Gadis Lugu Liar Galak

BERTAMU KE WISMA PERDANA MENTERI



BERTAMU KE WISMA PERDANA MENTERI

0"Nyonya, Tuan sepupu dan Nona Lu sudah tiba, Nyonya Besar menyuruh Anda untuk ke sana." Dari luar kamar, tiba-tiba terdengar seorang gadis pelayan mengetuk pintu dan mengatakan pesan pada Nyonya Besar Fu.     
0

"Kak Sihan datang!" Mendengar Chu Sihan datang, Fu Yiyi pun segera melihat Nyonya Fu, "Ibu, ayo kita cepat ke sana." Fu Yiyi memang tidak ingin menemui Lu Sheng dan tidak senang saat Nyonya Besar Fu sangat mementingkan Lu Sheng. Namun dia tetap ingin menemui Chu Sihan.     

Nyonya Fu menghela napasnya. Lalu dia pun memperingatkan Fu Yiyi, "Nanti kamu cukup makan saja. Jangan banyak bicara."     

"Waduh, aku mengerti! Ibu, ayo cepat."     

Nyonya Fu menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya. Setelah dia keluar dari kamarnya, dia pun bertanya pada gadis pelayan tersebut, "Xiaohong, kamu melihat Nona Kedua?"     

Xiaohong menjawab sambil membungkukkan sedikit kakinya, "Izin menjawab Nyonya, Nona Kedua sudah pulang. Dia pulang naik delman kuda bersama Tuan Sepupu dan Nona Lu."     

"Apa?" Fu Yiyi mengerutkan keningnya, dengan kaget dia berkata, "Kamu bilang adik pulang dengan gadis desa itu?"     

"Gadis desa?" Xiaohong bingung, "Sepertinya tidak ada gadis desa"     

"Dia berbicara sembarangan." Nyonya Fu mencubit Fu Yiyi dengan sembunyi-sembunyi. Lalu dia pun tersenyum pada Xiaohong, "Ayo cepat kita berjalan, tamu sudah menunggu."     

"Baik!" Xiaohong melihat Fu Yiyi yang menyipitkan mulutnya dengan geram dan heran. Kemudian, dia pun berjalan di depan dengan membawa lampion untuk mengarahkan jalan.     

"Kamu sudah gila, ya?" Nyonya Fu memarahi Fu Yiyi dengan nada kecil, "Xiaohong adalah pelayan nenekmu. Kalau kata-katamu ini terdengar di telinga nenekmu, bukankah hal itu akan membuat nenekmu jadi tidak suka denganmu?"     

Nyonya Besar Fu memang tidak suka dengan Fu Yiyi. Jika bukan karena Perdana Menteri Fu dan Nyonya Fu, Nyonya Besar Fu pasti sudah mencarikan suami dengan sembarangan untuk Fu Yiyi. Bagaimana mungkin meninggalkan dia di rumah sampai saat ini?     

Kedua mata Fu Yiyi langsung memerah, lalu dia mengatupkan mulutnya dengan sedih.     

Nyonya Fu menarik napas dalam-dalam, dengan pusing dia berkata, "Ayo jalan."     

Sesampainya Nyonya Fu dan Fu Yiyi di luar pintu, dari dalam lobi terdengar suara Nyonya Besar Fu sedang tertawa dengan senang.     

"Cucuku ini bisa bertemu dengan Sheng'er benar-benar berkah untuknya. Kamu tidak tahu, dulu dia itu pendiam sekali dan susah diajak berbicara."     

Fu Yiyi menghentakkan kakinya dengan geram dan marah lalu dia berkata, "Biarkan aku melihat wajah gadis desa itu seperti apa!"     

"Yiyi, jangan!" Nyonya Fu ingin menarik Fu Yiyi lagi, namun sudah terlambat. Dia pun mengelus pelipisnya dan segera mengejar Fu Yiyi.     

"Yiyi memberi hormat pada Nenek, Ayah, Kak Sihan!"      

Suara tawa di dalam lobi pun terhenti dalam seketika. Fu Sisi memutar bola matanya pada Fu Yiyi. Kemudian, dia mendengus dan menoleh ke arah lain.     

Nyonya Besar Fu melihat Nyonya Fu ikut di belakang Fu Yiyi. Dia pun berkata dengan dingin, "Tidak tahu aturan sama sekali, tetuanya masih di belakang, kamu sudah berjalan ke depan terlebih dahulu. Di mana sopan santunmu?"     

Nyonya Fu memberi hormat pada Nyonya Besar Fu. Dia tidak berani mengatakan satu kata pun. Namun tatapannya tanpa sengaja melihat ke arah Fu Lei.     

Fu Lei menghela napas. Lalu dia pun melihat ke arah Nyonya Besar Fu sambil tersenyum, "Ibu tidak perlu marah, hari ini adalah hari besar Han'er untuk membawa pulang tunangannya. Sementara Yiyi juga hanya ingin segera bertemu dengan calon kakak iparnya saja."     

Nyonya Besar Fu mencibir, namun dia juga tidak mengatakan apapun lagi. Anggap saja sedikit memberi pengakuan pada anaknya ini.     

Hanya ingin segera bertemu calon kakak iparnya saja? Fu Yiyi lebih ingin melihat saat di mana Lu Sheng dipermalukan lebih tepatnya. Apa mereka benar-benar mengira bahwa Nyonya Besar Fu tidak mengetahui isi dari otak Fu Yiyi yang kotor itu?     

"Fu Yiyi ingin melihat saat di mana Lu Sheng dipermainkan, ya?" Fu Sisi yang terus terang pun mencibir, "Huh, juga tidak berkaca dulu."     

Setiap hari Fu Yiyi hanya bisa mengatakan hal buruk mengenai Lu Sheng di belakangnya secara diam-diam. Fu Sisi sering kali mendengarnya. Fu Yiyi ingin melihat saat di mana Lu Sheng dipermalukan orang lain, khawatirnya dugaan Fu Yiyi tidak akan berhasil.     

Fu Lei berdehem, "Sisi, sudah."     

Fu Sisi mendengus. Dia tidak lagi melihat Fu Yiyi, melainkan melihat Lu Sheng, "Nona Lu, bukankah kamu sudah membawakan hadiah untuk nenek? Cepat, keluarkan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.