Gadis Lugu Liar Galak

MELIHAT DENGAN JELAS



MELIHAT DENGAN JELAS

0Setelah menaklukkan Siluman Ilusi itu, Lu Sheng pun melempar kertas hu itu ke dalam gelang ruangan. Selama dua masa kehidupan Lu Sheng, dia sudah beberapa kali menyimpan roh, namun dia baru dua kali menaklukkan siluman.     
0

Yang pertama adalah Chigou yang ditangkapnya dulu.     

"Tuan, siluman-siluman ini jangan-jangan mengincar kita?" tanya Lu Sheng.     

Tadi ketika Chigou yang bernama "Chihu" itu masuk ke dalam kamarnya, hal yang pertama dia katakan adalah memuji aroma darah Lu Sheng yang sangat harum.     

Lu Sheng mengangkat pergelangan tangannya dan mencoba mencium. Namun dia tidak mencium bau apapun.     

Melihat gerakan Lu Sheng ini, Chu Sihan pun merasa gerakan Lu Sheng itu lucu, "Makanan yang dikonsumsi di dunia siluman kebanyakan adalah darah. Adanya darah seperti makanan pokok manusia."     

Lu Sheng akhirnya mengerti, "Apakah seperti ketika kita mencium aroma makanan, kita langsung bisa merasakan rasa lauk itu?"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Benar."     

"Ternyata begitu!" Pantas saja, Lu Sheng tidak dapat mencium bau darahnya. Namun, siluman-siluman itu malah dapat menciumnya.     

"Kalau begitu, berarti mereka memang sudah mengincar kita." Lu Sheng berkata dengan serius, "Harus bagaimana caranya agar bau darah kita bisa sama seperti bau darah manusia biasa, ya?"     

Chu Sihan mengeluarkan sebuah pil obat berwarna merah, lalu dia memberikannya pada Lu Sheng, "Ini namanya Pil Penutup Bau. Pil ini berkhasiat untuk menutupi bau amis kalau kamu meminumnya."     

Lu Sheng menerima pil obat itu. Tanpa ragu dia pun langsung menelan pil obat itu.     

Chu Sihan mengangkat alisnya, dia pun usil, "Apa kamu tidak takut kalau aku memberimu racun?"     

"Tidak " Lu Sheng menggelengkan kepalanya, dengan senyuman ceria dia berkata, "Tuan Chu tidak akan rela membunuhku."     

Chu Sihan tersenyum dengan tidak berdaya. Namun juga sangat menyetujuinya. Dia memang tidak rela untuk membunuh Lu Sheng dan juga tidak akan membunuhnya.     

Chu Sihan mengeluarkan lagi sebuah Pil Penutup Bau, dan menelannya. Lalu baru dia membuka jendela dan melihat ke arah langit.     

Kini, awan merah itu sudah berubah. Warna Bulan Darah juga sudah memudar dan kembali pada warna bulan yang normal.     

Lu Sheng pun berkata, "Padahal sudah kedatangan dua ekor siluman sudah seheboh ini. Kalau mereka datang dengan sekelompok besar bukankah dunia ini akan menjadi sangat kacau?"     

"Mungkin tidak hanya dua ekor siluman." ujar Chu Sihan, "Sifat asli siluman sangat licik, aku khawatir mereka sudah menyembunyikan diri di kalangan manusia."     

'Sepanjang jalan ini, sepertinya tidak akan damai.'      

Chu Sihan berpikir dengan khawatir sambil menatap ke arah langit untuk waktu yang lama.     

Langit baru saja terang. Pengawal pernikahan pun mulai melanjutkan perjalanan mereka lagi.      

Shi Yi merasa tatapan Chu Sihan dan Lu Sheng terhadapnya terasa aneh. Kadang penuh kewaspadaan, kadang pula penuh perhatian. Hal ini membuat Shi Yi merasa bingung.     

"Semalam, aku tidur berjalan dan mengetuk pintu kamar kalian, ya?" Shi Yi berpikir berulang-ulang. Akhirnya dia mengambil kesimpulan tersebut.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Bisa dikatakan begitu. Akan tetapi, bukan bukan kamu sendiri yang mengetuk pintu."     

Shi Yi mengerutkan keningnya, "Apa maksudnya?"     

"Bukan apa-apa." Lu Sheng tersenyum pada Shi Yi. Lalu dia pun menoleh ke arah lain.     

Shi Yi sambil berjalan di samping kudanya sambil menggaruk belakang kepalanya. Wajahnya terlihat sangat bingung.     

Shi Yi melihat pada Yun Ting dengan bingung. Namun dia hanya melihat Yun Ting yang mengangkat pundaknya dan memberi isyarat bahwa dia juga tidak tahu.     

Lin Jiang malah bertanya pada Shi Yi dengan heran, "Semalam larut malam, Tuan Shi bukankah membawa dua botol sake dan mencari Tuan Chu?"     

Semalam, karena tidak bisa tidur Lin Jiang berdiri di koridor sebentar. Ketika dia membuka pintu kamarnya, kebetulan dia melihat Shi Yi membawa dua botol sake ke kamar Chu Sihan. Awalnya, Lin Jiang ingin menyapa Shi Yi. Akan tetapi, dia melihat Shi Yi sudah menutup pintu kamar Chu Sihan. Maka dia tidak jadi melakukannya.     

Kaki Shi Yi menjadi lemas ketika dia mendengar cerita Lin Jiang. Dengan ekspresi ketakutan dia melihat Lin Jiang, "Tuan Lin, kamu salah lihat, ya?"     

Lin Jiang menggelengkan kepalanya, "Semalam, aku melihat dengan jelas. Itu benar-benar kamu. Aku tidak salah lihat."     

Waktu itu, lampu dari kamar Chu Sihan bersinar keluar dari pintunya dan memancarkan wajah Shi Yi dengan jelas sekali. Jadi Lin jiang pasti tidak akan salah lihat.     

"Tapi, semalam setelah aku kembali dari kamar Saudara Chu, aku sudah langsung tidur, kok. Saudara Yun yang menjadi saksinya." ujar Shi Yi sambil mengerutkan keningnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.