Gadis Lugu Liar Galak

BARANG BERHARGA NAMUN TIDAK ADA PASAR



BARANG BERHARGA NAMUN TIDAK ADA PASAR

0"Jangan berbicara sembarangan." Chu Sihan melirik Shi Yi, "Aku hanya mengatakan suatu hal yang lain dengan Shengsheng."      
0

Chu Sihan hanya memberitahukan Lu Sheng bahwa neneknya menyuruh Lu Sheng untuk makan bersama di Wisma Perdana Menteri malam ini. Dia juga tidak tahu kenapa orang-orang ini suka berpikir macam-macam.     

"Ha?" Shi Yi tertegun, "Jadi apa yang kalian bicarakan, kenapa ekspresi Nona Lu sangat serius?"     

"Aku tidak serius." Lu Sheng melihat Shi Yi dengan heran. Dia hanya sedang berpikir ingin membawakan apa untuk Nyonya Besar Fu     

Shi Yi terdiam…     

Jadi tadi dia tegang karena apa?     

Setelah keluar dari kedai teh, Lu Sheng dan Chu Sihan pun berpisah dengan Yun Ting dan Shi Yi. Fu Sisi yang awalnya ingin ikut dengan Yun Ting, namun begitu dia memikirkan bahwa Lu Sheng akan bertamu ke rumah, Fu Sisi pun hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada Yun Ting dengan tidak rela.     

Pertama kali mengunjungi Wisma Perdana Menteri dan menemui Nyonya Besar Fu, Lu Sheng tidak mengerti dia harus memberikan hadiah apa.     

Chu Sihan memberitahukan bahwa Nyonya Besar Fu sangat gemar memuja Buddha.     

Jadi Lu Sheng pun berpikir. Sementara, di dalam gelang ruangannya terdapat seutas biji tasbih relik. Benda itu pemberian Guru untuk Lu Sheng, akan tetapi Lu Sheng tidak menyukai bijinya karena terlalu besar. Oleh karena itu dia tidak pernah menggunakannya.     

Lu Sheng pun membeli sebuah kotak yang cantik di sebuah toko. Kemudian, menyimpan biji tasbih itu di dalam kotak tersebut.     

"Biji tasbih ini cantik sekali!" Fu Sisi melihat biji batu akik yang bentuknya bulat dan transparan itu. Dia pun terkejut, "Barang ini pasti sangat mahal, ya?"     

"Aku juga tidak tahu. Guruku yang memberikannya padaku. Aku hanya meminjam barang milik orang lain untuk memberikan padanya saja." kata Lu Sheng sambil tersenyum.     

Lu Sheng kurang mengerti dengan harga barang ini, contohnya seperti porselen biru dan putih. Jika Lu Sheng mengetahuinya di masa lampau, pasti dia sudah menjual semua porselen itu.     

Chu Sihan menjelaskan, "Biji ini namanya relik. Benda ini berisi kekuatan Buddha seumur hidup dari para biksu yang terkemuka dan kebajikan besar. Kekuatan Buddha yang terdapat dalam sebiji relik dapat menghancurkan semua iblis. Dapat dikatakan bahwa benda ini sangat berharga, namun tidak ada pasar."     

Fu Sisi sangat kaget, "Begitu hebatkah?!" Lalu dia pun melihat Lu Sheng, "Nona Lu, atau, bagaimana jika kamu mengganti hadiahnya saja? Barang berharga seperti ini sungguh sayang sekali untuk diberikan pada orang lain."     

Meskipun barang ini hendak diberikan untuk Nenek Fu Sisi, akan tetapi Fu Sisi tetap tidak bisa tahan dan merasa sangat sayang sekali jika Lu Sheng memberikannya pada nenek Fu.     

Lu Sheng tersenyum, "Tidak apa-apa, barang ini juga tidak berguna untukku." Lu Sheng sendiri memang bekerja di bidang ini sehingga dia sama sekali tidak takut dengan barang seperti itu.     

Mendengar Lu Sheng berkata demikian, Fu Sisi pun berkata dengan tulus, "Kalau begitu, mewakili nenekku, aku mengucapkan terima kasih terlebih dahulu.."     

Lu Sheng tersenyum pada Fu Sisi. Lalu dia pun menutup kotak cantik itu.     

"Tuan, delman kuda sudah siap." panggil Chu Yun. Jadi, Chu Sihan, Lu Sheng, dan Fu Sisi pun berangkat menuju Wisma Perdana Menteri.     

Para pelayan rumah pun mendengar bahwa ada tamu yang mau datang, apalagi mereka adalah tamu penting Nyonya Besar Fu, maka seluruh para pelayan di Wisma Perdana Menteri pun sangat berhati-hati dengan acara perjamuan tersebut.     

Melihat kejadian tersebut, Fu Yiyi pun merasa marah dan cemburu. Dia mengeluh ke hadapan Nyonya Fu dengan marah. Namun, di luar dugaan Fu Yiyi, Nyonya Fu malah memperingatkannya dengan serius, "Orang yang datang hari ini adalah tamu nenekmu. Kamu jangan sembarangan."     

Biasanya, mau seberapa nakal Fu Yiyi sekalipun bisa, namun hari ini berbeda. Dari sikap Nyonya Besar Fu yang sengaja pagi-pagi datang ke kamar untuk meminta bantuan Nyonya Fu mengenai masalah ini. Dapat dilihat bahwa sepertinya Nyonya Besar Fu sangat peduli dengan Lu Sheng.     

"Padahal dia hanya seorang gadis dari desa saja. Akan tetapi mengapa harus mencari muka seperti ini?"     

Fu Yiyi masih melanjutkan berbicara dengan marah, "Bahkan kita hanya memberikan sebuah tulang pun dia harusnya berterima kasih banyak pada kita. Kenapa masih harus menyiapkan semua ini? Menurut saya, nenek terlalu berlebihan."     

Nyonya Fu mengerutkan pelipisnya hingga pusing. Dia merasa selama ini sudah bersalah. Sungguh bersalah.     

Nyonya Fu tidak seharusnya memanjakan dan membiarkan Fu Yiyi berlaku seenaknya saja hanya karena Fu Yiyi adalah anak perempuan dari sahabat sekaligus penyelamat suaminya.     

Kini, akhirnya Nyonya Fu merasakan karmanya yaitu anak perempuan kandungnya tidak dekat dengannya. Sementara, anak angkatnya ini malah mengeluh di hadapannya setiap hari. Hal tersebut membuat Nyonya Fu sangat kesulitan dalam berhubungan dengan keluarga tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.