Gadis Lugu Liar Galak

DONGFANG RIMING



DONGFANG RIMING

0Hakim Lu menggaruk kepalanya. Dia merasa adiknya lumayan suka uang.     
0

Sebelum bertengkar, setiap hari Lu Zhou akan datang ke sini untuk mengambil barang-barang berharga. Jadi Hakim Lu mengira keponakannya ini juga menyukai uang.      

Namun, ternyata Lu Sheng tidak terlihat senang. Wajahnya malah berubah. Jangan-jangan Lu Sheng merasa hadiahnya ini terlalu vulgar?     

"Anu… keponakanku, kalau kamu tidak suka, Paman masih punya…"     

"Terima kasih, Paman!" Mendengar Hakim Lu hendak mengambil kembali kedua porselen ini, Lu Sheng segera mengulurkan tangannya dan memeluk kedua porselen tersebut.     

"Tidak perlu berterima kasih!" Melihat Lu Sheng menerima hadiahnya, Hakim Lu merasa lega.     

"Dulu Paman punya banyak barang seperti ini, tapi semuanya habis diambil oleh ayahmu itu."     

Chu Sihan secara refleks melihat ke arah Lu Sheng. Dia melihat Lu Sheng yang tengah menyimpan kedua porselen itu ke dalam gelang ruangannya. Namun, sepertinya tidak terlihat reaksi lebih pada Lu Sheng terhadap kata 'ayah' yang diucapkan oleh Hakim Lu.     

Sebenarnya, Lu Sheng mendengar kata 'ayah' itu. Namun, dia tidak merasa aneh. Pikirannya juga tidak berpikir macam-macam. Ini karena di dalam hatinya, Lu Zhou memang sudah seperti Ayahnya. Mau kandung atau tidak, Lu Zhou adalah ayah Lu Sheng.     

Jadi, yang diperhatikan Lu Sheng bukanlah kata 'ayah', melainkan kalimat, 'Sudah diambil habis oleh ayahmu'.     

Pantas saja waktu itu Lu Zhou sering menghilang selama beberapa hari. Ternyata dia sedang turun ke alam baka untuk mengambil harta kakaknya, ya!     

"Bagaimana kabar ayahmu sekarang?" Hakim Lu bertanya pada Lu Sheng sambil tersenyum bahagia.     

Para pengawal yang menjaga di luar pintu istana sangat jarang bisa melihat wajah Hakim Lu yang sedang tersenyum. Oleh karena itu, mereka pun sibuk mengintip-intip lewat celah pintu.     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Guruku baik-baik saja. Punya makanan, punya minuman, punya uang, bahkan punya kekuasaan. Hidupnya sangatlah bebas."     

Hakim Lu menganggukkan kepalanya ketika mendengar jawaban Lu Sheng, "Baguslah kalau begitu."     

Semenjak roh Ibu kandung Lu Sheng hancur, meskipun Lu Zhou turun ke alam baka, dia juga tidak akan datang untuk menemui Hakim Lu. Biasanya Lu Zhou hanya akan pergi ke Istana Yan Luo.     

Lalu setiap kali Lu Zhou mendengar Hakim Lu sedang menuju Istana Yan Luo, dia pasti akan pulang duluan.     

Kemudian, setelah Hakim Lu kembali ke Istana Hakim, dia akan mendapatkan laporan bahwa Lu Zhou datang lagi untuk mengambil barang berharga itu.     

Hakim Lu berpikir, dirinya hanya memiliki satu orang adik saja. Lagipula, barang-barang berharga itu juga tidak bermanfaat untuk dirinya. Jadi, setiap kali mendengar Lu Zhou datang mengambil barang berharga itu, Hakim Lu hanya membiarkannya.     

"Tuan, Dongfang Riming sudah datang." Pada saat ini, dua orang pengawal membawa seorang anak remaja berusia sekitar 16 tahun datang melapor ke Hakim Lu.     

Dongfang Riming sedikit mirip dengan Nyonya Dongfang. Dengan gelisah Dongfang Riming memberikan hormat kepada Chu Sihan dan Hakim Lu. Kemudian, dia pun berdiri di samping mereka. Wajahnya tampak sedikit tertekan.     

Hakim Lu melihat Chu Sihan, "Yang Mulia, Dongfang Riming sudah di sini. Silahkan Anda bertanya apapun padanya."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, lalu berdiri dan berjalan mendekati Dongfang Riming.     

"Yang… Yang Mulia ingin bertanya apa?" Dongfang Riming bertanya dengan gugup.     

"Kamu tidak usah takut. Kami hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan saja." Melihat Dongfang Riming sudah sangat ketakutan, Lu Sheng pun membujuknya dengan lembut.     

Chu Sihan mengerutkan keningnya. Dia mulai bertanya, "Kamu masih ingat dengan Ibumu?"     

Dongfang Riming menganggukkan kepalanya, "Setiap tahun, di bulan hantu, aku akan pulang ke Wisma Dongfang untuk menjenguk Ibuku."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Lalu dia bertanya lagi, "Waktu itu kenapa kamu bisa meninggal? Kamu tahu siapa yang sudah membunuhmu?"     

Mengungkit masalah tersebut, Dongfang Riming menganggukkan kepalanya, "Ingat!"     

Dongfang Riming menundukkan kepalanya. Suaranya sedikit bingung, "Yang membunuhku adalah Kepala Pelayan Dongfang dan Ibu Pembantu Zhu."     

"Apa?" Lu Sheng terkejut. Chu Sihan juga tidak menyangka ternyata pelakunya adalah kedua orang ini.     

Lupakan saja soal Kepala Pelayan Dongfang itu, tapi kenapa Ibu Pembantu Zhu adalah salah satu pelakunya?     

"Bukankah Ibu Zhu adalah orang kepercayaan Ibumu? Kenapa dia bisa membunuhmu?" Lu Sheng menanyakan ketidak pahamannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.