Gadis Lugu Liar Galak

PARVENU



PARVENU

0Di luar pintu penginapan, sebuah sosok ramping yang berjalan dengan tergesa-gesa tiba-tiba menghentikan langkah kakinya.     
0

Seseorang ini berpakaian putih. Tangannya mengambil sebuah pengusir lalat. Dia memakai topi cadar yang membuat orang lain tidak mengenali wajahnya dengan jelas. Namun, orang-orang yang tinggal di Jingcheng tahu bahwa orang tersebut adalah Peramal Kerajaan negara Xuanyue yang sangat terkenal.     

"Tuan Peramal Kerajaan, kenapa Anda bisa berada di sini?" Melihat Peramal Kerajaan berdiri di luar penginapannya, Pemilik Penginapan pun menyambutnya dengan penuh senyuman.     

"Aku hanya lewat saja." jawab Peramal Kerajaan. Lalu, dia mengangkat pandangannya dan melihat penginapan melalui kain topi cadarnya. Kemudian, dia pun langsung pergi.     

Aneh sekali. Tadi ketika dia melewati penginapan tersebut, jelas-jelas dia mencium bau siluman, akan tetapi kenapa sekarang malah menghilang? Jangan-jangan siluman itu sudah lari ke tempat lain?     

Peramal Kerajaan mengerutkan keningnya. Ekspresinya tampak serius.     

Kini, siluman dari dunia siluman tiba-tiba muncul ke dunia manusia. jika tidak segera menghalanginya, khawatirnya akan menimbulkan bencana bagi masyarakat.     

Pemilik penginapan bersuara dengan keras untuk memanggil Peramal Kerajaan. Namun ketika Chu Sihan membuka pintu kamar dan berjalan keluar, dia hanya melihat sesosok punggung yang putih saja.     

Chu Sihan mengangkat alisnya. Lalu, dia pun kembali ke kamar.     

Lu Sheng tidur hingga esok hari. Di saat dia bangun, dia tidak melihat sosok Chu Sihan. Setelah Lu Sheng selesai membersihkan wajah dan memakai rapi bajunya, dari luar terdengar suara pintu terbuka.     

Lu Sheng melihat Chu Sihan masuk sambil membawa makanan di tangannya. Lu Sheng mencium aroma makanan itu dengan tajam. Kemudian dia pun berkata dengan senang, "Bubur Iga!"     

"Kamu sudah bangun?" Chu Sihan meletakkan bubur di atas meja. Kemudian dia pun melihat Lu Sheng dengan senyuman lembut, "Ayo makan."     

Dengan tidak sabar Lu Sheng membuka tutup panci dan meletakkannya di samping. Kemudian dia pun menyendok lapisan teratas bubur dengan sendok. Dia meniup beberapa kali, lalu memakannya.     

"Eh?" Lu Sheng mengangkat alisnya dengan terkejut. Rasa bubur ini hampir sama dengan rasa yang Lu Sheng makan ketika berada di Wisma Dongfang.     

Tapi, jangan-jangan Chu Sihan membawa koki dari Wisma Dongfang? Kemungkinan ini sangat kecil.     

"Kenapa?" Chu Sihan bertanya dengan hati-hati, "Ada yang tidak beres?"     

Lu Sheng sepertinya kepikiran sesuatu. Dia pun mengangkat matanya dan melihat Chu Sihan untuk beberapa saat. Lalu dia bertanya, "Tuan, bubur ini... jangan-jangan kamu yang masak?" Terkadang sangat sulit untuk mendapatkan rasa yang sama meskipun makanan itu dimasak oleh orang yang sama, kecuali orang yang memasaknya sangat perhatian terhadap masakan tersebut.     

"Ya." Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Apa tidak enak?"     

"Tidak, sangat enak!" Hati Lu Sheng terasa hangat. Dia pun tersenyum, "Ternyata Tuan tidak hanya bisa memasak, akan tetapi keterampilan memasaknya juga sangat hebat!"     

"Kalau begitu, makanlah yang banyak."     

Chu Sihan duduk di depan Lu Sheng. Setelah Lu Sheng menghabiskan suapan terakhirnya, dia baru berkata, "Chu Yun sudah mengambilkan imbalan untukmu. Dia yang akan mengantarkan padamu nanti."     

"Benarkah?" Mata Lu Sheng langsung bersinar terang. Dia meletakkan sendok dan menggosok tangannya, dengan sangat senang dia bertanya. "Apa benar seratus ribu tael perak?"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. "Benar."     

"Bagus sekali!" Dengan uang sebanyak ini, setelah tahun depan salju meleleh, Lu Sheng dapat membeli lebih banyak sawah lagi untuk menanam tomat, kentang, dan cabe.     

Lalu Lu Sheng juga ingin membeli beberapa ladang untuk menjadikannya tanah pertanian, dengan semua ini, maka bisnis pasti akan lebih besar lagi.      

Kelak Lu Sheng adalah juragan tanah terkaya di desa Liuyue!     

Melihat Lu sheng sedang tersenyum seperti orang gila, Chu Sihan pun terdiam.     

"Bukankah itu seratus ribu tael perak? Mengapa kamu terlihat sangat senang?" Jumlah uang ini hanya penghasilan di Wisma Chu selama beberapa hari saja.     

"Tentu saja senang!" Lu Sheng mendengus, "Orang kaya seperti kalian bagaimana mungkin bisa mengerti perasaan orang biasa seperti aku?"     

"Orang biasa?" Chu Sihan tersenyum, "Gurumu adalah orang kaya dan terkenal di Jingcheng."     

"Itu berbeda, tapi itu uang miliknya, bukan uang milikku." Lu Sheng mencibir, "Lagi pula, Guruku itu pelit sekali. Meminta uang padanya seperti meminta nyawanya saja." Gurunya juga memiliki banyak uang di kehidupan yang lampau. Namun karena tidak rela menghabiskan uangnya, lihatlah dia sekarang. Uang sebanyak itu kini hanya menumpuk seperti kertas bekas yang tidak berguna saja!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.