Gadis Lugu Liar Galak

RUMAH KECIL YE LUO



RUMAH KECIL YE LUO

0Di dalam halaman depan ada jejak sapu. Ketika masuk ke dalam rumah, jika teliti tercium sedikit bau apek. Jendela dalam kondisi terbuka, sepertinya rumah ini baru saja dirapikan hari ini.     
0

Chu Yun masuk terlebih dahulu ke dalam rumah untuk menyalakan lilin. Begitu rumah ini menjadi terang, interior kamar pun terlihat jelas.     

Interior rumah sangat sederhana. Pada empat sudut rumah terdapat beberapa sekat dan di tengah lobi rumah terdapat sebuah meja dan beberapa bantal kursi yang berbentuk bulat.     

Di atas meja terletak sebuah kompor, satu set peralatan teh baru, dan sekotak daun teh. Lalu, di bawah meja terdapat sebuah keranjang yang berisi arang.     

Chu Yun meletakkan lampu minyak di atas meja. Lalu, dia berkata pada Chu Sihan dan Lu Sheng, "Bau jamur belum hilang sepenuhnya. Tuan dan Nona Lu bisa duduk di sini sebentar. Hamba menurunkan barang-barang yang di dalam delman kuda dulu."     

Chu Sihan dan Lu Sheng menganggukkan kepalanya. Kemudian Lu Sheng pun langsung duduk di atas bantal kursi yang berbentuk bulat itu.     

Chu Sihan mencari sebuah lampion. Dia pun membawa lampion dan berjalan ke halaman belakang untuk mengambil setengah ember air sumur untuk memasak air teh.     

Aroma teh menggantikan bau apek yang tersisa di dalam rumah dengan cepat.     

Setelah Chu Yun menurunkan barang dan membawanya ke dalam kamar, dia baru kembali ke lobi untuk minum teh dengan Chu Sihan dan Lu Sheng.     

"Tuan, ketika masih tinggal di Jingcheng apa sering ke sini?" Lu Sheng menuangkan secangkir teh pada Chu Yun. Lalu, dia mengangkat kepalanya dan bertanya pada Chu Sihan.     

"Aku pernah tinggal di sini selama empat tahun." Setelah Chu Sihan menjadi murid Ye Luo, dia pun pindah ke rumah ini. Setelah empat tahun kemudian, dia menjadi juara pertama di ujian tingkat kerajaan. Maka dia pun kembali tinggal di Wisma Fu.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Tuan, wisma Guruku ada di mana?" Lu Sheng sangat penasaran.     

Kabarnya, Putra Kaisar Ketiga adalah satu-satunya putra kaisar yang beri warisan berupa wisma begitu dia lahir. Guru Lu Sheng sungguh beruntung sekali. Jadi begitu dia datang ke dunia ini, selain mendapatkan kasih sayang dari Yang Mulia Kaisar dan Ibu Suri, dia juga memiliki uang yang sangat banyak.     

Tidak seperti Lu Sheng, begitu dilahirkan ke dunia ini, dia sudah berendam di dalam air. Lalu, setelah bersusah payah menangkap pelaku yang mencelakai pemilik asli badan Lu Sheng, Lu Sheng harus langsung mencari uang untuk menghidupi keluarganya.     

Sungguh menyebalkan sekali, jika saling membanding-bandingkan dengan sesama manusia.     

"Di gang yang satunya lagi. Kalau kamu mau pergi, besok pagi aku bisa mengantarmu ke sana."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya.     

Lu Sheng tidur sejak semalam sampai pagi ini. Kini waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dia sama sekali tidak mengantuk. Sedangkan Chu Yun yang berdiri di samping sudah menguap dari tadi. Sejak Chu Yun tiba di Jingcheng, dia hampir tidak memiliki waktu untuk istirahat dengan baik. Hari ini dia baru bisa sedikit bersantai. Jadi rasa kantuknya pun langsung datang.     

Lu Sheng sungguh tidak bisa menahan lagi. Dia pun berkata pada Chu Yun, "Pengawal Chu, apa Anda ingin istirahat dulu?"     

Chu Yun menggosok matanya. Kemudian dia menggelengkan kepala, "Tidak, hamba harus jaga malam hari." Tuan Chu tidak memperbolehkan orang lain untuk datang ke sini. Jadi yang bisa jaga malam hanya Chu Yun saja.     

Chu Sihan berkata, "Malam ini tidak perlu jaga malam, tidurlah."     

"Baik!" Kini, Chu Sihan sudah mengatakannya, maka Chu Yun pun tidak dapat menolaknya. Sehingga setelah Chu Yun berpamitan dengan Chu Sihan dan Lu Sheng, dia pun keluar dari lobi.     

Di dalam rumah yang sudah sesunyi ini, ditambah lagi, Chu Yun sudah beristirahat, rumah ini pun terasa lebih terasa sunyi lagi. Hanya tersisa suara air yang mendidih saja.     

Chu Sihan menuang air teh yang sudah dingin dari cangkir. Lalu, dia mengisi dengan air teh panas yang baru.     

"Kini siluman mulai masuk ke dunia manusia, dikhawatirkan masyarakat akan mengalami bencana." Chu Sihan berkata, "Alangkah baiknya, jika Paman Lu berada di sini."     

'Lu Zhou adalah orang dari alam dewa. Jika dia ada di sini, mungkin dia bisa menemukan tempat persembunyian para siluman itu.     

Penduduk Jingcheng sangat banyak. Lalu, siluman-siluman itu juga sangat licik. Mereka menyamar menjadi manusia di mana manusia biasa sama sekali tidak dapat menyadari keberadaan mereka.     

Kasus pembunuhan Lianhuazhai adalah contoh yang baik.     

Chigou masih tidak begitu menakutkan karena mereka jarang muncul. Meskipun mereka benar-benar muncul di depan orang, akan tetapi para manusia juga tidak berani mendekatinya, karena wujud Chigou yang mengerikan.     

"Apa rencana Tuan selanjutnya?" tanya Lu Sheng sambil mengambil penjepit arang dan membalikkan arang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.