Gadis Lugu Liar Galak

MEMBERI PELAJARAN



MEMBERI PELAJARAN

0Chu Silin dan Qi Nan dan yang lainnya melihat ke sekeliling orang-orang Anluotang. Namun mereka tidak menemukan satu orang pun, maka mereka semua pun berlari keluar dengan ketakutan. Melihat mereka berlari keluar, Lu Sheng pun langsung berlari menuju pintu dan "Bam!" menutup pintu keluarnya.     
0

Mereka semua terkejut hingga menghentikan langkah kaki mereka.     

"Ketua Qi, itu ada dinding. Ayo kita keluar dengan memanjat dinding!" Seorang wanita yang menjadi bawahan Qi Nan menunjuk ke arah tembok. Dia mengisyaratkan bahwa mereka bisa keluar dengan memanjat dinding.     

Lu Sheng tersenyum. Kemudian, dia menempelkan beberapa kertas hu di atas dinding dan memanggil, "Guru, buka penghalang transparan!"     

Dasar Chu Silin, sudah berkali-kali mencelakakan Chu Sihan dan sudah mencarikan biksu tua kaleng-kaleng ini mengendalikan mimpinya. Lu Sheng tidak akan melepaskannya begitu saja.     

Mendengar usulan bawahan wanita itu, Qi Nan dan Chu Silin pun segera berlari menuju dinding.     

Qi Nan dan Chu Silin menjinjit jari kakinya. Mereka ingin menggunakan Qinggong untuk meloncat keluar dari rumah ini. Namun, ketika mereka meloncat dan sudah mendekati dinding, mereka tertangkis balik oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat.     

Qi Nan dan Chu Silin terjatuh ke lantai secara bersamaan dan meraung kesakitan karena benturan di pantat mereka.     

Wanita yang menjadi bawahan Qi terkejut, "Kenapa bisa begini?!"     

Lu Sheng tertawa dengan usil. Dia menggerakkan jari tangannya, kemudian berjalan menuju Chu Silin.     

Orang-orang Anluotang merasakan ada sebuah hembusan angin yang bertiup ke arah mereka. Sebelum mereka mampu berbuat apa-apa, terdengar raungan Chu Silin yang tengah kesakitan dengan keras.     

Kemudian tubuh Chu Silin terlempar ke udara, lalu menabrak ke pilar yang di sana, sebelum terjatuh ke atas tanah.     

Lalu, tiba-tiba seseorang berteriak, "Hantu!!!" Hal tersebut membuat semua anggota Anluotang saling berpelukan dengan gemetar.     

Lu Sheng mendengus dengan dingin. Dia melihat ke arah Lu Zhou dan Master itu, kemudian menemukan bahwa mereka berdua sudah menghilang.     

"Eh?" Lu Sheng mengerutkan keningnya. Dia segera pergi untuk mencari, kemudian dari belakang halaman terdengar suara Lu Zhou yang dingin.     

"Serahkan Nightmare, aku akan mengampuni nyawamu."     

Lu Sheng segera mengejar suara itu. Dia melihat Lu Zhou sedang menekan Master itu di bawah lantai dengan menggunakan kakinya. Sementara dari sudut bibir Master itu mengalir darah.     

"Mimpi!" Master masih ingin melawan, namun dia melihat kekuatannya tidak sebanding dengan Lu Zhou. Dia hanya bisa menjawab dengan senyuman dingin.     

"Huh, kamu kira aku tidak mempunyai cara lain untuk menanganimu?" Lu Zhou berkata sambil tersenyum dengan dingin.     

Lu Zhou mencibir dan cahaya keemasan muncul di telapak tangannya. Melihat telapak tangan akan menyentuh kepalanya, Master itu sangat ketakutan sehingga napasnya terhenti, dengan buru-buru dia berkata, "Baik, aku akan memberikannya padamu! "     

Tangan Lu Zhou berhenti di jarak beberapa meter dari kepala Master itu.     

Wajah Master itu dibasahi oleh keringat dinginnya. Saat dia membuka mulutnya, sebuah bola putih yang memancarkan cahaya jernih keluar dari mulutnya itu.     

Lu Sheng segera maju. Dia memungut bola putih itu dan melihat ternyata di atas bola putih itu terbaring seekor binatang seperti kuda hitam. Binatang tersebut berbadan hitam, namun badannya memancarkan cahaya api.     

Lu Zhou mengambil bola putih itu dari tangan Lu Sheng dan bertanya pada Master itu dengan dingin, "Dari mana kamu mendapatkan barang ini?"     

Tingkat pelatihan biksu tua kaleng-kaleng ini terlalu rendah. Jadi, dia sama sekali tidak bisa masuk ke alam dewa. Dapat dipastikan bahwa orang yang mencuri Nightmare bukan dia.     

Tentu saja, ada kemungkinan jika Nightmare sendiri yang turun ke dunia manusia dan kebetulan diambil oleh biksu tua kaleng-kaleng ini.     

Master itu batuk beberapa kali. Kemudian dia berkata dengan wajah yang pucat, "Aku beli barang ini dari seorang anak dengan harga tinggi. Aku tidak mencurinya."     

"Kamu yang mencurinya atau tidak, pasti kuketahui setelah aku melihat dengannya mata kepalaku sendiri!"     

Lu Zhou melihat Lu Sheng, "Kalau kamu belum mau pergi, kalau begitu kamu awasi sekelilingku. Jangan biarkan mereka yang di halaman luar itu datang mendekat."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Guru tidak perlu khawatir, aku tidak akan membiarkan mereka masuk." Melihat posisi Lu Zhou, Lu Sheng sudah bisa menebak bahwa Guru ingin melihat ingatan Master tersebut.     

Lu Zhou meletakkan tangannya di atas kepala Master yang botak tersebut. Kemudian Master itu pun menjerit dengan mengerikan sampai akhirnya dia pingsan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.