Gadis Lugu Liar Galak

APA YANG KAMU PIKIRKAN?



APA YANG KAMU PIKIRKAN?

0"Guru jangan panik, Anda duduk dulu." Lu Sheng berdiri dan menarik Lu Zhou duduk kembali ke kursinya, "Di sini kami masih ada urusan yang belum diselesaikan, kalau Anda pergi sekarang, maka Anda akan merusak rencanaku yang ingin mengungkapkan wajah asli orang jahat."     
0

"Rencana mengungkapkan wajah asli orang jahat?" Lu Zhou mengerutkan keningnya, "Rencana apa ini?"     

Lu Sheng tersenyum, kemudian dia pun memberitahukan masalah Wisma Dongfang pada Lu Zhou.     

Setelah mendengarkan cerita Lu Sheng, Lu Zhou pun mendengus, "Baiklah, setelah rencanamu selesai, kamu harus membawaku pergi mencari orang itu."     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Pasti!" Lu Sheng mengambil botol sake dan mengisi penuh cangkir Lu Zhou. Namun tatapannya secara tidak sadar melirik ke arah pintu.     

"Oh ya, kenapa kamu bisa di sini sendirian?" Lu Zhou mengangkat alisnya, "Jangan-jangan kamu bertengkar dengan Tuan Chu-mu?"     

"Apa yang Anda pikirkan?" Lu Sheng memutar bola matanya ke arah Lu Zhou, "Hubungan kami baik-baik saja."     

Kemudian, dari pintu tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Mata Lu Sheng langsung bersinar terang, "Pasti Tuan Chu pulang!"     

Mendengar Lu Sheng berkata demikian, Lu Zhou pun melihat ke arah pintu dan melihat pintu dibuka oleh seseorang. Kemudian sebuah sosok yang ramping dan tinggi pun berjalan masuk.     

Ternyata benar dia adalah Chu Sihan.     

"Tuan sudah pulang, urusannya sudah selesai?" Lu Sheng berdiri dan menyambut Chu Sihan. Dia tersenyum manis pada Chu Sihan.     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Iya, aku sudah menyuruh Chu Yun membawa orang untuk mengantar jenazah tersebut ke Jingcheng. Pemerintah juga akan memberikan kompensasi pada keluarga korban pembunuhan berantai kali ini."     

Chu Sihan melihat Lu Zhou kemudian dia mengangkat alisnya dengan heran, "Paman Lu kenapa bisa di sini?"     

Lu Zhou melihat Chu Sihan dengan aneh. Bukannya Chu Sihan selalu memanggilnya dengan sebutan Putra Kaisar Ketiga? Kenapa sekarang malah berubah menjadi Paman Lu? Apa Chu Sihan tidak takut ketahuan oleh Lu Sheng?     

Chu Sihan sepertinya merasakan kebingungan yang melanda Lu Zhou. Chu Sihan membawa Lu Sheng duduk di atas kursi, kemudian berkata, "Semalam aku membawa Shengsheng ke alam baka. Sekalian untuk menjenguk Hakim Lu."     

Tatapan Lu Zhou berubah. Dia melirik Lu Sheng dengan ragu-ragu. Namun dia malah mendengar Lu Sheng berkata sambil tersenyum, "Guru, ternyata kamu memiliki keluarga di alam baka. Terlebih lagi dia adalah pejabat yang hebat di alam baka!"     

Lu Zhou tertawa dengan canggung, "Pamanmu itu hanya seorang hakim saja. Bukan posisi yang tinggi."     

Lu Zhou juga tidak mengetahui apakah abangnya yang lugu itu berkata mengenai identitas Lu Sheng pada Lu Sheng. Lu Zhou hanya berharap bahwa Lu Sheng tidak mempercayainya.     

"Sheng'er, Pamanmu... tidak berkata apa-apa padamu, kan?" Lu Zhou bertanya dengan hati-hati.     

"Tidak berkata apa-apa. Dia hanya bertanya kabarmu. Kemudian, dia menghadiahkan aku dua porselen." Mengungkit masalah tersebut, Lu Sheng pun menjadi marah, "Guru, porselen itu ternyata begitu berharga. Kenapa kamu tidak memberitahuku ketika aku menggunakannya sebagai wadah acar?"     

Lu Sheng sudah menggunakan porselen-porselen itu untuk menyimpan acar. Entah bisa menghilangkan baunya tidak, ya? Apakah akan mempengaruhi harganya secara langsung, ya?     

Melihat Lu Sheng mengganti topik pembicaraan, Lu Zhou pun merasa lega. Kemudian baru Lu Zhou menjawab pertanyaan Lu Sheng, "Pamanmu memang memiliki banyak barang seperti ini, kamu bisa menggunakannya sebagai apa saja sesuai keinginanmu."     

"Aku dengar porselen biru putih dinasti Yuan ini senilai puluhan ribu tael perak."     

Lu Sheng menggeser kursinya mendekati Lu Zhou. Dia bertanya sambil tersenyum, "Guru, barang Anda yang di sana masih ada?"     

Lu Zhou mencibir, "Kamu jangan memikirkannya, barang itu bisa dijual dengan harga puluhan ribu tael perak, siapa yang bilang?"     

"Tuan yang bilang!" Lu Sheng berkata tanpa ragu.     

Lu Zhou melihat Chu Sihan, lalu menyipitkan matanya, "Nak, kamu bisa makan sembarangan, namun jangan berbicara sembarangan. Kamu jangan sembarangan bicara hanya untuk menyenangkan hati muridku ini."     

"Berbicara sembarangan?" Lu Sheng tertegun, dia melihat Chu Sihan dengan bingung.     

Chu Sihan berdehem, kemudian menjelaskan, "Porselen biru putih memang bisa dijual mahal di dinasti ini. Namun, karena alasan sejarah, beberapa barang memang tidak diperbolehkan untuk dilelang sesuka hati."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.