Gadis Lugu Liar Galak

MUKA TEMBOK



MUKA TEMBOK

0"Muka tembok!"     
0

Bu Xu yang mau menanyakan keadaan Lu Sheng, malah terkejut oleh suara Lu Sheng ini.     

Ternyata suara Lu Sheng ketika marah terdengar sedikit menakutkan, ya?     

Sebelumnya Bu Xu sering mendengar suaminya mengomel bahwa suara Lu Sheng sangat keras. Suaminya bahkan sering menyuruhnya untuk berbicara yang pelan karena terlalu keras itu terdengar mengerikan.     

Saat itu Bu Xu masih tidak percaya. Namun setelah mendengarnya sendiri, kini dia mulai percaya.     

Tapi… "Shengsheng, apa itu 'Muka tembok'?"     

Lu Sheng menjelaskan, "Itu ungkapan. Maksudnya adalah tidak tahu malu."     

"Oh." Bu Xu menganggukkan kepalanya.     

"Ayo!" Lu Sheng menatap He Qin, "Paman Qin, tunjukkan jalan menuju kediaman mereka. Hari ini aku harus bertanya pada Keluarga Zhang itu, biasanya mereka makan apa sehingga mukanya benar-benar tebal seperti tembok!"     

Bu Xu menyetujui Lu Sheng, "Nenek akan membawamu ke sana."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Ayo!"     

Bu Xu menganggukkan kepalanya juga, "Ayo!"     

Sepasang nenek dan cucu ini segera berjalan keluar rumah dengan langkah seperti angin. Hembusan angin sejuk menerpa Lu Ran dan yang lainnya, dan membangunkan mereka.     

He Lai melempar sapunya dan dengan panik mengikuti Bu Xu dan Lu Sheng. Lu Ran dan He Zhang saling menatap, kemudian berdiri dari kursi dan mengikuti Lu Sheng dari belakang. He Qin dan He Dong juga mengikuti.     

He Hu yang selesai menyembunyikan kaleng daun teh dengan baik, merasa heran. Begitu keluar dari rumah, halaman rumahnya sudah sepi, "Ke mana semua orang?"     

He Hu mengerutkan keningnya dan bergumam, "Kenapa tidak bilang dulu."     

Lu Sheng dan Bu Xu bergegas masuk ke rumah keluarga Zhang dengan emosi.     

"Yah, bukannya ini Kak He? Kenapa ia datang ke rumahku?" Tangan Bu Luo mengambil sebuah gayung untuk memberi ayam makan. Melihat Lu Sheng dan yang lainnya datang, Bu Luo menyapa Bu Xu dengan senang.     

Bu Xu mengejek di dalam hati. Dengan dingin dia bertanya, "Mana Zhang Xiaohua kalian? Panggil dia keluar."     

Lu Sheng berdiri di samping Bu Xu. Ia mengangkat tinggi kepalanya dan melotot pada Bu Luo.     

"Kalian mencari Xiaohua?" Bu Luo merasa aneh, namun ketika dia melihat para laki-laki Keluarga He yang datang terlambat, kedua matanya pun bersinar terang. Dia langsung memanggil, "Xiaohua, cepat keluar, He Qin datang untuk berbaikan denganmu."     

Kaki Lu Sheng dan Bu Xu langsung melemas dan hampir terjatuh. Mereka menatap Bu Luo dengan tidak percaya.     

Tingkat tidak tahu malu Keluarga Zhang ini sepertinya tidak ada yang bisa menyainginya!     

"A Qin!" Zhang Xiaohua berlari keluar. Ia melihat He Qin dengan penuh kasih sayang, "Kamu datang ke sini untuk mencariku?"     

He Qin mengerutkan keningnya. Ia merasa jijik dengan Zhang Xiaohua, jadi ia menoleh ke arah lain.     

Zhang Xiaohua bergerak mendekat. Dengan malu-malu dia mengatakan, "Kamu tidak perlu khawatir, aku dan orang bodoh itu masih belum melakukan apapun. Keperawananku hanya untukmu."     

Zhang Xiaohua juga tidak menyangka, He Qin yang sangat miskin itu bisa tiba-tiba membangun rumah batu bata. Bahkan setiap bulan bisa mendapatkan uang sebanyak tiga puluh tael perak. Selain itu Zhang Xiaohua juga mendengar kabar bahwa He Qin adalah wakil kepala Restoran Lu, dan gajinya masih lebih tinggi lagi.     

Zhang Xiaohua mendengar dari seorang pelayan Restoran Lu. Awalnya dia tidak percaya. Dia bahkan mengamati He Qin untuk beberapa hari, sebelum menyadari bahwa He Qin tidak hanya membangun rumah batu bata, tetapi ia juga keluar rumah dengan mengendarai delman kuda.     

Dengan nasib sebaik itu apakah ia tega untuk menyerahkan diri pada Duan Xiang itu? Tentu Zhang Xiaohua tidak bersedia! Zhang Xiaohua merasa dirinya yang bertunangan duluan dengan He Qin, maka dia pasti akan menceraikan orang bodoh itu dan merebut He Qin kembali.     

Lu Sheng dan yang lainnya terdiam…     

"Kamu… sungguh tidak tahu malu!" Bu Xu yang tidak tahan segera berkata dengan geram.     

"Nenek, Paman Qin ini kelihatan bodoh, ya?" Lu Sheng bertanya pada Bu Xu.     

Bu Xu menatap He Qin, "Tergantung. Terkadang ia sangat cerdas, tapi terkadang sangat bodoh."     

He Qin terdiam…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.