa kembali ke sini?" Shangguan Dian kebingungan.      

Shangguan Dian masih ingat tempat yang Lu Zhou tinggali yaitu penuh dengan gedung-gedung tinggi yang bersinar terang tanpa api. Padahal tadinya dia berencana akan minum di tempat yang bernama "Pub".     

Melihat Lu Zhou tidak menjawab, Yang Wang pun merasa sedikit kasihan pada Shangguan Dian Maka dia pun segera mewakili Lu Zhou untuk menjawab, "Panjang ceritanya.".     

Shangguan Dian mencibir, "Tidak perlu diceritakan kalau ceritanya panjang."     

Yan Wang terdiam… Dia merasa bahwa dirinya tidak seharusnya merasa kasihan pada Shangguan Dian.      

"Junior Lu, apakah kamu mau pergi mencari Xiaosheng?"     

"Ya, malam ini tahun baru Imlek. Aku harus ke tempatnya."     

"Siapa itu Xiaosheng?" Shangguan Dian maju dan bertanya.      

Kali ini Lu Zhou dan Yan Wang sama-sama tidak mempedulikan Shangguan Dian. Namun, Shangguan Dian juga tidak merasa canggung.      

Lu Zhou meminta sebuah delman kuda di kantor pemerintah. Kemudian, dia pun mengisi delman dengan buah-buahan yang dibawa dari alam dewa. Ada apel, pisang, persik dan buah-buahan lainnya. Tidak lama kemudian, aroma buah-buahan pun menyebar di dalam delman kuda.      

"Kamu jadi kusir." Ketika Shangguan Dian ingin masuk ke dalam delman, Lu Zhou tiba-tiba berkata.      

Badan Shangguan Dian langsung menjadi kaku. Dengan tidak percaya dia melihat pada Lu Zhou.      

Apa-apaan ini? Sebagai raja siluman, kini dia diperintah untuk menjadi seorang kusir?!      

Yan Wang yang sudah duduk di dalam delman melihat Shangguan Dian sambil menertawakannya.      

Lu Zhou tersenyum dengan dingin, "Kamu tidak mau? Kalau tidak mau menjadi kusir, pergi sana sekarang."     

"Mau!" Shangguan Dian sekedar tersenyum pada Lu Zhou. Lalu, dengan tidak senang dia mundur dari delman kuda dan duduk di tempat duduk kusir.      

Jika ada orang yang berani memerintah Shangguan Dian seperti Lu Zhou, Shangguan Dian pasti sudah membunuhnya langsung di tempat.      

Namun kini orang yang memerintahnya adalah Lu Zhou, orang yang sudah menyelamatkan nyawanya. Jadi, Shangguan Dian tidak memiliki cara lain selain mendengar perintah Lu Zhou dengan patuh.     

Shangguan Dian dengan tidak berdaya berkata, "Berangkat." Kemudian dia pun mencambuk punggung kuda dengan tali. Kuda yang kesakitan pun mulai berjalan keluar dari kantor pemerintahan.      

Tradisi Imlek di Desa Liuyue harus mempersembahkan nenek moyang terlebih dahulu. Pagi-pagi selain Lu Xin, seluruh anggota Lu sudah mulai sibuk.      

Lu Ran membunuh ayam, Lu Sheng pun membawakan seember air panas dan meletakkannya di samping Lu Ran.      

Lu Ran mencampurkan setengah gayung air sumur ke dalam air panas, baru setelah itu dia merendam ayam yang baru dibunuh ke dalam.      

Sedangkan Lu Jiang berjongkok di samping. Dia bersiap-siap akan mencabut bulu ayam.      

Lu Sheng kembali ke dapur dan mulai membakar api di kompor dan mengukus nasi.      

Lu Ran, Lu Sheng, dan Lu Jiang sibuk, hingga siang hari baru mereka mulai sembahyangnya.      

Sesuai tradisi, hanya anak laki-laki dari keluarga yang boleh memberikan dupa pada nenek moyang, sehingga Lu Sheng hanya duduk di samping menunggu Lu Ran dan Lu Jiang selesai.      

Lu Xin yang baru bangun tidur segera berjalan ke dapur untuk membersihkan wajahnya sendiri. Lalu, dia berjalan menuju Lu Sheng dan bertanya, "Kak Sheng, kapan kita bisa mengenakan baju baru?"     

"Baju baru?" Lu Sheng tersenyum, "Nanti malam kita pakai, karena besok hari pertama Imlek."     

"Oh." Lu Xin menganggukkan kepalanya, meskipun sebenarnya dia tidak mengerti.      

Sebelumnya ketika Bu Liu masih di rumah, setiap hari raya Imlek hanya Lu Ning yang mendapatkan baju baru. Lu Jiang, Lu Xin, dan Lu Sheng yang asli tidak pernah mendapatkan baju baru.      

Lu Jiang dan Lu Xin biasanya dua hingga tiga tahun baru bisa mendapatkan baju baru. Sedangkan Lu Sheng lebih parah lagi, sekitar tiga hingga empat tahun baru bisa mendapatkan satu baju baru. Biasanya Lu Sheng memakai baju lama Lu Ning.      

Mungkin karena memiliki nasib yang sama, Lu Jiang dan Lu Xin sejak dulu memang lebih dekat dengan Lu Sheng.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.