Gadis Lugu Liar Galak

TERLIHAT SESEORANG YANG FAMILIAR



TERLIHAT SESEORANG YANG FAMILIAR

0Ribuan lampu di pasar malam menerangi awan biru. gedung-gedung tinggi dipenuhi dengan tamu yang mencari perempuan cantik.      
0

Ketika delman kuda berjalan memasuki jalan yang ramai dan dalam otak Lu Sheng pun muncul pepatah puisi tersebut.     

Jingcheng benar-benar adalah ibu kota Xuanyue. Meskipun kini cuacanya sangat dingin, namun tetap sangat ramai dan meriah.     

"Eh?" Ketika delman kuda berjalan di jalan yang ramai, Lu Sheng melihat dua sosok yang familiar.     

"Kenapa?" Melihat wajah Lu Sheng yang kaget, Chu Sihan pun bertanya dengan penasaran.     

Lu Sheng menggelengkan kepalanya. Kemudian dia pun menutup kembali kain jendela delman dan bergumam, "Mungkin aku salah lihat."     

Ternyata Lu Sheng telah melihat Nenek dan Cucu Pengemis yang berada di Huangyang. Mereka adalah orang yang pernah diberi bakpao oleh Lu Sheng. Namun kini mereka berpakaian bersih. Lalu, di belakangnya juga diikuti pelayan. Hal ini membuat Lu Sheng mulai curiga, apakah dirinya sudah salah lihat.     

"Fei'er, ada apa?" tanya Nenek Tua yang menggandeng tangan Pemuda itu     

Pemuda itu menatap delman kuda yang menjauh. Kemudian dia pun berkata, "Nenek, tadi aku sepertinya melihat Kakak itu. Dia ada di dalam delman."     

"Kakak yang mana?" tanya Nenek Tua dengan bingung.     

"Kakak yang memberikan kita bakpao ketika kita menyelinap keluar dari rumah, dan saat dompet kita dirampok orang saat di Huangyang."     

"Oh?" Nenek Tua itu langsung membalikkan badannya. Melihat delman kuda itu sudah menjauh, Nenek Tua pun segera memerintahkan salah satu pengawalnya, "Xiaoliu, kamu ikuti delman kuda itu, lihat dia berhenti di mana."     

Pengawal yang dipanggil Xiaoliu pun menganggukkan kepalanya. Lalu, dia berjalan menuju arah delman kuda. Ketika dia keluar dari kerumunan, dia pun langsung menggunakan Qinggong untuk mengejar delman kuda tersebut.     

"Nyonya Besar, jangan-jangan, Nona yang ada di dalam delman itu adalah dermawan yang Anda katakan?" tanya Ibu Pembantu yang di samping Nenek Tua itu     

"Betul." Nenek tua menganggukkan kepalanya, "Waktu itu aku dan Fei'er mengenakan pakaian pelayan. Awalnya, kami hanya ingin menyelinap keluar untuk bermain sebentar. Namun siapa sangka ternyata dompet kami telah dicuri"     

Nenek tua menghela napas, "Kami sangat lapar waktu itu. Namun kami juga tidak tahu jalan pulang rumah. Maka kami pun hanya bisa menyamar menjadi pengemis dan mengemis di tepi jalan."     

Namun meskipun Nenek Tua dan cucunya sudah mengemis untuk waktu yang lama, tetapi tidak ada tidak satu orang pun yang memberikan sesuap nasi untuk mereka. Malah seorang gadis pengemis yang melihat mereka dengan rasa kasihan. Dia memberikan mereka dua buah bakpao.     

Setelah Nenek Tua dan cucunya ditemukan oleh keluarganya, mereka pun bersiap kembali ke Huangyang untuk mencari gadis pengemis itu tujuan untuk membalas budi. Namun mereka sudah mencari di seluruh kota Huangyang dan tetap tidak menemukan gadis pengemis itu.     

"Fei'er, kamu tidak salah lihat?" Nenek Tua pun mengingat-ngingat kembali. Gadis pengemis itu jauh lebih mirip pengemis daripada mereka.     

Dan seorang pengemis bagaimana mungkin mengendarai delman kuda semewah itu?     

"Aku tidak salah lihat." Fei'er menggelengkan kepalanya dan berkata dengan yakin. Meskipun waktu itu penampilan Kakak sangat berantakan dan kotor, namun dia tidak dapat melupakan mata Kakak itu.     

Daya ingat cucunya ini sangat hebat mengenai hal ini. Sementara, Nenek Tua terus meyakinkan     

Maka nenek tua pun menganggukkan kepalanya, "Baik. Walaupun kita tidak mengetahui alasan dia ke Jingcheng. Namun, jika kita bisa bertemu dengannya, kita harus mengucapkan terima kasih padanya secara langsung."     

Xiaoliu mengikuti delman kuda Chu Sihan sepanjang jalan. Namun karena takut ketahuan, dia hanya berani mengikutinya dari jauh. Dia tidak berani mengikutinya terlalu dekat.     

Xiaoliu melihat delman kuda itu berjalan masuk ke dalam gang yang tidak jauh dari istana. Akhirnya dia masuk ke sebuah rumah kecil. Setelah menemukan alamat rumah Lu Sheng, Xiaoliu pun membalikkan badannya dan pulang.     

Setelah Lu Sheng turun dari delman kuda, dia pun melihat rumah kecil yang ada di depan matanya dengan penuh penasaran.     

Setelah dia mengamati sekeliling rumah kecil ini, dia pun bertanya, "Tuan, ini tempat tinggal Tuan di Jingcheng?"     

"Bukan." Chu Sihan turun dari delman kuda, kemudian berjalan sejajar dengan Lu Sheng masuk ke dalam, "Tempat ini adalah tempat tinggal guruku, untuk sementara waktu ini kita akan tinggal di sini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.