Gadis Lugu Liar Galak

BIJI TASBIH



BIJI TASBIH

0Fu Yiyi ditarik oleh Nyonya Fu untuk duduk di samping. Fu Yiyi melihat Chu Sihan dengan sedih. Namun Chu Sihan hanya menundukkan kepalanya dan membantu Nyonya Besar Fu untuk mengupas kulit kacang kastanya. Chu Sihan sama sekali tidak melihat Fu Yiyi.     
0

Dalam seketika Fu Yiyi semakin sedih. Dia pun melihat Lu Sheng dengan ganas. Ketika Fu Yiyi ingin mengatakan sesuatu, dia malah mendengar Fu Sisi mengatakan bahwa Lu Sheng telah menyiapkan hadiah untuk Nyonya Besar Fu.     

Kini, Fu Yiyi sedang tidak dapat melampiaskan emosinya. Mendengar Fu Sisi berkata demikian, Fu Yiyi pun sengaja berkata dengan jengkel, "Saya dengar bahwa Nona Lu tinggal di desa. Jangan-jangan membawa hadiah berupa acar sayur?"     

Badan Nyonya Fu langsung membeku. Dia tidak pernah merasa bahwa ternyata Fu Yiyi sebodoh ini. Dengan hati-hati dia melirik Nyonya Besar Fu, dan seperti dugaannya, wajah Nyonya Besar Fu kini sangat suram.     

Ekspresi Fu Lei sangat licik. Sebelumnya, meskipun Fu Yiyi memang manja dan sombong, namun dia masih bisa melihat situasi. Kenapa hari ini Fu Yiyi bersikap tidak benar?     

"Ugh... Nona Lu mohon jangan memasukkannya ke dalam hati. Yiyi hanya sedang bercanda denganmu saja." Saat ini Nyonya Fu juga baru saja melihat jelas wajah Lu Sheng.     

Lu Sheng terlahir dengan mata cerah, gigi putih, dan kulit halus. Saat ini, sudut bibir merahnya sedikit terangkat, dan dia duduk di sana dengan tenang. Bagaikan aliran air di sungai yang ada di gunung yang mengalir dengan lembut. Tampak begitu indah dan halus.     

Nyonya Fu telah banyak melihat gadis dari keluarga-keluarga ternama. Namun dibandingkan dengan mereka, sifat Lu Sheng yang di depan matanya ini sungguh tak terbandingkan.     

Lu Sheng sama sekali bukan gadis desa seperti yang dikatakan Fu Yiyi. Melainkan dia adalah sebuah batu giok yang indah dan sempurna. Pantas saja, Chu Sihan yang bersifat dingin bisa menaruh hati pada Lu Sheng.     

"Tidak apa-apa." Lu Sheng tidak marah. Dia mengeluarkan kotak hadiah, lalu berdiri. Kemudian berjalan ke hadapan Nyonya Besar Fu dan berkata sambil tersenyum, "Saya dengar dari Chu Sihan kalau Nyonya Besar suka memuja Buddha. Lu Sheng kebetulan pernah mendapatkan seutas biji tasbih. Lu Sheng harap Nyonya Besar bisa suka dengan hadiah tersebut."     

Fu Yiyi mencibir dan bergumam, "Pasti barang murahan."     

"Diam!" Nyonya Fu membentak dengan nada kecil, "Kalau kamu berani bicara sembarangan lagi, bahkan Ibu pun tidak bisa menyelamatkanmu."     

Fu Yiyi teringat akhir-akhir ini Nyonya Besar Fu sedang mencarikan suami untuknya, dalam seketika dia pun terdiam.     

Nyonya Besar Fu tersenyum dengan senang, "Terima kasih Sheng'er."      

Ketika Nyonya Besar Fu akan menyerahkan hadiah yang diberikan Lu Sheng pada ibu pembantunya yang berdiri di belakang, ternyata Fu Sisi malah berkata, "Nenek, cepat buka. Biarkan seseorang hanya bisa memberi acar sayur melihatnya baik-baik." Fu Sisi sengaja mengulang nada bicara Fu Yiyi yang menjengkelkan itu.     

Awalnya, Nyonya Besar Fu bermaksud untuk tidak membuat Lu Sheng malu di depan umum. Namun dia malah melihat cucu perempuannya mendesak untuk membuka kotak hadiah itu dengan penuh percaya diri. Nyonya Besar Fu pun penasaran dengan isi kotak tersebut.     

Nyonya Besar Fu melihat ke arah Chu Sihan. Lalu dia melihat Chu Sihan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.     

Kemudian, Nyonya Besar Fu melihat Lu Sheng, dengan penuh kasih sayang dia berkata, "Kalau begitu aku harus melihatnya dengan baik-baik!"     

Selama Nyonya Besar Fu hidup, biji tasbih terbaik yang pernah dia lihat adalah biji tasbih yang Fu Lei minta dari Peramal Kerajaan. Biji tasbih itu kini dipakai Nyonya Besar Fu..     

Namun, ketika Nyonya Besar Fu membuka kotak tersebut dan melihat seutas biji tasbih itu, dia pun sangat kaget.     

"Eh!!" Fu Sisi langsung berdiri dan berseru dengan kaget, "Barang ini ternyata bisa memancarkan cahaya!" Ketika Fu Sisi melihatnya di pagi hari, dia sama sekali tidak menyadarinya.     

Fu Lei yang biasanya tenang kini juga terkejut. Dia tidak bisa menahan rasa penasarannya. Dia berdiri dan berjalan menuju biji tasbih itu, "Jangan-jangan ini adalah relik yang pernah dikatakan Putra Kaisar Ketiga dan Peramal Kerajaan?"     

"Benar itu relik." Chu Sihan yang terdiam dari tadi akhirnya mengatakan kalimat pertamanya.     

Fu Lei melihat ke arah Lu Sheng dan bertanya, "Barang ini sangat berharga. Nona Lu mendapat barang ini dari mana?"     

Lu Sheng menjawab tanpa menyembunyikan, "Jujur saja, ini barang pemberian Guruku untukku. Kabarnya benda ini memiliki manfaat untuk menyingkirkan dari gangguan iblis dan melindungi diri. Jadi saya pun meminjam barang orang lain untuk diberikan pada Nyonya Besar Fu. Mohon Perdana Menteri dan Nyonya Besar jangan menertawakanku."     

"Apakah saya boleh bertanya, siapa Guru Nona Lu?" tanya Fu Lei lagi dengan penasaran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.