Gadis Lugu Liar Galak

JIWANYA SUDAH TERTUKAR



JIWANYA SUDAH TERTUKAR

0"Ini gampang, gampang!" Yang Mulia Kaisar tertawa terbahak-bahak.     
0

Kemudian, tatapan Yang Mulia Kaisar bergeser ke arah Lu Sheng. Tatapannya penuh dengan pengamatan.      

Tadi ketika Mendengar Perdana Menteri Fu berkata bahwa Lu Sheng adalah murid Lu Zhou, pagi ini Yang Mulia Kaisar juga bertanya pada Peramal Kerajaan. Peramal Kerajaan juga menganggukkan kepalanya.     

Yang Mulia Kaisar juga tidak mengetahui dari mana anaknya ini bisa mendapatkan murid sehebat ini.     

Sebelum bertemu dengan Lu Sheng, Yang Mulia Kaisar sempat berpikir, mungkin bisa menjodohkan Lu Sheng pada Lu Zhou. Namun ketika melihat sikap Lu Sheng yang mesra dengan Chu Sihan tadi, dia pun membatalkan rencananya.     

Meskipun anak kandung sangat penting, namun Chu Sihan adalah penyelamat Yang Mulia Kaisar. Lagi pula, Lu Sheng dan Chu Sihan saling menyukai. Yang Mulia Kaisar tidak berniat ingin merusak hubungan orang lain.     

Beruntungnya, Lu Sheng tidak mengetahui isi hati Yang Mulia Kaisar. Jika tidak, dia pasti akan memuntahkan darah langsung di tempat.     

"Nona kecil, bagaimana denganmu? Kamu ingin imbalan apa?" Yang Mulia Kaisar menyimpan tatapan pengamatannya. Dia bertanya sambil tersenyum.     

Lu Sheng melihat Chu Sihan. Kemudian, dia melihat Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Lu Sheng baru maju selangkah dan berkata, "Yang Mulia Kaisar tidak perlu segan. Seperti yang dikatakan pendekar Ye, membasmi siluman adalah kewajiban kami."     

Chu Sihan mengangkat alisnya dengan kaget. Maksudnya dia menyuruh Lu Sheng menerima imbalan. Bukan menyuruhnya untuk menolak.     

Lu Sheng ternyata tidak mengambil kesempatan untuk mendapatkan keberuntungan?!     

Yang Mulia Kaisar sangat senang. Dia pun menyuruh orang untuk masuk dan mengambilkan sebuah kotak.     

"Aku dengar Peramal Kerajaan berkata bahwa kamu datang dari desa. Keluargamu juga tidak kaya. Imbalan ini, kamu terima saja."     

"Terima kasih, Yang Mulia Kaisar!" Lu Sheng menerimanya dengan senyuman manis. Saat ini dia juga melihat Peramal Kerajaan dengan tatapan penuh terima kasih.     

Ye Luo tidak begitu sensitif terhadap keuangan. Biasanya, dia sudah puas dengan adanya makanan dan minuman enak. Lagi pula seniornya yang kaya raya dan jarang menggunakan uang, Ye Luo, selalu meminta uang pada Peramal Kerajaan setiap kali dia berkunjung ke Kuil Qingxue.     

Peramal Kerajaan juga bukan orang yang pelit. Seberapa banyak uang yang diminta juniornya, dia selalu memberikannya tanpa ragu.     

"Ngomong-ngomong, bukankah tingkat pelatihan Nona ini ternyata lebih hebat daripada Peramal Kerajaan?" Putra Mahkota mencuri kesempatan untuk bertanya sambil tersenyum.     

Peramal Kerajaan melihat kepada Putra Mahkota, dengan tenang dia mengatakan, "Tingkat pelatihan Nona Lu memang tidak kalah jika dibandingkan denganku."     

Sungguh memalukan. Meskipun tingkat pelatihan Peramal Kerajaan lebih tinggi daripada Lu Sheng, namun peralatan sihirnya tidak sebanyak milik Lu Sheng. Peramal Kerajaan hanya bisa menyalahkan gurunya sendiri karena tidak mampu sehingga tidak bisa memberikan peralatan sihir yang hebat kepadanya.     

"Sungguh mengagumkan. Nona memiliki kemampuan yang sangat hebat, di usia yang masih sangat muda." Putra Mahkota pura-pura memuja, namun di dalam hatinya dia merasa pasrah.     

Chu Sihan adalah orang dari pihak Putra Kaisar Pertama, sedangkan Putra Mahkota sudah melihat kemesraan Lu Sheng dan Chu Sihan. Berarti Putra Kaisar Pertama mendapatkan dukungan tambahan lagi. Putra Mahkota merasa tahtanya semakin terancam.     

Sejak Putra Kaisar Pertama masuk, dia hanya berdiri diam di samping Yang Mulia Kaisar sambil tersenyum, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Peramal Kerajaan diam-diam mengamati Putra Mahkota.     

Semalam, Chiming mengincar Peramal Kerajaan, dan Peramal Kerajaan tidak mengerti, siapa yang menginginkan nyawanya di Jingcheng ini.     

Peramal Kerajaan berpikir bolak balik. Dia pun teringat dengan Xiahou Tang yang kepribadiannya tiba-tiba berubah drastis. Beberapa tahun ini, Xiahou Tang selalu menatap aneh saat melihat Peramal Kerajaan.     

Kalau dipikir lebih jauh, sejak Xiahou Tang memilih pihak Putra Mahkota, kemungkinan besar Xiahou Tang yang sekarang ini sudah bukan Xiahou Tang yang sebelumnya.     

Orang lain mungkin tidak akan kepikiran dengan "Pengambilan Raga". Namun, sebagai pendeta, "Pengambilan Raga" sangat umum bagi mereka.     

Seperti Putra Kaisar Ketiga yang sekarang ini. Para menteri hanya mengira Putra Kaisar Ketiga menjadi tegas dan dewasa. Bahkan Yang Mulia Kaisar pun berpikir demikian. Hanya mereka yang satu bidang bisa mengetahui bahwa jiwanya sudah tertukar oleh yang lain.     

Hanya saja Peramal Kerajaan tidak mengetahui, yang di dalam raga Xiahou Tang ini sebenarnya manusia atau hantu? Lalu kenapa ia menginginkan nyawanya?     

Peramal Kerajaan merasa sejak dia turun dari gunung Qingfeng, dia tidak pernah berbuat jahat kepada orang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.