Gadis Lugu Liar Galak

DIAM-DIAM MENGENAL TOKOH PENTING



DIAM-DIAM MENGENAL TOKOH PENTING

0He Dong yang terlambat datang kebingungan dengan percakapan mereka.     
0

Emas batangan? Persembahan nenek moyang? He Dong sama sekali tidak mengerti.     

"Paman, apa yang kalian bicarakan?" He Dong mendekati He Lai dan bertanya dengan nada kecil.     

He Lai mendengus hidungnya kemudian melihat kepada He Dong, "Kak Sheng-mu pergi ke Jingcheng, dia bertemu dengan Yang Mulia Kaisar. Yang Mulia Kaisar bahkan menghadiahkan Kak Sheng-mu sepasang emas batangan."     

He Dong sangat terkejut.     

Hari pertama restoran Lu Sheng buka, karena He Dong harus sekolah dia pun tidak pergi. Ayahnya juga tidak pernah mengatakan mengenai masalah yang terjadi di restoran pada He Dong. Dia hanya menyuruhnya harus belajar dengan baik.     

Padahal He Dong hanya lebih muda dua tahun daripada Lu Sheng. Namun, Lu Sheng sudah pergi ke Jingcheng, bahkan sudah bertemu dengan Yang Mulia Kaisar. Sedangkan He Dong belum keluar dari desa Anmu.     

Sesama manusia, perbandingan seperti ini sungguh membuat orang geram!     

He Hu sampai sekarang masih linglung. Dia merasa semua ini terasa begitu ajaib.     

"Sekarang rumah kita juga tidak ada makanan enak. Di sini ada mochi kacang tanah gula merah, aku baru saja memanaskannya. Cepat kalian makan selagi masih panas." Bu Xu berjalan keluar dari dapur dengan membawa sepiring penuh mochi kacang tanah gula merah.     

Melihat ekspresi wajah beberapa orang ini tidak beres, Bu Xu pun melihat He Hu dan menginginkan He Hu untuk menjelaskan padanya. Namun Bu Xu malah melihat ekspresi bengong He Hu yang jauh lebih menonjol dibandingkan dengan yang lain.     

"Ada apa ini? Kalian semua, kenapa tidak ada yang berbicara?" Bu Xu mengerutkan keningnya dengan aneh.     

"Aku juga tidak tahu." Lu Sheng menyesap secangkir teh dan berkata dengan tenang.     

Tatapan beberapa orang ini pun melanda pada Lu Sheng. Mereka menunjukkan ekspresi di mana kehidupan masa tersebut sudah cukup puas dan tidak berarti lagi.     

"Nek, Kak Sheng bertemu dengan Yang Mulia Kaisar. Bahkan dia mendapat sepasang emas batangan dari Yang Mulia Kaisar."     

He Lai menjelaskan pada He Dong. Kini, He Dong menjelaskannya lagi pada Bu Xu.     

"Bicara sembarangan." Bu Xu menatap pada He Dong dengan lucu. Bu Xu menyuruh mereka untuk cepat minum teh dan makan mochi. Lalu, dia pun kembali sibuk ke dapur.     

Beberapa orang ini saling memandang. Kemudian, mereka semua sama-sama melihat Lu Sheng.     

Lu Sheng mengambil sepotong mochi kacang tanah gula merah dan memakannya. Dia makan dengan tenang dan tidak mempedulikan tatapan mereka.     

He Hu sepertinya terpikirkan sesuatu. Tanpa ekspresi dia pun mengambil kaleng daun teh itu dan menyimpan di dalam bajunya.     

Daun teh ini adalah barang dari Wisma Perdana Menteri. Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan emas batangan pemberian dari Yang Mulia Kaisar, namun itu juga bukan barang biasa. He Hu merasa dia harus menyimpannya dengan baik.     

Melihat tindakan He Hu, Lu Sheng pun tidak mengatakan apapun. Dia hanya merasa sedikit lucu saja.     

He Lai melirik ayahnya, sedikit tidak berdaya.     

Lu Sheng dan keluarganya duduk menikmati teh. Tidak ada lagi yang berbicara.     

Saat ini, He Zhang masuk ke halaman rumah sambil mengendarai delman sapi.     

He Zhang menghentikan delman sapi di samping tembok. Begitu dia membuka topi cadarnya, dia pun terkejut ketika melihat Lu Ran dan Lu Sheng sedang duduk di halaman depan rumah.     

"Kapan Xiaosheng pulang?" tanya He Zhang.     

Lu Sheng menjawab sambil tersenyum, "Semalam baru sampai rumah."     

"Apa Kak Zhang tahu kalau Xiaosheng pergi ke Jingcheng?" He Lai terkejut.     

"Jingcheng?" He Zhang melihat Lu Sheng, "Xiaosheng bukankah pergi ke Linjiangfu bersama Putra Kaisar Ketiga dan Tuan Chu? Kabarnya, dia akan menyelidiki kasus pembunuhan berantai, ya?"     

Lu Sheng mengangkat alisnya. Waktu itu, dia hanya mengatakan bahwa dia akan ke Linjiangfu bersama Putra Kaisar Ketiga dan Chu Sihan. Lu Sheng tidak mengingat dirinya mengatakan bahwa dia pergi ke Linjiangfu untuk menyelidiki kasus pembunuhan berantai.     

 Berarti mungkin Fu Xianyun yang mengatakannya pada He Zhang.     

"Hubungan paman Zhang dan Hakim Fu sepertinya cukup baik, ya." kata Lu Sheng.     

Mendengar Lu Sheng berkata demikian, He Zhang pun melihat Lu Sheng dan menjelaskan, "Hakim Fu sering membawa istri dan anaknya makan di restoran. Kebetulan dia mengungkit masalah tersebut."     

Maksud He Zhang berarti Fu Xianyun sendiri yang memberitahukannya pada He Zhang.     

He Hu terdiam… Anaknya ternyata mengenal hakim baru Huangyang. He Hu tidak mengetahui masalah tersebut.     

Anak-anak muda ini, mereka diam-diam mengenal begitu banyak orang penting, namun tidak pernah mengungkitnya sama sekali. Sungguh keterlaluan!     

"Ayah, mata Ayah berkedut? Mau aku panggilkan dokter?" Melihat mata He Hu berkedip untuk beberapa kali sekaligus, He Zhang pun bertanya dengan serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.