Gadis Lugu Liar Galak

HARUS PENUH KASIH SAYANG



HARUS PENUH KASIH SAYANG

0Entah apa yang sudah dikatakan Pemimpin Ji pada orang lain, yang jelas, ketika Lu Sheng dan Chu Sihan berjalan keluar dari ruang kerja, para pengawal melihat ke mereka dengan tatapan yang aneh. Terutama ketika mereka melihat bibir Lu Sheng yang bengkak dan memerah, mata mereka tampak bersinar dengan terang.     
0

"Tuan, Nona Lu, hamba memberkati kalian. Semoga kalian rukun seumur hidup dan segera mendapatkan momongan!" Seorang pengawal juga entah dari mana mendapatkan dua butir telur rebus merah. Dia memberikan masing-masing satu kepada Lu Sheng dan Chu Sihan, sambil memberkati dia sambil tersenyum dengan senang.     

Chu Sihan melihat telur rebus yang ada di tangannya. Wajahnya pun menjadi suram, "Mana Pemimpin Ji?" tanya Chu Sihan dengan dingin.     

Pengawal tersebut menjawab, "Oh, anak perempuan dari kakak ibunya Pemimpin Ji kehilangan satu ekor babi. Jadi dia pun membawa orang untuk mencarinya."     

Chu Sihan terdiam. Dia langsung mengatakan bahwa Pemimpin Ji pergi untuk membantu seseorang mencarikan babi yang hilang. Bukankah itu sudah cukup?     

Lu Sheng menundukkan kepalanya dan tertawa diam-diam.     

"Tuan, Anda..." Pengawal melihat Chu Sihan. Lalu melihat ke arah Lu Sheng. Kemudian, dia mengedipkan mata sebelah pada Chu Sihan dengan ambigu dia berkata, "Tuan, jangan terburu-buru, kulit gadis itu sangat tipis dan halus. Anda harus tahu bagaimana cara menyayanginya."     

Lu Sheng tanpa sengaja menutupi mulutnya dengan tangan. Wajahnya yang tadi mereda, kini sudah berkurang.     

Chu Sihan menarik Lu Sheng ke belakang, dengan dingin dia melihat pengawal itu, "Aku lihat kamu sudah tidak menginginkan mulutmu itu, ya."     

"Tuan, jangan!" Pengawal itu menutup mulutnya dengan tangan sambil menggelengkan kepalanya terus-menerus. Sedangkan, pengawal-pengawal lain yang sedang berdiri di samping pun tertawa melihat kejadian tersebut.     

Tatapan dingin Chu Sihan tertuju pada mereka. Suara tertawanya langsung berhenti.     

"Ah, hamba masih ada urusan. Hamba pergi terlebih dahulu."     

"Hamba harus membantu Pemimpin Ji untuk mencari babi. Hamba juga pergi terlebih dahulu."     

"Hamba juga."     

Para pengawal pun langsung mencari alasan untuk pergi.     

Dalam sekejap, semua orang pun melarikan diri dengan berbagai alasan yang berbeda.     

Lu Sheng mengintip dari belakang Chu Sihan dengan hati-hati. Melihat semua orang sudah pergi, Lu Sheng pun menghela napas. Akhirnya, dia mengerti apa maksud dari kata-kata Ibu Pembantu Yao.     

Jadi mereka mengira bahwa Lu Sheng dan Chu Sihan menyembunyikan sesuatu, ya?     

Hais, Pemimpin Ji suka berbicara sembarangan.     

"Kamu mau ke mana?" Chu Sihan bertanya pada Lu Sheng.     

Lu Sheng menyipitkan bibirnya sambil menggelengkan kepalanya, "Tidak mau ke mana-mana. Aku mau tidur siang."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Aku akan mengantarmu."     

"Baik."     

Begitu Lu Sheng dan Chu Sihan berjalan masuk ke halaman tempat tinggal Lu Sheng, mereka pun melihat Ibu Pembantu Yao sedang menyapu salju yang ada di halaman.     

"Tuan, Nona Lu." Ibu Pembantu Yao memberikan hormat. Ketika tatapannya melanda pada bibir Lu Sheng, Ibu Pembantu Yao pun tersenyum dengan senang.     

"Kuenya enak." Chu Sihan memberikan pujian ketika dia berjalan melewati Ibu Pembantu Yao.     

Kaki Lu Sheng terpeleset dan hampir terjatuh.     

Ibu Pembantu Yao mendapatkan pujian. Akan tetapi, kerutan yang di matanya semakin terlihat, "Yang penting Tuan dan Nona Lu suka."     

Lu Sheng membalikkan badannya dan melihat Chu Sihan, "Tuan, aku sudah sampai, Anda pulang saja dulu."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Dia melihat Lu Sheng berjalan masuk ke dalam kamar, lalu menutup pintu. Kemudian, barulah Chu Sihan menganggukkan kepalanya pada Ibu Pembantu Yao dan pergi.     

Beberapa hari kemudian di Wisma Dongfang.     

Setelah kejadian Selir Kedua Tuan Besar Dongfang, Dongfang Yuechu pun tidak lagi mempekerjakan semua mata-mata Selir Kedua Tuan Besar Dongfang. Dia hanya meninggalkan beberapa pembantu lama yang bisa dipercayai. Sisanya dia mengganti dengan pembantu yang baru.     

Setelah Bu Zhou menyadari bahwa semua ini hanya salah paham, dia pun dengan sadar diri menghukum dirinya sendiri. Dia berlutut di depan Aula Buddha selama tiga hari. Sikapnya terhadap Dongfang Yuechu juga banyak berubah.     

Sebelumnya jika bertemu, Bu Zhou selalu tidak menganggap bahwa Dongfang Yuechu ada. Kini, jika bertemu di jalan Bu Zhou akan menyapa dengan menganggukkan kepalanya.     

Bahkan, Bu Zhou memberitahukan Tuan Besar Dongfang bahwa dia telah bermimpi bertemu dengan Dongfang Riming. Kini, Dongfang Riming sudah besar dan tampan. Bahkan dia mengatakan bahwa di kehidupan selanjutnya dia akan menjadi anak Bu Zhou lagi.     

Sejak Bu Zhou keluar dari aula Buddha, Tuan Besar Dongfang pun mengutus Bu Zhou untuk pindah kembali ke kamarnya.     

Bagaimanapun, setelah Dongfang Yuechu menikah ke Jingcheng, di Wisma Dongfang ini hanya tersisa Bu Zhou yang bisa menjadi pengurus rumah tangga.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.