Gadis Lugu Liar Galak

SIMPAN BUAT PERSEMBAHAN NENEK MOYANG



SIMPAN BUAT PERSEMBAHAN NENEK MOYANG

0Lu Sheng mengedipkan matanya dengan polos, "Kakek, yang aku katakan itu benar." Lu Sheng benar-benar tidak berbohong.     
0

Lu Ran melirik Lu Sheng. Ketika dia ingin membantu Lu Sheng untuk membuktikan kata-katanya, He Hu berkata terlebih dahulu, "Nenek Tuan Chu adalah ibu kandung Perdana Menteri. Keluarga seperti kita mana mungkin memiliki kesempatan bertemu dengan orang seperti itu?"     

He Hu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, seolah tidak percaya.     

"Memangnya ada apa dengan ibu Perdana Menteri?" He Lai berjalan mendekat, "Guru Xiaosheng adalah Putra Kaisar Ketiga."     

"Hahahaha..." Suara Tawa He Hu semakin keras, "Kamu ini. Kamu masih membantu keponakanmu membohongiku. Putra Kaisar Ketiga? Berani-beraninya kamu berpikir demikian."     

He Lai terdiam.     

Akhirnya He Lai mengerti perasaan Lu Sheng. Selama ini, orang-orang tidak pernah mempercayai kata-kata Lu Sheng mengenai hal tersebut.     

"Semua yang dikatakan A Sheng itu benar." Lu Ran mengatakannya dengan tenang.     

Suara tawa He Hu berhenti.     

Lu Sheng dan He Lai memiliki sifat yang suka bercanda, namun Lu Ran memiliki sifat yang serius. Lu Ran bukanlah orang yang suka bercanda.     

Ini artinya, apa yang dikatakan Lu Sheng dan He Lai tadi merupakan fakta, bukan sebuah candaan?     

He Hu menatap Lu Sheng, kemudian memandang He Lai. He Lai dan Lu Sheng sama-sama menganggukkan kepalanya pada He Hu.     

Entah berapa lama waktu berlalu, He Hu akhirnya berkata, "Berarti, Xiaosheng benar-benar bertemu dengan Ibu Perdana Menteri? Dan ia juga benar-benar murid Putra Kaisar Ketiga?"     

He Lai dan Lu Ran menganggukkan kepala mereka, "Benar sekali!"     

"Ini…" He Hu tetap tidak dapat mempercayainya.     

Bagaimana bisa percaya? Bagi Keluarga Hu yang seorang petani, jangankan Putra Kaisar Ketiga dan ibu kandung dari Perdana Menteri, mereka bahkan tidak pernah mengetahui wajah Hakim Huangyang.      

Kini malah dikatakan bahwa Lu Sheng tidak hanya pernah bertemu dengan Ibu Perdana Menteri, dia juga adalah murid dari Putra Kaisar Ketiga. Masalah ini jika dikatakan pada orang lain, mungkin orang itu juga tidak akan mempercayainya, kan?     

"Kek, selain Ibu Perdana Menteri, aku juga bertemu dengan Yang Mulia Kaisar." Begitu Lu Sheng mengatakan hal tersebut, semua suasana langsung berubah sepi.     

Kali ini tidak hanya He Hu yang terkejut, bahkan Lu Ran dan He Lai juga tertegun.     

Yang Mulia Kaisar?     

Buat masyarakat biasa seperti mereka, keberadaan Yang Mulia Kaisar sama seperti keberadaan Tuhan.     

"Oh ya, Yang Mulia Kaisar juga menghadiahkanku sepasang emas batangan. Tapi aku tidak membawanya."     

He Hu terdiam…     

He Lai terdiam…     

Lu Ran terdiam…     

Dapat bertemu dengan Yang Mulia Kaisar saja sudah seperti penghargaan dari Tuhan. Dan ternyata Lu Sheng mendapatkan emas dari Yang Mulia Kaisar?     

"Yang Mulia Kaisar lumayan baik pada menteri-menterinya. Tapi sedikit pelit pada masyarakatnya." Lu Sheng mengeluh, "Padahal aku sudah membantunya menaklukkan… orang jahat, tapi Yang Mulia Kaisar hanya memberikan sepasang emas batang saja padaku."     

He Hu, He Lai, dan Lu Ran sekali lagi terdiam.     

Padahal Lu Sheng sudah mendapatkan uang, namun dia masih berani mengejek Yang Mulia Kaisar?     

"Kalian kenapa?" Ketika He Dong kembali dari dapur, dia melihat He Hu, He Lai, dan Lu Ran sedang melihat Lu Sheng dengan terpana. He Dong merasa ada yang aneh.     

Lu Ran yang pertama sadari, "Kenapa aku tidak pernah mendengarmu mengatakan masalah ini?"     

Dapat melihat wajah asli Yang Mulia Kaisar merupakan sesuatu yang membanggakan nama keluarga, namun Lu Sheng malah tidak pernah mengatakannya. Jika Lu Sheng tidak mengatakannya hari ini, Lu Ran pun tidak akan pernah mengetahuinya seumur hidup.     

Lu Ran merasa adiknya ini benar-benar semakin hebat dan menakjubkan.     

Lu Sheng berkata dengan cuek, "Bukan hal besar. Yang Mulia Kaisar juga manusia biasa. Untuk apa menceritakan masalah tidak penting seperti ini?"     

"Emas itu jangan pernah kamu pakai. Simpan untuk persembahan nenek moyang." He Hu yang baru sadar dari lamunannya segera berkata demikian.     

Barang pemberian Yang Mulia Kaisar pada umumnya digunakan sebagai persembahan. Hal itu merupakan penghargaan bagi nama keluarga, jadi tidak dapat digunakan dengan sembarangan.     

"Kenapa?" Lu Sheng mengangkat alisnya. Bukankah uang yang ia dapatkan bisa ia pakai sesuka hatinya?     

Lu Ran terdiam untuk sementara waktu, kemudian berkata, "Setelah pulang berikan emas itu padaku."     

"Baik." Lu Sheng menyetujuinya tanpa ragu. Dia berpikir emas itu hanya bernilai seratus tael perak saja, jadi ia tidak merasa rugi jika memberikannya begitu saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.