Gadis Lugu Liar Galak

BUKAN STATISTIKAWAN



BUKAN STATISTIKAWAN

0Chu Sihan menanganinya dengan tenang, "Nanti sediakan seteko teh panas dan antarkan ke kamar Tian nomor 5."     
0

"Baik, Anda silahkan tunggu di kamar sebentar. Teh akan segera disajikan."     

Begitu Chu Sihan membalikkan badannya, dia mendengar dengan jelas bahwa "A Zhong" itu sedang menelan ludahnya. Chu Sihan pun mengaitkan sebuah senyuman dingin, dengan tenang dia naik ke atas.     

Masa khasiat pil penutup bau hanya berlaku setengah bulan saja. Kini siluman ini bisa muncul lagi di depan Chu Sihan. Apa mungkin karena mereka sudah mencium bau darah Chu Sihan dan Lu Sheng lagi.     

Ketika Chu Sihan masuk ke dalam kamar, Lu Sheng masih sedang tidur. Dia merapikan selimut untuk Lu Sheng terlebih dahulu, baru dia duduk di depan meja.     

Tidak lama kemudian, dari luar pintu terdengar suara ketukan. Lalu, dibuka oleh seseorang, "A Zhong" berjalan masuk sambil membawa teko panas, "Tuan, ini teh yang Anda inginkan."     

Kali ini yang disajikan Siluman Ilusi adalah air teh asli. Hanya saja, di dalamnya apakah dicampuri sesuatu. Ini yang masih belum diketahui.     

"Iya." Chu Sihan menjawab, dari sudut matanya dia melihat "A Zhong" yang sedang menatap padanya dengan penuh selera.     

Ketika Chu Sihan mengangkat kepalanya, ekspresi "A Zhong" pun kembali normal.     

"Masih ada urusan lain?" tanya Chu Sihan berpura-pura dengan heran.     

"A Zhong" menggelengkan kepalanya. Kemudian dia menganggukkan kepalanya.     

"Slurr." "A Zhong" menelan air ludahnya, dengan ekspresi ganas dia tertawa aneh pada Chu Sihan, "Darah Tuan sungguh harum sekali!"     

"Begitukah?" Chu Sihan tersenyum dengan tenang, "Jika ingin menghisap darahku bergantung pada kemampuanmu." Tingkat pelatihan Siluman iIusi ini lebih tinggi daripada Siluman Ilusi yang sebelumnya. Namun, dia tetap bukan lawan Chu Sihan.     

"A Zhong" tertegun, dengan bingung dia bertanya, "Kamu tahu jika aku ingin menghisap darahmu? Apa kamu tahu identitasku?"     

Jangan-jangan penyamarannya kurang sempurna? Bukan juga, manusia ini hanya tamu di penginapan tersebut. Dia tidak pernah bertemu dengan A Zhong. Secara logika, dia adalah orang yang paling tidak mungkin mengetahui identitasnya.     

"A Zhong" Melihat Chu Sihan mengambil teko yang lain, baru "A Zhong" akhirnya menyadari ada yang tidak beres.     

Kamar ini terdapat kompor. Di sampingnya juga ada air sumur dan daun teh. Jika manusia ini ingin minum teh, dia bisa memasak sendiri dan sama sekali tidak perlu "A Zhong" untuk mengantarkannya.     

"A Zhong" menyipitkan matanya, "Sejak awal kamu sudah mengetahui bahwa aku adalah siluman?" Bagaimana bisa? Manusia ini terlihat baru berusia dua puluh tahun lebih. Selain darahnya lebih harum daripada orang lain, sepertinya tidak ada yang spesial dari manusia ini.     

Chu Sihan bertanya dengan penasaran, "Sebenarnya, kali ini ada berapa ekor siluman yang keluar dari dunia siluman?"     

"Bagaimana aku bisa tahu? Aku bukan statistikawan." "A Zhong" mendengus, "Kini identitasku sudah terungkap. Kalau begitu aku akan menghisap kering darahmu, sekarang!"     

Kemudian "A Zhong" pun membuka mulutnya lebar-lebar menunjukkan taring yang tajam dan bergegas menuju Chu Sihan.     

Chu Sihan tetap duduk di tempat dengan tenang. Dengan satu lambaian tangan di udara, sebuah lintasan cahaya merah pun langsung mengenai "A Zhong".     

"A Zhong" tidak siap menerima pukulan tersebut. Jadi dia pun langsung terbang ke udara dan menabrak pintu.     

"Kamu... kamu dari alam baka!" "A Zhong" berdiri dari lantai. Kemudian, dia mencengkram dadanya dan melihat Chu Sihan dengan tatapan mengerikan.     

Chu Sihan tidak menjawab, melainkan dia hanya perlahan menyendok air ke dalam teko teh. Lalu, mengangkat teko tersebut dan memasaknya di atas kompor.     

Di bawah tanah penginapan ini terdapat kompor besar yang sedang membakar guna untuk menghangatkan seluruh kamar penginapan, sehingga air di penginapan tidak akan membeku.     

"A Zhong" mengerti dirinya bahwa dirinya bukan lawan Chu Sihan, jadi dia pun memanfaatkan waktunya untuk melarikan diri. Namun tangannya yang baru saja menyentuh pintu dan belum sempat membuka pintu pun langsung diserang lagi oleh sebuah cahaya merah, sehingga membuatnya langsung terjatuh ke lantai.     

Belum sempat "A Zhong" meraung kesakitan, dia sudah lenyap di udara.     

Lu Sheng suka menyimpan siluman karena dia adalah pendeta. Akan tetapi, Chu Sihan adalah Yang Mulia dari alam baka. Jadi Chu Sihan tidak memiliki hobi menyimpan siluman.     

Siluman Ilusi ini datang untuk mengganggu saat Lu Sheng sedang tidur. Bisa dikatakan ini hari kesialan Siluman Ilusi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.