Gadis Lugu Liar Galak

MEMBAGIKAN BARANG-BARANG IMLEK



MEMBAGIKAN BARANG-BARANG IMLEK

0Setelah Lu Ran selesai mencuci piring, dia pun menurunkan barang-barang yang diperlukan untuk Imlek dari delman bersama Lu Sheng.     
0

"Banyak sekali!" kata Lu Jiang yang berdiri di samping sambil menggandeng tangan Lu Xin. Matanya berbinar dengan terpana.     

Lu Ran juga sedikit terkejut, "Begitu banyak barang, apa kita bisa menghabiskannya?"     

Dulu, jangankan makanan, bahkan barang-barang Imlek tidak pernah muncul di dalam rumah keluarga Lu. Bu Liu orangnya sangat pelit. Dia tidak pernah mau mengeluarkan uang, bahkan hanya untuk beberapa potong kue saja. Meskipun Bu Liu membelinya, dia juga hanya memberikan pada Liu Ning saja.     

"Kita berbagi sedikit untuk Nenek dan Nenek Sepupu. Kemudian sedikit lagi untuk Bibi Yu dan Kepala Desa."     

Nyonya Besar Fu memberikan dua set. Satu set untuk Lu Sheng dan satunya lagi untuk Chu Sihan. Tapi karena Chu Sihan tidak mengambil dan memberikan semuanya pada Lu Sheng sehingga barang-barang Imlek ini tidak akan bisa dimakan habis. Lagi pula selain Lu Jiang dan Lu Xin, Lu Sheng dan Lu Ran kurang suka dengan makanan seperti ini.     

"Boleh." Lu Ran menganggukkan kepalanya, "Kebetulan, aku mau pergi mencari Kak Tao, bagian Kepala Desa biar aku sekalian yang mengantarnya."     

"Oh ya." Lu Ran menunjuk pada keranjang bambu yang terletak di sudut sana, "Di dalamnya itu terdapat buah apel yang diberikan Kak Tao. Katanya itu hadiah Imlek untuk kita."     

Lu Sheng mengambil keranjang dan mengisi dengan buah kering dan kue, "Tepat sekali, ini sebagai hadiah balasannya." Barang-barang ini sudah dicicipi oleh Lu Sheng dalam perjalanan pulang. Rasanya sangat enak, anak-anak pasti akan menyukainya.     

Tao Jia memiliki anak laki-laki yang berusia lima tahun. Setiap tahun dia hanya pulang sekali ke desa sehingga Lu Sheng tidak memiliki kesan terhadap anak tersebut.     

Lu Ran mengambil keranjang itu dari tangan Lu Sheng. Kemudian, dia pun berjalan keluar rumah.     

"Kakak Ran, jangan lupa membawa pulang keranjangnya." Sebelumnya, Lu Dahua sering membuat keranjang bambu untuk dijualnya sehingga rumah keluarga Lu tidak pernah kekurangan barang-barang seperti ini.     

Akan tetapi, kini Lu Dahua masih berada di dalam penjara sehingga tidak ada yang membuat keranjang lagi. Jadi, di rumah Lu hanya tersisa beberapa keranjang yang masih bisa digunakan saja.     

"Baik." Lu Ran menjawab tanpa melihat kembali.     

Lu Sheng mengalihkan pandangannya. Dia melanjutkan mengisi keranjang dengan buah kering dan kue yang ingin diberikan untuk Bibi Yu.     

Lu Jiang mengajukan, "Kak Sheng, biar aku yang membawanya kepada Bibi Yu." Banyak sekali makanan enak, A Yuan pasti akan senang sekali.     

Lu Sheng tersenyum, "Kamu kuat membawanya?"     

"Kuat!" Lu Jiang menganggukkan kepalanya.     

Lu Sheng melihat Lu Jiang, tiba-tiba dia teringat dengan dirinya yang masih kecil ketika di masa lampau.     

Waktu itu, Lu Sheng dan Lu Zhou tinggal di atas pegunungan. Di sana tidak ada tetangga. Sampai ketika Lu Sheng berusia enam tahun, tiba-tiba ada seorang kakek tua pindah ke rumah sebelah.     

Pernah sekali saat Lu Zhou sedang membakar ayam, kakek tua itu mondar-mandir terus di depan rumah Lu Sheng. ketika Lu Sheng melihat kakek tua itu, dia merasa kasihan. Jadi Lu Sheng pun menyuruh Lu Zhou untuk membagikan ayam bakar itu pada kakek tua.     

Lu Zhou juga tidak pelit. Dia langsung mengambil mangkok dan mengisinya dengan nasi dan ayam untuk kakek tua itu.     

Melihat Lu Zhou memberikan makanan kepadanya, kakek tua pun menerimanya dengan kaget dan senang.     

Kemudian setiap kali Lu Zhou memasak, Lu Sheng pasti akan mengantarkan sedikit makanan pada kakek tua itu. Setiap kali Lu Sheng melihat kakek itu tersenyum dengan senang, Lu Sheng pun juga merasa sangat puas.     

Akan tetapi, kemudian, kakek tua itu pun pindah ke tempat lain. Lu Sheng bertanya pada Lu Zhou, di mana kakek tua itu pindah, Lu Zhou hanya menjawab kakek tua itu sudah pulang.     

Waktu itu, Lu Sheng masih tidak mengerti. Kemudian dia baru mengetahui bahwa kakek tua itu bukan manusia, melainkan adalah hantu yang meninggal di sekitar rumah mereka.     

Lu Sheng berlari ke rumah sebelah. Dia melihat bahwa makanan yang diantar oleh Lu Sheng sekarang sudah kering.     

Meskipun kakek tua itu sudah "pulang". Akan tetapi Lu Sheng tidak dapat melupakan wajah kakek tua itu ketika dia tersenyum dengan senang setiap kali Lu Sheng memberikannya makanan.     

"Aku! Aku dan Abang sama-sama membawanya!" Lu Xin mengangkat tangannya ketika berbicara, mengingatkan kembali pikiran Lu Sheng yang sudah menjauh.     

Lu Sheng tersenyum. Dia pun menganggukkan kepalanya, "Hati-hati, jangan sampai jatuh, ya." Kemudian Lu Sheng pun memberikan keranjang pada Lu Jiang dan Lu Xin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.