Gadis Lugu Liar Galak

BOTOL YANG FAMILIAR



BOTOL YANG FAMILIAR

0"Oh?" Lu Sheng penasaran dengan perkataan Hakim Lu, "Siapa ya?"     
0

Hakim Lu segera mengangkat dagunya, dengan bangga dia berkata, "Orang itu adalah adik kandungku. Namanya Lu Zhou. Dia sama sepertimu, pelajar Taoisme."     

Lu Sheng sangat bersyukur dirinya tidak sedang minum air. Kalau sedang minum, dia pasti akan tersedak hingga mati.     

Chu Sihan menyipitkan mulut bibirnya dan diam-diam tersenyum ketika dia melihat Lu Sheng terdiam karena perkataan Hakim Lu.     

"Kenapa?" Hakim Lu mengerutkan keningnya, "Jangan-jangan kamu mengenalnya?"     

Haha... Hanya kenal?     

Lu Sheng tidak menyangka ternyata Lu Zhou adalah adik kandung Hakim Lu!     

'Kenapa Guru seperti itu? bahkan Guru tidak memberitahukan padanya kalau dia memiliki kerabat yang sangat berkuasa di alam baka?' pikir Lu Sheng geram.     

Setelah Lu Sheng diam-diam mencatat kesalahan Lu Zhou di dalam hati, dia pun berdehem dan berkata, "Jujur saja, nama adik Anda sangat mirip dengan nama Guruku."     

"Mirip?" Hakim Lu mengerutkan keningnya, "Siapa nama gurumu?"     

"Nama guruku Lu Zhou."     

"Hah?!" Hakim Lu terkejut. "Nama adikku juga Lu Zhou."     

Lu Sheng hanya terdiam dan tersenyum. Kemudian dia menganggukkan kepalanya, "Betul. Sungguh kebetulan sekali."     

Sebentar!     

Mata Hakim Lu menyipit. Dia menatap Chu Sihan dengan tatapan curiga. Kemudian dia melihat bahwa Chu Sihan sedang melihat padanya dengan tatapan seakan sedang melihat seseorang yang bodoh!     

Hakim Lu mengeluskan kepalanya. Dia mulai berpikir, kemudian kedua matanya terbuka lebar, "Namamu Lu Sheng, ya?"     

"Eh?" Lu Sheng mengedipkan matanya, "Kenapa Anda bisa tahu namaku?"     

Hakim Lu tertawa terbahak-bahak karena jawaban Lu Sheng.      

Kalau Lu Zhou tahu bahwa anak kandungnya ini berkata bahwa dia adalah pendeta jalanan, bagaimana reaksi Lu Zhou, ya?     

Ketika Hakim Lu mengejek adiknya, dia pun merasa sangat senang sekali.     

"Kamu nakal sekali, ya." Setelah Hakim Lu selesai tertawa, dia pun melihat Lu Sheng, "Ayo panggil aku paman saja."     

Lu Sheng pun tidak sungkan. Dia memanggil Hakim Lu sambil tersenyum manis, "Paman."     

Mengetahui Lu Sheng adalah keponakannya, Hakim Lu tidak menegaskan peraturan jika "Tidak memperbolehkan manusia masuk ke alam baka" lagi.     

Kemudian, Hakim Lu masuk ke sebuah kamar. Lalu, keluar dengan membawa dua botol porselen.     

Lu Sheng melihat dua botol porselen itu. Dia merasa sangat familiar melihat dua botol porselen tersebut. Setelah melihatnya dengan teliti, Lu Sheng pun menyadari bahwa botol tersebut adalah botol yang dia gunakan sebagai wadah untuk menyimpan saus tomat dan saus kepiting.     

Lu Sheng berkata dalam hati bahwa dia sudah memiliki banyak barang seperti ini. untuk apa hakim Lu membawa barang ini?     

Hakim Lu meletakkan barang ini di depan Lu Sheng, kemudian dia berkata dengan bangga, "Ini adalah porselen biru putih dari Dinasti Yuan. Barang ini tidak bisa ditemukan di dinasti ini. Kalau kamu menjualnya, pasti bisa mendapatkan harga yang bagus."     

"Ha...hah?" Porselen biru putih dari Dinasti Yuan?!     

Lu Sheng mengedipkan matanya dan menelan ludahnya, dengan hati-hati dia bertanya, "Satu barang ini kira-kira bisa mendapat uang berapa?"     

Hakim Lu menyisir jenggotnya, "Paman juga tidak begitu paham. Akan tetapi pastinya tidak akan rendah."     

Chu Sihan yang di samping tiba-tiba berkata, "Biasanya porselen seperti ini kira-kira bisa mendapat puluhan ribu tael perak."     

Badan Lu Sheng menjadi lemas dan hampir terjatuh. Apa yang sudah dia lakukan? Ternyata dia sudah menggunakan barang harta senilai puluhan ribu tael perak untuk menyimpan saus tomat dan saus kepiting?!     

Dia sudah gila!     

Pantas saja saat masih di kehidupan lampau, ekspresi Lu Zhou sangat aneh ketika dia melihat Lu Sheng mengambil porselen biru putih ini sebagai wadah acar. Ternyata karena Lu Zhou ingin memberitahukan Lu Sheng bahwa barang itu sangat mahal?!     

Lu Sheng tiba-tiba ingin pulang ke Huangyang sekarang juga. Kemudian dia segera bergegas ke desa Anmu dan mengambil kembali porselen yang ada di rumah neneknya tersebut.     

Puluhan ribu tael perak bukan sesuatu yang bisa dianggap bercanda!     

"Keponakanku, kamu kenapa?" Hakim Lu melihat Lu Sheng. Dia tidak menunjukkan rasa senang. Lu Sheng malah menunjukkan ekspresinya yang sangat menyesal. Lalu, Hakim Lu pun langsung bertanya pada Lu Sheng.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.