Gadis Lugu Liar Galak

BULAN DARAH



BULAN DARAH

0Bulan purnama tergantung tinggi di langit malam. Debu beterbangan di udara. Sedangkan, jalan di depan terlihat jelas tanpa harus menyalakan lampu lampion. Sepanjang jalan memancarkan cahaya berwarna pirang kekuningan.     
0

Di sepanjang jalan, selain ada suara tapak kaki, juga terdengar suara roda yang menggelinding.     

Lu Sheng melihat tandu pengantin yang berjalan di depan. Dia pun teringat dengan adegan di film "Pengantin Hantu" yang pernah ditontonnya ketika di masa lampau.     

Menikah keluar kota sungguh merepotkan sekali. Sepanjang perjalanan ini harus menikmati tiupan angin dan salju. Nanti sesampainya di rumah suami, semuanya termasuk pengantin wanita pasti sudah sangat capek.     

Tidak lama setelah pengawal pernikahan keluar dari Linjiangfu, Lu Sheng mengangkat kepalanya dan melihat ke bulan. Namun dia malah melihat bulan yang tadinya masih berwarna putih kini dinodai sedikit warna merah.     

Lu Sheng mengerutkan keningnya. Dia menundukkan kembali kepalanya dan melihat Chu Sihan, "Tuan, coba kamu lihat bulan itu."     

Chu Sihan pun mengangkat kepalanya dan melihat bulan. Ketika dia melihat warna bulan, dia pun mengerutkan keningnya.     

Bulan Darah. Ini bukan pertanda yang baik.     

Lu Sheng berkata dengan nada kecil, "Tadi masih baik-baik saja, kenapa tiba-tiba menjadi begini?"     

"Saudara Chu, kenapa?" Ketika Yun Ting yang berjalan di samping mereka dan melihat ekspresi mereka yang tidak beres, Yun Ting pun segera mendekat dan bertanya.     

Mendengar keributan dari arah mereka, Shi Yi pun ikut mendekat.     

Namun Shi Yi malah mendengar Chu Sihan berkata dengan serius, "Cepat, carikan tempat untuk menghentikan perjalanan kita."     

Orang lain mungkin tidak mengerti makna dari Bulan Darah. Tapi berbeda dengan Chu Sihan. Dia sebagai Yang Mulia dari alam baka sangat mengerti makna tersebut.      

Warna bulan seperti ini biasanya hanya muncul di alam baka atau di dunia siluman. Terkadang akan muncul di dunia manusia juga. Namun bulan itu menandakan bahwa akan ada bencana besar yang menimpa.     

Meskipun Shi Yi tidak mengerti mengenai apa yang sudah terjadi, namun ketika dia melihat mimik wajah Chu Sihan, dia pun mengerti keseriusan masalah tersebut. Shi Yi segera berkata, "Di depan ada sebuah penginapan. Aku hendak memberitahu abangku dulu."     

Chu Sihan pun menganggukkan kepalanya.     

Setelah Shi Yi pergi, Yun Ting baru bertanya dengan nada kecil, "Saudara Chu, sebenarnya ada apa?"     

"Coba kamu lihat itu apa?" Chu Sihan menunjuk ke langit.     

Yun Ting mengangkat kepalanya dengan bingung. Ketika dia melihat fenomena yang terjadi di langit, ekspresi wajahnya pun berubah, "Bulan Darah!"     

Kemudian langit malam yang tadinya masih cerah, kini sudah diselimuti oleh cahaya merah. Hal ini membuat orang yang melihatnya merinding dan ketakutan.     

Chu Sihan pun segera berkata lagi, "Suruh yang lain untuk mempercepat gerakan. Sementara, kita jalan cepat."     

Yun Ting menganggukkan kepalanya. Ketika dia akan memberitahu Shi Yi, dia malah melihat Shi Yi sudah mengutus mereka untuk mempercepat kecepatan mereka.     

Begitu sekelompok delman kuda memasuki penginapan, di luar tiba-tiba langit menjadi gelap dan cahaya merah yang ada di langit itu warnanya menjadi semakin tua.     

Lu Sheng yang sudah menjalani dua masa kehidupan baru pertama kalinya melihat Bulan Darah. Sebelumnya, dia pernah membacanya buku. Hari ini dia memiliki kesempatan untuk melihat fenomena tersebut. Dia pun sangat penasaran.     

Awan yang berada di luar bagaikan terbakar api. Awan tersebut memancarkan warna merah yang menyeramkan.     

Kira-kira lima belas menit kemudian, awan merah tiba-tiba menutup Bulan Darah itu. Angin kencang tiba-tiba mulai bertiupan di luar penginapan. Bendera yang ada di depan penginapan itu pun melayang di udara.     

"Cepat, tutup pintu." Melihat kondisi luar yang tidak benar, pemilik penginapan pun langsung menyuruh pelayannya untuk menutup pintu.     

Tidak lama kemudian, setelah pintu penginapan ditutup , dari luar tiba-tiba terdengar suara, "wush, wush, wush". Suara angin ini seperti suara seruan ratusan hantu yang mengamuk saja.     

Lu Sheng berdiri di depan jendela. Dia melihat bayangan hitam melintas dari kertas jendela. Dapat disimpulkan bahwa barang-barang di luar mulai beterbangan di udara.     

Jendela mengeluarkan suara "phak, phak" yang kencang. Seolah-olah ada yang memukul jendela terus-menerus.     

"Untung saja, Saudara Chu meramal tepat waktu. Jika tidak, akibatnya tidak bisa terbayangkan." ujar Shi Yi sambil mendengar suara angin, bagaikan seruan hantu. Dia pun merasa lega. Kalau mereka melanjutkan perjalanan, entah apa yang terjadi pada mereka.     

"Semuanya memanfaatkan kesempatan ini untuk beristirahat dulu. Baru kemudian setelah angin kencang sudah berlalu kita bisa melanjutkan perjalanan." kata Chu Sihan setelah menyesap teh panas.     

Semua yang mendengar kata-kata Chu Sihan pun kembali ke kamar mereka untuk istirahat.     

Chu Sihan melihat Lu Sheng, "Kamu juga istirahat dulu, aku hendak keluar sebentar." Langit sedang terjadi sesuatu. Namun Chu Sihan sama sekali tidak merasakannya. Hal ini sepertinya ini bukan masalah sepele.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.