Gadis Lugu Liar Galak

CHU SIHAN MEMASAK BUBUR UNTUK LU SHENG



CHU SIHAN MEMASAK BUBUR UNTUK LU SHENG

0"Bagus sekali kalau begitu. Jadi, pada saat ini Jiang'er bisa ikut dengan Tuan Chu untuk masuk ke Jingcheng. Kemudian, mereka menemui Pendekar Gao."     
0

Lin Siye tentu saja mengetahui hubungan Chu Sihan dan Shi Yi. Karena hal ini, Chu Sihan pasti akan mengikuti pengawal pernikahan ke Jingcheng. Lin Siye merasa Chu Sihan adalah orang yang paling cocok diminta untuk menjaga Lin Jiang.     

Chu Sihan juga tidak menolak. Dia pun menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia telah setuju.     

Dalam seketika, Lin Jiang merasa dirinya sangat bersemangat. Namun dia juga merasa khawatir.     

Rasa semangat karena akhirnya Lin Jiang bisa bertemu dengan tokoh hebat yang dibicarakan tersebut. Lalu perasaan khawatir karena Lin Jiang gelisah akan tidak lancarnya menjadi murid Pendekar Gao.     

Meskipun Lin Jiang merasa tidak masalah jika kelak akhirnya tidak berhasil menjadi murid Gao Xu, karena dia sudah melihat Gao Xu adalah Sang Pendekar pedang terkuat di dunia persilatan. Maka baginya tidak sia-sia.     

Setelah matahari terbenam, tamu Wisma Dongfang pun satu per satu pulang. Hanya tersisa anggota pengawal pernikahan saja.     

Karena pengawal pernikahan akan berangkat pukul sebelas malam, maka mereka pun segera beristirahat.     

Lu Sheng dan Chu Sihan juga tidak pulang ke kantor pemerintah, melainkan langsung menginap di kamar tamu Wisma Dongfang.     

Lu Sheng merasa dirinya baru saja memejamkan mata untuk waktu pendek, ternyata dari luar terdengar suara ketukan pintu.     

"Shengsheng, kamu harus bangun untuk siap-siap." Itu suara Chu Sihan.     

Lu Sheng menggosok matanya. Lalu, dia mengenakan bajunya dan menambahkan sebuah jubah di luarnya. Setelah selesai, dia baru membuka pintu.     

"Lima belas menit lagi sudah pukul sebelas, kamu makanlah terlebih dahulu sebelum berangkat." Chu Sihan masuk dengan membawa semangkuk bubur iga. Dengan nada ringan dia memberitahu Lu Sheng.     

Lu Sheng tidak makan banyak di acara perjamuan hari ini. Sepanjang perjalanan nanti, di tengah larut malam juga tidak ada yang memasak makanan. Jadi Chu Sihan hanya bisa meminjam dapur Wisma Dongfang untuk memasakkan bubur untuk Lu Sheng.     

Lu Sheng menyalakan lilin yang ada di samping meja. Kemudian dia duduk di depan meja.     

"Harum sekali!" Mencium bau bubur tersebut, Lu Sheng pun memberikan pujian yang tulus.     

Chu Sihan tersenyum, dia memberikan sendok pada Lu Sheng, "Ayo makan."     

Lu Sheng segera menganggukkan kepalanya dengan senang. Dia menerima sendok dari Chu Sihan. Sebelum makan dia berkumur dengan teh terlebih dahulu.     

"Bagaimana rasanya?" Setelah Lu Sheng memakan setengah mangkok bubur, Chu Sihan bertanya.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Sangat enak, daging iganya sudah dimasak sampai lunak. Baunya sangat harum dan kaya rasa." Kemudian, Lu Sheng pun mengangkat mangkuk itu ke depan mulutnya dan makan dengan suapan yang besar. Dengan puas dia menikmati bubur yang enak itu.     

Chu Sihan tersenyum dengan puas. Dia sudah memasak bubur ini selama tiga jam. Bagaimana mungkin tidak kaya rasa?     

Melihat Lu Sheng makan dengan nikmat, Chu Sihan pun merasa penderitaannya selama tiga jam ini tidak sia-sia.     

Tepat pukul sebelas malam, semua lampu di luar kamar Lu Sheng pun dinyalakan. Wisma Dongfang pun langsung terang benderang seperti langit dini hari.     

Setelah Chu Sihan menyuruh orang untuk membersihkan mangkuk dan sendok, dia pun membawa Lu Sheng keluar.     

Malam ini tidak turun salju dan juga tidak ada hembusan angin. Namun suasananya tetap sangat sejuk. Mereka yang masih ngantuk, saat keluar dari kamar, mereka pun langsung terbangun karena merasakan kesejukan itu.     

Chu Sihan menyuruh Lu Sheng untuk menunggu di tempat. Semetara, dia pergi sebentar. Tidak lama kemudian, Chu Sihan pun kembali dengan dua ekor kuda. Kemudian, di belakangnya diikuti Shi Yi, Yun Ting, dan Lin Jiang.     

Melihat Chu Sihan memberikan seekor kuda pada Lu Sheng, Shi Yi pun usil, "Kalau mau aku bilang, Saudara Chu cukup menyediakan seekor kuda saja. Cuaca dingin seperti ini, kalian berdua menunggang seekor kuda, betapa hangatnya, bukan? Saudara Yun, coba kamu katakan, iya atau tidak?"     

Yun Ting tidak memperdulikan Shi Yi, melainkan dia menyapa Lu Sheng dengan menganggukkan kepala. Lalu Shi Yi pun berjalan menuju pintu keluar Wisma Dongfang.     

Chu Sihan melirik Shi Yi tanpa ekspresi dan tidak mengatakan apapun.     

Lu Sheng tersenyum canggung pada mereka. Lalu, dia pun berjalan di samping Chu Sihan dengan kudanya.     

Lu Sheng mendengus dengan ringan. Barulah dia menoleh ke samping dan menyuruh Lin Jiang untuk mengikutinya. Meskipun Shi Yi tidak kenal dengan Lin Jiang, tapi hubungannya dengan Lin Siye cukup baik.     

Semalam, Lin Siye sudah meminta pada mereka untuk menjaga Lin Jiang. Tentu saja, Shi Yi tidak akan melupakan hal tersebut.     

Karena sekarang masih tengah malam, jadi tidak semeriah tadi siang di mana genderang dan gong dimainkan dengan keras dan riang. Di jalan besar, hanya ada pengawal pernikahan dan yang lainnya yang sedang berjalan dengan tenang dan sunyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.