Gadis Lugu Liar Galak

ALAM BAKA (5)



ALAM BAKA (5)

0"Dia tidak ada di dalam. Tidak perlu masuk." Ayah Chu Sihan kini mungkin masih menyamar sebagai Bi Ye dan berada di villa gunung Luoxue.     
0

"Oh." Lu Sheng melihat ke dalam istana Yan Luo dengan penasaran. Dia melihat ada dua sosok, yang satu hitam dan yang satunya putih, sedang berjalan keluar.     

Ketika Hei Bai dan Wu Chang melihat Lu Sheng dan Chu Sihan, mereka berdua pun terkejut, "Yang Mulia, Nona Lu, kenapa kalian bisa berada di sini?"     

Kedua orang, oh bukan, seharusnya mengatakan kedua hantu ini bertanya dalam waktu bersamaan.     

Chu Sihan berkata, "Aku mencari hakim Lu ada sedikit urusan, kalian pergi sibuk saja."     

Hei Bai dan Wu Chang melirik kepada Lu Sheng, kemudian mereka menganggukkan kepala mereka dalam waktu bersamaan lagi, "Hormat Yang Mulia!"     

Lu Sheng merasakan tatapan Hei Bai dan Wu Chang tadi, di dalam hatinya dia merasa bingung.     

"Tuan, mereka berdua kenapa bisa tahu kalau aku bermarga Lu?"     

Jangan-jangan Lu Zhou yang memberitahu mereka?     

Chu Sihan melihat kepada Lu Sheng dan menjawab dengan nada kecil, "Mungkin paman Lu yang bilang."     

Chu Sihan tidak mengerti mengapa Lu Zhou tidak memberitahu identitas Lu Sheng pada Lu Sheng. Namun, Chu Sihan merasa Lu Zhou pasti memiliki alasan sendiri. Jadi, Chu Sihan juga tidak ingin mengatakannya pada Lu Sheng begitu saja.     

Hakim Lu sangat berwibawa. Bahkan penjaga gerbangnya saja memiliki wajah yang galak. Tetapi, ekspresi wajah mereka membaik ketika melihat Chu Sihan.     

"Yang Mulia kenapa sudah pulang?" Pemimpin Pengawal adalah seekor monster yang berbadan manusia dan berkepala anjing. Cara bicaranya dingin seperti robot. Tanpa ekspresi sama sekali.     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Dia menjelaskan, "Aku ada sedikit urusan dan ingin mencari Hakim Lu. Apa dia ada di dalam?"     

Pemimpin pengawal itu menjawab, "Hakim Lu ada di dalam, Yang Mulia silahkan masuk."     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya. Ketika dia mau berjalan masuk sambil menggandeng tangan Lu Sheng, tiba-tiba mereka dihalangi.     

"Istana hakim merupakan tempat yang penting. Hanya satu orang yang diperbolehkan masuk ke dalam. Mereka yang tidak berkepentingan silahkan menunggu di luar."     

Ekspresi wajah Chu Sihan yang mendengarkan alasan ini pun menjadi dingin, "Kalau dia mau masuk ya masuk. Entah kamu percaya atau tidak, bahkan jika hakim Lu yang berada sini, Hakim Lu juga akan mempersilahkan dia masuk ke dalam dengan senang hati."     

Pemimpin pengawal itu tertegun sejenak. Dia pun melihat Lu Sheng dengan tatapan waspada.     

Namun, Lu Sheng malah tidak menggubris kata-kata Chu Sihan. Lu Sheng hanya merasa Chu Sihan sedang mencari alasan agar dia bisa ikut masuk saja.     

Pemimpin pengawal itu melihat Lu Sheng dengan penuh tanda tanya, namun akhirnya dia hanya bisa melangkah mundur dan memberikan jalan untuk Chu Sihan dan Lu Sheng.     

Chu Sihan mendengus dengan dingin, lalu menggandeng tangan Lu Sheng dan berjalan masuk ke dalam istana.     

Di dalam Istana Hakim, Hakim Lu sedang mencatat mereka yang meninggal hari ini di dalam buku catatan kematian. Ekspresinya terlihat sangat serius.     

"Hakim Lu, lama tak jumpa." Setelah Chu Sihan masuk ke dalam istana, dia pun menyapa Hakim Lu dengan senyuman kecil.     

"Siapa..."     

Belum sempat Hakim Lu menyelesaikan kata-katanya, raut wajah Hakim Lu yang tadinya sangat serius pun terkejut, "Yang Mulia?!"     

Hakim Lu segera berdiri dan berjalan menuju Chu Sihan. Dia bertanya sambil mengerutkan keningnya, "Anda bukannya sedang menjalankan pelatihan di dunia manusia? Kenapa bisa pulang? Jangan-jangan raga manusiamu sudah meninggal?"     

Chu Sihan terdiam… Dasar mulut Hakim Lu. Kalau saja Hakim Lu bukan tetuanya, Chu Sihan pasti sudah menghajarnya.     

"Tidak." Chu Sihan menjawab dengan tidak senang.     

"Oh, makanya aku merasa aneh." Hakim Lu menganggukkan kepalanya, "Lalu Anda kenapa bisa ke sini?"     

"Aku ada urusan ingin mencari Anda."     

Selama percakapan Chu Sihan dan hakim Lu, Lu Sheng berdiri di samping dengan patuh. Dia tidak mengeluarkan suara apapun, hanya saja tatapannya melirik ke arah Hakim Lu terus. Semakin dilihat, Lu Sheng semakin kebingungan.     

Meskipun hakim Lu ini berjenggot, ekspresinya juga galak, namun kenapa Lu Sheng merasa wajah hakim Lu ini semakin dilihat semakin familiar ya?     

Sepertinya... mirip dengan Lu Zhou. Tetapi ekspresi Lu Zhou lebih lembut, juga tampak lebih ramah.     

Sedangkan hakim Lu ini tampangnya sangat serius, membuat orang yang melihatnya merasa tertekan oleh wibawanya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.