Gadis Lugu Liar Galak

ORANG TIDAK BERPERASAAN



ORANG TIDAK BERPERASAAN

0Lu Sheng terkejut dengan kejadian tersebut. Dia pun terdiam di tempat.     
0

Pantas saja, hubungan Fu Sisi dan Fu Yiyi sangat buruk, ternyata mereka benar-benar bukan kakak beradik kandung.     

Fu Yiyi langsung tidak mengerti apakah dirinya harus tinggal di lobi atau pergi dari lobi, sehingga dia pun meminta tolong pada Fu Lei dengan memberi isyarat mata pada Fu Lei.     

Namun siapa sangka, kini Fu Lei merasa sangat malu dengan kata-kata Fu Sisi. Jadi dia langsung merasa wajahnya seakan ditampar oleh seseorang. Sungguh memalukan sekali.     

Fu Lei melihat Lu Sheng, "Mohon maaf Nona Lu, sudah membuat Anda melihat kejadian yang memalukan ini. Aku masih ada urusan. Jadi, aku tidak ikut makan."      

Kemudian Fu Lei pun meminta agar Nyonya Besar Fu dan Chu Sihan menyambut Lu Sheng dengan baik. Sementara Fu Lei pun pergi dari lobi tanpa melihat Fu Yiyi sama sekali.     

Fu Yiyi menyipitkan mulutnya, setelah dia berdiri sejenak. Dia pun berjalan keluar dari lobi.     

Nyonya Besar Fu menghela napasnya. Dia pun menyimpan biji tasbih hadiah pemberian dari Lu Sheng ke dalam kotaknya. Lalu memberikan kotak itu pada ibu pembantunya yang berdiri di belakang.     

Saat makan malam, Nyonya Besar Fu mengutus pelayan rumah untuk mengantarkan makan malam ke kamar Perdana Menteri Fu, Nyonya Fu, Fu Sisi, dan Fu Yiyi. Sedangkan Nyonya Besar Fu menemani Chu Sihan dan Lu Sheng makan.     

Karena kejadian tadi, Nyonya Besar Fu, Chu Sihan, dan Lu Sheng pun tidak berselera makan.     

Setelah makan malam, Chu Sihan dan Lu Sheng menemani Nyonya Besar Fu untuk mengobrol sebentar. Baru kemudian, mereka meninggalkan Wisma Perdana Menteri.     

Sebelum pergi, Nyonya Besar Fu memberikan hadiah kepada Lu Sheng sebagai tanda terima kasih atas kado Lu Sheng tadi, sebuah gelang batu akik yang sangat berharga.     

Awalnya, Lu Sheng ingin menolak hadiah tersebut, namun Chu Sihan malah berkata, "Tidak boleh menolak pemberian Tetua." Maka Lu Sheng pun terpaksa menerima hadiah tersebut.     

"Kita akan ke mana?" Setelah keluar dari Wisma Perdana Menteri, Lu Sheng menyadari bahwa perjalanan delman kuda tidak menuju penginapan, melainkan berlawanan arah dari penginapan.     

"Malam ini, kita tidak menginap di penginapan." Chu Sihan menyandar di delman dengan bermalas-malasan. Pupil matanya menatap Lu Sheng dan berkata.     

"Apa kita tidak kembali ke penginapan? Kemudian akan ke mana?" Lampu minyak yang berada di dalam delman sangat terang sehingga Chu Sihan bisa melihat dengan jelas wajah Lu Sheng yang sedang kebingungan itu.     

Chu Sihan mengulurkan tangannya dan menarik Lu Sheng ke sampingnya. Lalu, dia menyisir rambut Lu Sheng yang lembut itu dan berkata, "Jangan khawatir, aku tidak akan rela menjual dirimu."     

"Apa yang kamu katakan?" Lu Sheng mendorong Chu Sihan. Kemudian, Lu Sheng pun melotot pada Chu Sihan.     

Suara tawa yang pelan pun menggema di dalam delman. Chu Yun yang sedang mengendarai delman pun membalikkan kepalanya. Kemudian, dia menatap kain pintu delman dan tertegun. Lalu dia pun tersenyum.     

Chu Yun merasa sejak Tuannya mengenal Nona Lu, sifat Tuannya pun tidak sedingin seperti sebelumnya.     

Lu Sheng teringat dengan kejadian malam ini, dia pun menyipitkan matanya dan melihat Chu Sihan. Dengan yakin dia berkata, "Tuan, Nona Fu Yiyi menyukaimu."     

Selain alasan ini, Lu Sheng benar-benar tidak mengerti apa alasan lain sehingga Fu Yiyi bisa memusuhinya.     

"Lalu kenapa? Dia menyukaiku, apa aku harus menyukainya juga?" Chu Sihan mendekati Lu Sheng sekali lagi, dengan nada rendah dia berkata, "Aku hanya mempedulikan yang ada di pikiranmu saja."     

"Aku?" Lu Sheng melihat Chu Sihan. Bulu matanya yang panjang bagaikan sayap pun berkibar. Dengan bingung dia bertanya, "Memangnya aku memiliki pikiran apa?"     

Chu Sihan mengerutkan keningnya, dengan tidak senang dia berkata, "Kamu memikirkan apa-apa tentangku?"     

"Tidak." Lu Sheng melipat kedua tangannya di depan. Lalu, dia mengangkat dagunya tinggi-tinggi dan menggelengkan kepala. Dengan sombong dia berkata, "Aku hanya memikirkan uang saja."     

Kini impian menjadi tuan tanah Desa Liuyue sudah dikabulkan. Selanjutnya dia akan menaruh impiannya ke kota Huangyang. Meskipun impian tersebut susah dicapai karena keberadaan wisma Chu. Namun manusia harus memiliki impian. Siapa tahu suatu saat akan terkabul, kan?     

"Hais..." Chu Sihan duduk tegak, dengan lesu dia menghela napasnya, "Aku sungguh gagal sekali. Padahal aku sudah memberikan hatiku dan ciuman pertamaku. Namun ternyata orang itu hanya memikirkan uang saja, ternyata aku sudah salah memilih orang."     

"Phuh!" Lu Sheng sudah tidak bisa menahannya lagi dan akhirnya tertawa keluar, "Tuan, kehidupan Anda sungguh gagal sekali, ya."     

"Kau masih bisa tertawa?" Chu Sihan mendengus, lalu dia mengeluh, "Dasar orang tidak berperasaan."     

"Phuh!" Lu Sheng merasa hari ini Chu Sihan sangat imut.     

Chu Yun yang di luar hampir terjatuh ketika mendengar percakapan di dalam delman, 'Tuanku, oh tuanku, di mana wibawa Anda?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.