Gadis Lugu Liar Galak

ALAM BAKA (2)



ALAM BAKA (2)

0Sesampainya di kantor pemerintah, Lu Sheng dan Chu Sihan langsung pergi ke tempat tinggal Chu Sihan.     
0

Mereka berdua langsung masuk ke dalam ruang kerja Chu Sihan. Sebelum masuk, Chu Sihan menyuruh pengawal yang sedang menjaga pintu untuk tidak mengganggu mereka jika tidak ada masalah penting.     

Beberapa pengawal ini melihat Chu Sihan dan Lu Sheng dengan tatapan nakal. Kemudian pengawal itu pun meyakinkan mereka kalau dia tidak akan mengganggu mereka meskipun ada masalah.     

Chu Sihan dan Lu Sheng tentu saja mengerti maksud dari kata-kata pengawal ini, namun mereka malas menjelaskannya.     

Chu Sihan mengunci pintu ruang kerja. Dia melambaikan tangannya di udara, kemudian sebuah lubang hitam muncul di dalam ruang kerjanya.     

Chu Sihan mengulurkan tangannya pada Lu Sheng. Kemudian Lu Sheng melihat Chu Sihan. Lalu Lu Sheng pun memberikan tangannya pada Chu Sihan.     

Chu Sihan dan Lu Sheng masuk ke dalam lubang hitam tersebut.     

Lu Sheng merasa ada yang menggenggam pinggangnya dengan erat. Kemudian langit mulai berputar, ketika Lu Sheng sadar kembali kakinya sudah menyentuh tanah.     

Chu Sihan yang tadi masih mengenakan setelan kerja, kini berubah mengenakan setelan merah. Rambut hitamnya digerai di belakang punggung. Wajahnya itu ganteng dan sempurna.     

Sebenarnya alam baka tidak ada bedanya dengan dunia manusia. Perbedaannya adalah di alam baka tidak memiliki pagi hari, hanya ada malam hari saja.     

Di tembok kota yang menjulang tinggi terdapat beberapa lampion putih yang bersinar dengan cahaya redup tergantung di dinding.     

"Siapa yang berani masuk ke alam baka?" Beberapa hantu yang sedang berpatroli awalnya ingin melihat siapa yang sudah masuk ke alam baka. Namun ketika mereka datang untuk melihatnya, mereka hampir kehilangan jiwa, "Ya, ya... Yang Mulia!"     

Satu hantu bertanya dengan tegang, "Bukankah Anda sedang menjalani pelatihan di dunia manusia? Kenapa bisa pulang?"     

"Urus saja masalah kalian sendiri, tidak usah pedulikan aku."     

Berbeda dengan "Yan Han" yang dikenal oleh Lu Sheng. Kini sikap Chu Sihan ketika menghadapi petugas hantu ini ternyata sama persis dengan "Chu Sihan" yang Lu Sheng kenal di dunia manusia itu.     

"Baik!" Beberapa petugas hantu mundur ke samping. Mereka memberikan jalan sambil membungkuk hormat pada Lu Sheng dan Chu Sihan.     

Chu Sihan tidak mempedulikan mereka, tetapi dia menggenggam tangan Lu Sheng dan langsung berjalan masuk ke dalam.     

"Gadis itu …. mereka…" Setelah Chu Sihan dan Lu Sheng pergi, seekor petugas hantu baru berkata dengan heran.     

"Sepertinya adalah manusia."     

"Untuk apa Yang Mulia membawa manusia ke alam baka?"     

"Siapa tahu, isi hati Yang Mulia bukanlah sesuatu yang bisa dibaca oleh kita."     

Mereka menatap terus-menerus ke belakang punggung Chu Sihan dan Lu Sheng sampai bayangan mereka menghilang di ujung jalan yang ada di sana. Barulah mereka menarik kembali tatapan mereka, kemudian melanjutkan patroli mereka.     

Berbeda dengan dunia luar di sana. Ketika mereka berjalan masuk, bunga Lycoris yang bermekaran di sepanjang jalan bagaikan lampion alami. Bunga tersebut menerangi jalan yang ada di depan.     

Terutama ketika Chu Sihan berjalan melewati bunga-bunga Lycoris tersebut. Cahaya merah itu lebih terang lagi untuk beberapa saat. Bunga-bunga itu sangat bersemangat seolah-olah sudah lama tidak bertemu dengan orang dekatnya. Mereka melambai sendiri di udara tanpa ada angin.     

"Cantik sekali!" Lu Sheng yang melihat pemandangan ini pun tidak bisa menahan dan memberikan pujian.     

"Apa kamu menyukainya?" Chu Sihan menundukkan kepalanya dan bertanya dengan nada kecil.     

"Iya!" Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Suka!"     

Sebelumnya, Lu Sheng bisa melihat bunga Lycoris hanya saat Lu Zhou memanggil "Yan Han".     

Chu Sihan membuka telapak tangannya. Kemudian sebuah bunga Lycoris pun mulai bermekar di tangannya itu, "Ini untukmu." kataChu Sihan.     

Lu Sheng melihat Chu Sihan memperlihatkan bunga Lycoris itu di depan matanya. Dia tertegun sejenak, kemudian menunjuk pada diri sendiri dan bertanya, "Untukku?"     

Chu Sihan menganggukkan kepalanya, "Ya, bunga ini tidak akan layu."     

"Terima kasih, Tuan!" Lu Sheng menerima bunga itu dan mengucapkan terima kasih dengan bahagia.     

"Kalau kamu suka, aku bisa setiap hari memberikanmu satu petik bunga ini." Begitu Chu Sihan mengatakan kata-kata ini, tiba-tiba di sekitar mereka menjadi gelap.     

Dapat dilihat bahwa bunga Lycoris yang tadinya masih bermekaran sepanjang jalan, kini merapatkan kembali kelopak bunga mereka.     

Lu Sheng terdiam     

Apakah bunga-bunga ini menolak Lu Sheng?     

Chu Sihan melirik bunga-bunga itu, dengan tenang dia berkata, "Kualitas bunga ini sepertinya kurang bagus, sepertinya aku harus menyuruh orang menggali semua ini dan menanam bunga baru, ya."     

Tiba-tiba jalan yang tadinya gelap gulita kembali bersinar dengan terang, bahkan jauh lebih terang dari sebelumnya. Kelopak bunga yang merapat tadi juga kembali bermekaran dengan cantik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.