Gadis Lugu Liar Galak

BIKSU KALENG-KALENG



BIKSU KALENG-KALENG

0Chu Sihan menutup kartunya tenang, dengan cuek dia berkata, "Kartu ada di tanganku. Kalau aku mau mengeluarkan pasti akan aku keluarkan. Kalau aku tidak mau mengeluarkannya pasti tidak aku keluarkan."     
0

"Terima kasih, Tuan!" Lu Sheng tersenyum manis pada Chu Sihan dengan senang.     

Kemudian Lu Sheng tetap bermain dengan lancar karena selalu dibantu oleh Chu Sihan.     

Lu Sheng mengeluarkan 4 kartu K. Dia mengalahkan kartu Lu Zhou.     

Chu Sihan langsung pass. Kemudian, Lu Zhou mengeluarkan lagi 4 kartu Ace dan mengalahkan kartu Lu Sheng.     

Lu Sheng juga pass. Sedangkan Chu Sihan langsung mengeluarkan kartu Joker, kemudian dia mengeluarkan sebuah kartu 3.     

Ekspresi Lu Zhou pun membeku. Kemudian dia melempar kartunya dan dengan geram dia berkata, "Sudah sudah, tidak mau main lagi!"     

Lu Zhou mencurigai otak Chu Sihan yang mungkin terjepit pintu. Kalau tidak, kenapa dia tidak bisa membedakan siapa lawannya?     

Lu Sheng mengulurkan tangannya di depan Lu Zhou. Lalu, dia berkata sambil tersenyum, "Guruku, uang permainan sebelumnya belum dibayar."     

Wajah Lu Zhou menjadi suram, "10 tael perak pun kamu minta pada Guru?"     

"Eh~" Lu Sheng melambaikan rambutnya, sambil tersenyum manis dia berkata, "Apakah kamu tidak pernah mendengar bahwa di atas meja judi, tidak ada kata keluarga?"     

Lu Zhou mendengus dengan dingin. Namun dia tetap memberikan 10 tael perak pada Lu Sheng.     

Lu Sheng langsung menerima uang itu dengan penuh kebahagiaan, "Terima kasih, Guru!"     

"Terima kasih? Kamu seharusnya mengucapkannya pada Tuan Chu-mu." Lu Zhou melotot pada Chu Sihan dengan tidak senang.     

Lu Sheng tertawa terus-menerus. Suasana hatinya kini sangat bagus.     

Chu Sihan membereskan kartu poker dengan tenang. Setelah merapikan kartunya, barulah dia meletakkan kembali di atas meja. Melihat Lu Sheng yang tersenyum lebar karena uang, Chu Sihan pun secara tidak sadar tersenyum.     

"Sudah pukul lima sore." Lu Sheng menyimpan baik-baik uangnya, kemudian dia berkata pada Chu Sihan, "Mungkin Guru sudah bersiap-siap untuk memulai formasinya. Tuan, aku dan Guru pergi untuk melihat kondisi Guru itu dulu. Sementara kamu mengutus orang untuk memperhatikan kondisi wisma Dongfang. Jika perlu, Anda bisa membawa Xiang'er ke wisma Dongfang dulu, aku akan menyusul secepatnya."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Kalian berdua hati-hati."     

Setelah mendengar Lu Sheng mengatakan bahwa mereka akan pergi mencari Guru itu, Lu Zhou yang masih tidak senang karena sudah kalah dalam judi pun segera menjadi bersemangat. Dengan tidak sabar Lu Zhou berdiri, dia langsung menarik Lu Sheng untuk berdiri dan berkata, "Ayo cepat!"     

Jangan sampai terlambat, orangnya lari lagi nanti.     

"Ya ya ya, kita pergi sekarang!" Lu Sheng tidak berdaya. Dia menganggukkan kepalanya pada Chu Sihan dulu barulah dia membiarkan Lu Zhou menariknya untuk pergi.     

Ketika Lu Zhou dan Lu Sheng sampai di tempat tinggal Guru itu, mereka mengambil kertas hu Transparan dalam waktu yang bersamaan dan menempelkan pada badan mereka. Lalu, mereka langsung memanjat masuk ke dalam rumah Guru itu.     

Di halaman depan, seorang biksu yang berpakaian jubah abu-abu sedang melaksanakan formasi.     

Lu Sheng melihat wajah Guru itu. Kemudian dia mengerutkan keningnya, "Ternyata biksu itu?"     

Lu Zhou terkejut, "Kamu kenal dengan biksu kaleng-kaleng ini?"     

Lu Sheng menjelaskan dengan suara yang kecil, "Pernah sekali di Huangyang, Hakim Shangguan menutup gerbang kota karena ingin menyelidiki kasus kematian Tuan Besar Pertama keluarga Jiang. Banyak pedagang dan tamu dari luar kota tidak bisa masuk ke dalam kota dan hanya bisa menginap di rumah-rumah sekitar."     

Lu Sheng melanjutkan, "Waktu itu desa Liuyue kedatangan banyak tamu juga. Biksu ini salah satunya. Ketika dia berjalan melewati rumahku, dia berkata bahwa rumahku angker, bahkan membawa segerombolan orang datang ke rumahku."     

Lu Zhou mendengus dengan dingin, "Biksu yang baik mana mungkin menggunakan keahliannya untuk mencelakakan orang? Biksu ini jelas-jelas mempelajari aliran iblis."     

Setelah Lu Zhou mengejeknya. Dia melihat ke sekitar. Kemudian tatapannya menetap pada seorang biksu tua yang duduk di bawah atap tersebut.     

Biksu tua itu sedang menikmati teh. Di sampingnya dua orang pemuda sedang duduk.     

Lu Sheng mengenali salah satunya, yaitu adik sepupu Chu Sihan dan Chu Silin.     

Sedangkan yang satunya lagi, Lu Sheng tidak mengenalnya.     

Lu Sheng berbisik pada Lu Zhou, "Guru, orang yang mempermainkanmu mungkin adalah biksu tua itu."     

"Huh!" Lu Zhou tersenyum dengan dingin, "Ternyata dia benar-benar ada di sini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.