Gadis Lugu Liar Galak

KERTAS HU TRANSPARAN TERJATUH



KERTAS HU TRANSPARAN TERJATUH

0"Fei'er, kenapa?" "Nyonya Kedua" bertanya sambil tersenyum manis, "Ayo ke sini, biarkan aku melihatmu."     
0

"Jangan ke sana." Lu Sheng berkata menggunakan nada yang hanya bisa didengar oleh Fei'er, "Mereka bukan paman dan bibimu. Mereka adalah penyamaran siluman."     

Fei'er awalnya sedikit takut. Namun, ketika dia mendengar suara Lu Sheng, dia sangat terkejut.     

Fei'er melihat "Nyonya Kedua" semakin mendekatinya. Dia pun ketakutan hingga menyembunyikan diri di belakang Nenek Tua.     

Fei'er mengisyaratkan Nenek Tua untuk membungkukkan badannya. Kemudian, dia pun membisikkan, "Nenek, mereka bukan paman dan bibi."     

"Hmhh?" Belum sempat Nenek Tua mencerna kata-kata cucunya, pengawal yang menjaga pintu pun berlari kemari, "Nyonya Besar, orang kantor pemerintah telah datang."     

Ketika pengawal itu melihat "Tuan Besar Kedua" dan "Nyonya Kedua", dia juga tertegun sejenak, "Sejak kapan Tuan Besar Kedua dan Nyonya Kedua pulang? Kenapa tidak lewat pintu depan?"     

"Tuan Besar Kedua" menjelaskan, "Oh, kami melihat pintu belakang lebih dekat maka kami pun masuk lewat sana."     

Siluman ilusi tidak hanya bisa menyamar wajah dan gerakan manusia. Yang paling menakutkan adalah ketika siluman ilusi bisa membaca ingatan manusia yang mereka samari. Kemudian mereka menggunakannya.     

Ini juga salah satu alasan kenapa semua orang tidak pernah mencurigai manusia yang disamari oleh siluman ilusi.     

Tentu saja, siluman ilusi memiliki satu kelebihan, yaitu mereka tidak akan sembarangan menghisap darah orang. Melainkan mereka hanya akan menghisap darah manusia yang mereka sukai saja.     

"Untuk apa orang kantor pemerintah datang ke rumah?" Nenek Tua bertanya pada pengawal itu.     

Pengawal itu menjawab, "Kabarnya, di Jingcheng terdapat siluman ilusi yang bisa menyamar menjadi manusia. Pagi ini di jalan sedang ramai karena terjadi kasus pembunuhan. Mereka semua meninggal karena darah mereka dihisap kering oleh siluman ilusi."     

Mendengar kata-kata pengawal, Nenek Tua tiba-tiba mengingat kata-kata cucunya tadi.     

Tatapan semua orang tanpa sadar melihat ke arah "Tuan Besar Kedua" dan "Nyonya Kedua" itu. terlihat bahwa ekspresi "Tuan Besar Kedua" dan "Nyonya Kedua" tiba-tiba menjadi kaku, sepertinya tersinggung oleh tatapan mereka.     

Lu Sheng yang masih transparan mengambil dua lembar kertas hu. Kemudian kertas hu tersebut dia tempelkan pada kedua siluman ilusi tersebut saat mereka lengah.     

Kedua siluman ini tiba-tiba merasa belakang punggung mereka kesakitan. Maka mereka pun menjerit aneh. Mereka berubah menjadi dua kabut hitam dan berguling-guling di bawah lantai.     

"Ah~~!!" Para gadis pembantu dan ibu pembantu semua berteriak dengan ketakutan ketika melihat kejadian tersebut. Mereka pun berlarian ketakutan.     

Lalu, ada beberapa pengawal muncul dan menghalangi di depan Nenek Tua dan Fei'er.     

Nenek Tua juga sangat ketakutan. Namun dia tetap tidak lupa untuk melindungi cucunya di belakangnya.     

Lu Sheng melempar dua lembar kertas hu lagi. Dengan tepat dia menempelkannya pada kedua kabut hitam tersebut. "Bhom!" Kedua kabut itu pun meledak dan hancur di udara.     

Lu Sheng mencibir, "Kertas hu Bom ini enak dipakai juga." Kertas hu Bom ini adalah buatan Lu Sheng di masa lampau. Namun, dia tidak pernah menggunakannya. Pada kesempatan kali ini, Lu Sheng mencoba menggunakannya. Ternyatanya efeknya lumayan bagus.     

Ketika Lu Sheng akan pergi, tiba-tiba dia melihat ada beberapa sosok putih melayang keluar. Dia pun menghentikan langkah kakinya dan melihat dengan teliti pada sosok putih tersebut. Ternyata sosok putih itu adalah roh.     

Kira-kira ada belasan roh, sepertinya adalah roh manusia yang dihisap darahnya oleh siluman ilusi tersebut yang belum sempat dicerna.     

Lu Sheng mengeluarkan kertas hu Penyimpanan Roh dan menyimpan mereka semua ke dalam.     

"Sungguh beruntung karena kalian bisa bertemu denganku." Beberapa roh ini ada yang terluka. Jika disimpan di dalam kertas hu Penyimpanan Roh untuk beberapa hari, maka mereka pun bisa pulih total dalam waktu yang singkat.     

"Kakak!" Sebuah suara anak-anak namun tegas tiba-tiba terdengar di telinga Lu Sheng. Lu Sheng menolehkan kepalanya. Dia menyadari bahwa semua orang melihatnya dengan kaget.     

Lu Sheng mengedipkan matanya. Lalu, dengan perlahan dia menundukkan kepalanya dan melihat ke tempat dimana kertas hu Transparan itu berada. Dan ternyata kertas hu Transparan sudah jatuh entah sejak kapan.     

"Aku sudah gegabah." Lu Sheng menggumam. Kemudian, dia segera memungut kertas hu Transparan dan tersenyum pada mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.