Gadis Lugu Liar Galak

ALAM BAKA (6)



ALAM BAKA (6)

0"Mau bertanya apa?" Hakim Lu menyisir jenggotnya, dengan nada bicara yang kaku dia berkata, "Yang Mulia kalau ingin menanyakan sisa umur Anda di dunia manusia, aku agak keberatan untuk menjawabnya."     
0

"Yan Han" tidak tercatat di dalam buku catatan kematian. Namun sisa umur Chu Sihan di dunia manusia ada batasnya. Meskipun sekarang belum menentukan di usia berapa dia akan meninggal.     

Chu Sihan terdiam     

Untuk apa dia menanyakan sisa umurnya?     

"Hari ini aku ke sini bukan untuk menanyakan sisa umurku di dunia manusia, melainkan ingin meminta Anda mencarikan informasi mengenai Tuan Termuda keluarga Dongfang yang ada di Linjiangfu."     

"Tuan Termuda Dongfang?" Hakim Lu mengerutkan keningnya. Lalu, dia mengambil buku catatan kematian Linjiangfu, sambil mencari dia sambil bertanya, "Untuk apa Yang Mulia mencari anak ini?"     

"Oh." Hakim Lu akhirnya mendapatkan halaman yang mencatat informasi tentang Tuan Termuda Dongfang, "Anak ini meninggal dunia tidak lama kemudian setelah dia dilahirkan. Apakah dia yang Yang Mulia cari?"     

Chu Sihan melihat nama yang tertulis di buku catatan kematian. Di buku tersebut tertulis nama "Dongfang Riming". Maka dia pun menganggukkan kepalanya dan berkata, "Benar, Hakim Lu, bisa minta tolong untuk memanggilkan dia? Ada yang ingin aku tanyakan padanya."     

"Baiklah." Hakim Lu pun memanggil bawahannya dan segera menyuruh mereka untuk mencari Dongfang Riming.     

"Yang Mulia, silahkan Anda duduk dulu. Hamba pergi untuk mencatat sesuatu dulu." ujar Hakim Lu. Ketika dia mau berjalan pulang, tiba-tiba dia mencium bau sesuatu, dia pun segera menghentikan langkah kakinya dan menolehkan kepalanya.     

Hakim Lu mengerutkan keningnya, dengan heran dia berkata, "Kenapa ada bau manusia?" Kemudian dia pun mencium lagi dengan lebih kuat lagi.     

"Eh?!" Ketika Hakim Lu melihat Lu Sheng yang berada di samping Chu Sihan, kedua matanya pun melotot lebar, "Kenapa bisa ada anak gadis dari dunia manusia di sini?"     

Lu Sheng terdiam      

Hakim Lu sepertinya sedikit lugu, padahal Lu Sheng sudah lama berdiri di sini. Kenapa Hakim Lu baru menyadarinya sekarang?     

Chu Sihan menarik Lu Sheng untuk duduk bersamanya. Dia memperkenalkan Lu Sheng pada Hakim Lu, "Kalau dibilang sangat kebetulan, Nona ini juga bermarga Lu."     

"Marga Lu?" Hakim Lu mengamati Lu Sheng untuk beberapa saat. Kemudian dia menganggukkan kepalanya, "Iya, ilmunya masih sedikit. Namun sudah sangat bagus karena di usia semuda ini dia sudah mencapai tingkat ini."     

Chu Sihan mengangkat alisnya, dengan senyuman misterius dia bertanya pada Hakim Lu, "Apakah Hakim Lu mengetahui siapa gurunya?"     

"Siapa?" Hakim Lu merasa aneh, dia merasa pertanyaan pentingnya sudah dijawab.     

"Salah. Kenapa seorang gadis biasa muncul di alam baka?" Hakim Lu yang akhirnya menyadari bahwa pertanyaan pentingnya sudah terjawab pun berkata dengan tegas, "Yang Mulia, walaupun Anda adalah salah satu pemilik alam baka, namun Anda juga harus mengikuti peraturan alam baka. Bagaimana bisa Anda membawa manusia ke sini?"     

"Benar yang dikatakan Paman Lu. Anda memang adalah tua bangka yang kuno dan kaku." Ejekan Chu Sihan hanya terdengar oleh Lu Sheng saja.     

Lu Sheng mengangkat alisnya dengan aneh, dengan bingung dia bertanya, "Tuan, maksud Anda, guruku mengenal Hakim Lu?"     

Volume Lu Sheng tidak tinggi namun kata-katanya terdengar oleh Hakim Lu yang memiliki pendengaran sangat tajam.     

"Gurumu?" Hakim Lu mengerutkan keningnya, "Siapa Gurumu?"     

Chu Sihan bersandar di kursi. Dia melihat Hakim Lu dengan tatapan penuh harap, sepertinya sangat menantikan reaksi Hakim Lu setelah mengetahui identitas Lu Sheng.     

Lu Sheng segera berdiri tegak, dengan patuh dia menjawab, "Guruku adalah pendeta jalanan di dunia manusia."     

(Pendeta jalanan adalah orang yang biasanya tidak memiliki kemampuan asli dan hanya mengelabui orang untuk mendapatkan uang saja.)     

"Phuh..." Chu Sihan tidak mampu menahan tawanya.     

'Anak ini menjelek-jelekan nama baik Gurunya.'     

"Pendeta jalanan?" Hakim Lu mengerutkan keningnya, "Untuk apa kamu menjadi murid Pendeta bohongan seperti ini?"     

Chu Sihan berdeham, namun dia tidak membantu menjelaskan.     

Kemudian Hakim Lu kembali menyisir jenggotnya, "Aku lihat bakatmu lumayan bagus. Di sini ada seorang calon guru yang bagus. Kalau kamu mau, aku bisa menjadikanmu sebagai muridnya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.