Gadis Lugu Liar Galak

INDERA PERASA YANG UNIK



INDERA PERASA YANG UNIK

0Chu Sihan melihat tatapan ketiga orang ini tertuju pada dirinya. Dia pun dengan tenang mengambil cangkir araknya dan menyesap sesuap arak, "Dari dulu aku sudah pernah mendengar dari Guru bahwa Peramal Kerajaan memiliki banyak arak yang terkenal. Kini, aku baru tahu, arak ini sungguh enak sekali."     
0

"Terima kasih, Tuan Chu." kata Peramal Kerajaan mengatakan. Lalu, dia mengambil sumpit dan memakan sawi rebus air tanpa ekspresi.     

Melihat Peramal Kerajaan makan dengan enak, Lu Sheng mengira mungkin sawi tersebut rasanya berbeda dengan sawi yang biasanya. Maka dia pun menyumpit sawi itu dan memakannya. Namun rasanya tetap sama. Hal tersebut membuat Lu Sheng ingin muntah. Dia tetap menelan sayur itu atas kesopanannya.     

Ye Luo memberikan tatapan kagum pada Lu Sheng.     

Melihat Lu Sheng memakan sawi, Chu Sihan pun ikut makan. Namun, ketika dia memasukkannya sawi ke dalam mulutnya, sawi ini lebih tidak enak dibandingkan dengan sawi mentah.     

"Peramal Kerajaan, apakah indera perasa Anda baik-baik saja?" Chu Sihan menelan sawi tersebut dengan susah payah. Kemudian, baru dia bertanya.     

"Baik-baik saja." Peramal Kerajaan menjawab dengan tenang. Dia melanjutkan makan sisa masakan yang ada di atas meja.     

Ye Luo menuang sisa setengah botol arak ke dalam botol arak milik dirinya, "Senior, selama beberapa tahun kita tidak bertemu, keterampilan memasakmu tetap tidak berubah, ya?."     

Setidaknya juga harus menggunakan sedikit bumbu, kan?     

Lu Sheng terkejut, "Benarkah masakan ini semua buatan Peramal Kerajaan?"     

"Benar." Ye Luo menganggukkan kepalanya, dengan sengaja dia berkata, "Satu set sayur tumis air tidak menggunakan bumbu apapun."     

Lu Sheng dan Chu Sihan melihat Peramal Kerajaan. Lu Sheng tertawa dengan canggung, "Haha, selera Peramal Kerajaan cukup unik."     

Namun, mereka malah mendapatkan penjelasan dari Peramal Kerajaan, "Menggunakan bumbu akan menghilangkan rasa asli sayuran."     

Lu Sheng dan Chu Sihan terdiam. Peramal Kerajaan apa pernah makan masakan yang menggunakan bumbu?     

Chu Sihan mengambil botol arak. Dia akan mengisi cangkirnya yang sudah kosong. Namun begitu dia mengangkatnya, ternyata botolnya terasa ringan. Dia menoleh ke samping dan kebetulan melihat Ye Luo menyimpan botol araknya...     

Chu Sihan menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Dia meletakkan botol arak di atas meja dan bertanya pada Peramal Kerajaan, "Kapan kita berangkat ke Suburban?"     

"Pukul lima sore." Peramal Kerajaan meletakkan sumpitnya. Dia mendongakkan kepalanya dan berkata pada Chu Sihan dan yang lainnya, "Aku sudah siapkan kamar buat kalian. Kalian bisa beristirahat sebentar."     

Ye Luo menepuk botol arak yang digantung di pinggangnya. Dengan puas dia berkata, "Baik, senior." Selama ada arak di dalam botol arak, yang lain tidak akan jadi masalah bagi Ye Luo.     

Peramal Kerajaan melirik Ye Luo. Kemudian, dia memanggil dua orang biksu untuk membereskan meja. Lalu, mereka pun meninggalkan gazebo.     

Lu Sheng melihat Chu Sihan, "Tuan, kita mau ke mana?"     

"Ikuti guruku."     

Lu Sheng melihat Ye Luo yang pergi. Dia pun menganggukkan kepalanya. Lu Sheng dan Chu Sihan mengikuti di belakang Ye Luo.     

Lu Sheng merasa Peramal Kerajaan sangat disiplin. Seperti dugaannya, begitu jam menunjukkan pukul lima sore, di kamar mereka bertiga pun langsung terdengar suara ketukan pintu.     

Yang mengetuk pintu bukanlah orang lain, melainkan Peramal Kerajaan. Dia mengetuk pintu kamar Chu Sihan terlebih dahulu, kemudian mengetuk kamar Ye Luo.     

Kamar Lu Sheng ada di tengah. Pada ketukan pintu pertama, Lu Sheng sudah terbangun. Dia duduk sebentar di atas tempat tidur, kemudian baru dia turun dengan pelan.     

Setelah mencuci muka dan memakai baju, dia pun keluar dari kamar.     

Di luar pintu kamar Lu Sheng, kebetulan Chu Sihan sedang mengangkat tangannya, sepertinya dia mau mengetuk pintu kamar Lu Sheng.     

Chu Sihan tertegun sejenak.Kemudian dia tersenyum, "Aku baru mau mengetuk pintumu."     

"Kalau kamu sudah bangun, ayo kita berangkat." Suara Peramal Kerajaan terdengar sebelum Lu Sheng sempat mengatakan sesuatu pada Chu Sihan.     

Lu Sheng tersenyum. Kemudian, dia melihat Chu Sihan, "Kalau begitu, ayo kita jalan."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Mereka berempat pun meninggalkan tempat tinggal Peramal Kerajaan.     

Karena sudah terlalu lama berada di tempat yang hangat, saat keluar mereka malah memiliki perasaan dimana musim panas tiba-tiba berubah menjadi musim dingin.     

Lu Sheng merinding kedinginan. Kemudian, sebuah tangan yang besar pun menggenggam tangan kecilnya.     

Lu Sheng tersenyum sambil merendahkan pandangannya, tanpa harus melihat dia juga mengetahui siapa pemilik tangan tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.