Gadis Lugu Liar Galak

MAIN KARTU



MAIN KARTU

0Calon suami Dongfang Yuechu adalah abang kedua Shi Yi dan Shi Guang. Ini adalah alasan kenapa Chu Sihan sangat memperdulikan kasus tersebut.     
0

Xiang'er tetap bersujud. Kini dia menyipitkan bibirnya dengan erat dan sedang menangis tanpa suara.     

Xiang'er mengerti bahwa dirinya sudah egois dan sudah mencelakai Dongfang Yuechu. Namun dia takut mati karena usianya masih belasan tahun. Perjalanan hidupnya masih panjang sekali. Dia tidak ingin mati begitu saja.     

Lu Sheng melihat Xiang'er sejenak. Kemudian dia pun berjalan keluar dari sekat dan meninggalkan Xiang'er sendirian.     

"Siapa yang ada di dalam?" Lu Zhou memanjangkan lehernya dan ingin melihat ke belakang sekat, dengan penasaran dia bertanya, "Kalian penculik?"     

"Penculik apa? Kami menyelamatkan orang. Kalau tidak ada kami, orang itu sudah mati sekarang."     

Lu Sheng menguap. Lalu dia mulai mengusir, "Tuan, Guru, waktu sudah malam, sekarang saatnya untuk beristirahat."     

"Iya." Lu Zhou menganggukkan kepalanya. Dia makan sesuap daging kecap terakhir. Lalu dia baru berdiri dan melihat Chu Sihan, "Nak, paman tidur denganmu."     

Chu Sihan terdiam... Apakah boleh? Dia menolak?     

"Ayo, ayo, ayo!" Melihat Chu Sihan masih duduk, Lu Zhou pun langsung mengulurkan tangannya dan menarik Chu Sihan dari kursinya.     

"Aku bisa berjalan sendiri." Chu Sihan melepaskan tangannya dari genggaman Lu Zhou. Kemudian berkata pada Lu Sheng dengan lembut, "Kamu beristirahatlah."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Iya, selamat malam Tuan!"     

"Lalu, aku?" Lu Zhou yang tadinya sudah berjalan sampai dekat pintu, kini dia berjalan mendekati Lu Sheng dan bertanya pada Lu Sheng dengan tidak senang.     

Lu Sheng tertegun. Dia tidak merespon, "Guru, Anda kenapa?"     

"Selamat malamnya!" Lu Zhou mendengus dengan dingin, "Kamu mengucapkan selamat malam pada dia, tapi tidak mengucapkan padaku?!"     

Lu Sheng terdiam...      

Semakin tua semakin kekanak-kanakan saja guru ini.     

Chu Sihan menatap ke belakang punggung Lu Zhou untuk beberapa saat tanpa ekspresi. Lalu dia pun menghela napas sambil menggelengkan kepalanya, "Paman Lu semakin hari semakin kekanak-kanakan saja."     

Lu Sheng tertawa kecil, "Tuan juga cepatlah beristirahat."     

Keesokan Harinya.     

Lu Sheng menyuruh pelayan untuk membawakan makanan untuk Xiang'er. Setelah itu dia baru berjalan menuju kamar sebelah untuk sarapan bersama Chu Sihan dan Lu Zhou.     

Setelah sarapan, Lu Zhou tiba-tiba berniat bermain dengan mareka. Dia pun mengeluarkan kartu poker dan menginginkan Lu Sheng dan Chu Sihan menemaninya untuk bermain kartu.     

"Aku tidak bisa." Chu Sihan menolak tanpa ragu.     

Lu Sheng tersenyum manis pada Chu Sihan, "Tidak apa-apa Tuan, aku bisa mengajarimu."     

Mendengar demikian, Chu Sihan pun menganggukkan kepalanya      

pada Lu Sheng, "Ya."     

Sebenarnya Chu Sihan pandai bermain kartu, ketika dia masih di alam baka. Dia sering melihat hantu-hantu itu bermain kartu.     

Terutama Yun Guagua. Asalkan permainan itu berkaitan dengan judi, setiap jenis permainan dia pasti bisa. Kadang-kadang dia juga mengajak para pengawal Istana Shuihan untuk bermain bersama. Kemudian, setelah Yun Guagua kalah judi, dia juga yang paling berisik.     

Meskipun Chu Sihan tidak pernah memainkannya, tapi karena sering melihat Yun Guagua bermain, jadi dia mengerti cara bermainnya. Namun, kini Lu Sheng mengatakan bahwa ingin mengajarinya, maka Chu Sihan pun berpura-pura tidak bisa.     

Sehingga sepanjang setengah hari ini, yang dilakukan Lu Sheng dan Lu Zhou hanyalah mengajari Chu Sihan bermain kartu.      

Ketika Chu Sihan sudah "Bisa" memainkannya, waktu makan siang pun tiba.     

Setelah makan siang, permainan kartu dimulai secara resmi.     

Lu Zhou mengocok kartunya, dan dia berkata mengenai peraturannya, "Peraturannya kita bicarakan terlebih dahulu. Nominalnya 10 tael perak sekali bermain."     

"10 tael perak?!" Kedua mata Lu Sheng bersinar terang. Dia segera menganggukkan kepalanya terus-menerus, "Boleh boleh!"     

Chu Sihan hanya tersenyum. Dia tidak keberatan.     

Kemudian permainan pun dimulai dan Lu Sheng hampir menang setiap kali.     

"Waduh!" Melihat kartu Chu Sihan, Lu Zhou pun tidak bisa menahan dan memarahinya dengan geram, "Kamu ini sengaja ya? Saat Sheng'er masih menyisakan satu kartu terakhir, akan tetapi kamu bisa menghalangi kemenangannya, kenapa kamu tidak mau?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.