Gadis Lugu Liar Galak

MEMAMERKAN KEMESRAAN DI HADAPAN ‘MAKCOMBLANG’



MEMAMERKAN KEMESRAAN DI HADAPAN ‘MAKCOMBLANG’

0"Sini, biar aku saja." Melihat dahi Lu Sheng sudah mulai berkeringat, Chu Sihan pun segera mengeluarkan sebuah pisau pendek. Kemudian dia meneteskan darah di atas kertas hu Komunikasi.     
0

Kertas hu Komunikasi memang harus menggunakan sihir. Seseorang yang tingkat pelatihannya sangat rendah tidak bisa membuka kertas hu Komunikasi tersebut.     

Tingkat Pelatihan Lu Sheng masih dua puluh tahun. Dia bisa membuka kertas hu Komunikasi dan bertahan selama ini merupakan sebuah keajaiban.     

"Setidaknya, kamu masih masih punya hati nurani." Lu Zhou mendengus.     

Chu Sihan tersenyum. Dia tidak mengatakan apapun.     

Tatapan Peramal Kerajaan yang menggunakan topi cadar berubah. Sebelumnya, dia tidak pernah menyadari jika Chu Sihan juga bukan manusia biasa.     

Jangankan Peramal Kerajaan, bahkan Wakil Chen dan yang lain ketika melihat Chu Sihan juga kaget. Mereka tidak menyangka bahwa Chu Sihan tidak hanya juara pertama ujian tingkat kerajaan yang paling muda di negara Xuanyue, melainkan Chu Sihan juga sama seperti Peramal Kerajaan, seorang pelajar Taoisme.     

"Sudah aku lihat." Suara Lu Zhou terdengar lagi dari kertas hu Komunikasi, "Sheng'er, siluman-siluman itu kini berkumpul di pinggiran kota. Siluman ilusi bersifat licik. Kalian harus berhati-hati. Akan tetapi Guru percaya, dengan penciumanmu yang lebih tajam daripada anjing, pasti bisa."     

Lu Sheng hampir memuntahkan darah dengan pernyataan Lu Zhou.     

Dasar orang tua bangka. Ingin memuji tidak lupa menyakitinya terlebih dahulu.     

"Sampai sini dulu. Aku harus pergi untuk menyegel penghalang transparan dunia siluman bersama para dewa dewi. Sudah, ya." Kemudian, kertas hu Komunikasi yang memancarkan cahaya emas mulai meredup. Lalu kertas hu Komunikasi pun meledak dan berubah menjadi abu.     

Wakil Chen dan yang lainnya pun menelan ludah secara tidak sadar. Kejadian di depan mata mereka hanya pernah mereka baca dari buku, atau mereka dengar dari pembaca cerita saja. Ini pertama kalinya mereka melihat hal seajaib ini dengan mata kepala mereka sendiri.     

"Tuan, suara tadi sepertinya adalah suara Putra Kaisar Ketiga." Hakim Konstitusi berbisik pada wakil Chen.     

Wakil Chen mengerutkan keningnya, "Di dunia ini terdapat banyak suara yang hampir sama. Mungkin hanya kebetulan saja."     

Selama ini, Putra Kaisar Ketiga selalu berada di Jingcheng. Dia sama sekali tidak memiliki informasi mengenai Putra Kaisar Ketiga bahwa dia telah menjadi pelajar Taoisme.     

Sedangkan orang yang berbicara di kertas hu Komunikasi itu, cara bicaranya sudah bisa diketahui bahwa dia bukanlah orang biasa.     

Apalagi Putra Kaisar Ketiga kini baru berusia dua puluh tujuh tahun. Meskipun benar beliau telah mempelajari pelatihan Taoisme, dia juga tidak mampu menjadi guru Nona Lu, kan?     

Masalah ini tidak masuk akal.     

Hakim Konstitusi juga merasa pernyataan itu benar. Dia pun menganggukkan kepalanya, "Mungkin memang seperti yang dikatakan Wakil Chen!"     

Peramal Kerajaan mendengar percakapan antara Wakil Chen dan Hakim Konstitusi. Namun, dia tidak memberikan penjelasan. Melainkan dia melihat Chu Sihan, "Malam ini gurumu sudah tiba di Jingcheng. Nanti kalau dia tiba, kita baru berangkat menuju pinggiran kota."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya.     

"Lalu, hamba?" Wakil Chen maju selangkah dan bertanya.     

Peramal Kerajaan melihat Chen Siwu, "Wakil Chen, kamu suruh orang untuk menyebarkan kabar yaitu menyuruh masyarakat jangan lagi keluar rumah dengan sembarangan mulai hari ini."     

Wakil Chen menerima perintah, "Baik!"     

"Kemudian, bagaimana dengan siluman yang menyelinap masuk ke kota?" tanya Hakim Konstitusi.     

Chu Sihan menjawab, "Biar kami yang menanganinya."     

Mendengar Chu Sihan berkata demikian, Hakim Konstitusi pun memberi hormat pada Chu Sihan, Lu Sheng dan Peramal Kerajaan, "Terima kasih banyak!"     

Setelah keluar dari Kantor Pusat Mahkamah Agung, Chu Sihan membiarkan Chu Yun untuk tetap berada di Kantor Pusat Mahkamah Agung dulu.     

Chu Sihan, Lu Sheng, dan Peramal Kerajaan berpisah. Masing masing menuju ke arah yang berbeda. Mereka bersiap-siap untuk membunuh semua siluman yang ada di dalam kota.     

"Ini untukmu. Bawalah. Pada saat-saat genting dia akan menyelamatkan nyawamu." Lu Sheng mengeluarkan setumpuk kertas hu dan meletakkannya di telapak tangan Chu Yun.     

"Nona Lu, bagaimana cara memakai ini?" Chu Yun melihat ke kertas hu yang ada di tangannya. Wajahnya terlihat sangat bingung.     

Lu Sheng menjawab tanpa menoleh kembali, "Tempel sebanyak mungkin di badanmu."     

"Berhati-hatilah." Chu Sihan mengelus kepala Lu Sheng. Dengan khawatir ia memperingatkan Lu Sheng.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada Chu Sihan, "Tuan juga. Kalau begitu sampai berjumpa kembali!"     

Peramal Kerajaan memperhatikan Lu Sheng dan Chu Sihan. Seketika itu juga, ia tidak mengerti harus bereaksi seperti apa.     

Berani-beraninya Lu Sheng dan Chu Sihan memamerkan kemesraan mereka di hadapan 'makcomblang' mereka ini?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.