Gadis Lugu Liar Galak

MIMPI BURUK (4)



MIMPI BURUK (4)

0"Ayo." Lu Zhou berjalan lebih dahulu di depan.     
0

Di dalam mimpi Lu Sheng, cuaca sangat tidak teratur dan buruk, terkadang kabutnya sangat tebal, anginnya sangat kencang, dan bersalju. Tiba-tiba matahari bersinar terik seperti di gurun pasir dimana pasir berterbangan di tiup angin.     

Lu Zhou dan Chu Sihan berjalan terus-menerus tanpa berkata satu katapun, hingga mereka terhalang oleh sebuah penghalang transparan, barulah mereka berhenti.     

"Penghalang transparan ini mungkin mimpi Lu Sheng yang lain."     

Lu Zhou mengulurkan tangannya dan menyentuh penghalang transparan, lalu dia berkata.     

Chu Sihan bertanya dengan serius, "Kalau kita merusak penghalang tersebut di sini, apakah akan berdampak pada Shengsheng secara langsung?"     

Lu Zhou menganggukkan kepalanya, "Tentu saja."     

"Lalu, bagaimana?" Chu Sihan panik. Semakin lama mimpi ini berjalan, maka akan semakin susah membangunkan Lu Sheng. Kalau Lu Sheng tidak bangun hari ini juga, maka dia akan terperangkap di dalam mimpi tersebut selamanya.     

Jika tidak, seumur hidup Lu Sheng akan tertidur selamanya.     

"Aku coba cari cara dulu." Lu Zhou mulai berjalan berkeliling. Kemudian dia tiba-tiba berhenti.     

"Paman Lu, apa Anda sudah punya cara?" Melihat Lu Zhou berhenti, Chu Sihan mengira Lu Zhou sudah mendapatkan cara, maka pun segera bertanya dengan senang.     

Namun siapa sangka, setelah Lu Zhou terdiam sesaat, dia menggelengkan kepalanya, "Belum."     

Chu Sihan terdiam     

'Sia-sia aku tadi merasa senang.'     

Lu Zhou mencari tempat untuk duduk. Kemudian dia berkata, "Sepertinya sekarang kita hanya bisa menunggu saja."     

"Menunggu?" Chu Sihan mengerutkan keningnya. Dia menatap penghalang transparan itu dan merasa geram.     

'Alangkah baiknya jika dirinya bisa lebih kuat lagi!' Pikir Chu Sihan.     

Lu Zhou sepertinya dapat merasakan kelesuan Chu Sihan, dia pun membujuknya, "Nak, bukan kamu yang kurang kuat, mengenai masalah hari ini Ayahmu pun bahkan tidak dapat menyelesaikannya."     

Kekuatan Lu Zhou sebanding dengan Yan Wang. Sebenarnya Lu Zhou dapat merusak penghalang tersebut, hanya saja dia takut jika dia bertindak gegabah, nanti malah akan membahayakan Lu Sheng.     

Kini Lu Zhou dan Chu Sihan hanya bisa menunggu saja. Menunggu Lu Sheng menyelesaikan mimpinya. Mereka menunggu Nightmare membebaskan penghalang tersebut sendiri, baru pada saat itu mereka bisa masuk untuk menyelamatkan Lu Sheng.     

Lu Zhou menambahkan, "Mungkin tidak lama lagi."     

Setelah Lu Zhou mengatakan kalimat ini, penghalang yang tadinya masih transparan tiba-tiba muncul sebuah gambaran.     

Di Gambaran tersebut terlihat Lu Sheng sedang berlari ketakutan. Dia keluar dengan lemas dari sebuah aula. Kemudian di belakangnya adalah "Putra Kaisar Ketiga" yang tidak berekspresi dan di tangannya memegang sebuah pedang.     

Kini pedang yang seharusnya berwarna perak sudah menjadi merah. Lalu, dada Lu Sheng kini sudah berlumuran darah.     

Lu Zhou melebarkan matanya, dengan tatapan marah dia melihat pada adegan tersebut.     

Lalu yang dilihat oleh Chu Sihan adalah "Dirinya" sedang menyeret sebuah pedang panjang yang berlumuran darah. Sudut bibirnya sedang mencibir dengan ngeri. Dia sedang mengikuti di belakang Lu Sheng dengan lambat dan tenang.     

"Shengsheng, cepat bangun, itu bukan aku!" Chu Sihan memukul penghalang itu. Matanya tampak memerah.     

Lu Zhou yang hampir marah tiba-tiba merasa tenang kembali ketika dia mendengar kata-kata Chu Sihan.     

Ternyata adegan yang dilihat oleh Chu Sihan berbeda dengan Lu Zhou?     

Dasar licik. Beraninya dia menciptakan ilusi agar mereka ingin menghancurkan penghalang tersebut secara terpaksa.     

"Nak, tutup matamu! Cepat baca paritta."     

Meskipun Chu Sihan tidak mengerti maksud Lu Zhou, namun dia tetap memejamkan mata dan mulai membaca paritta.     

"Coba buka matamu sekarang!" Lu Zhou berkata lagi.     

Chu Sihan membuka matanya sesuai perintah Lu Zhou. Kemudian dia melihat bahwa adegan yang ada di depannya berubah kembali ke rumah tempat di mana "Chu Sihan" sedang duduk minum teh dengan Lu Sheng.     

Namun ada sedikit yang berbeda. Bunga yang mekar di halaman rumah menjadi lebih banyak. Anak kecil yang tadinya hanya berusia 3 hingga 4 tahun kini sudah menjadi 7 hingga 8 tahun. Selain itu, anak itu juga tidak sedang mengejar kupu-kupu, tetapi dia sedang menyiram bunga.     

Sedangkan di dalam rumah itu hanya ada Lu Sheng yang sedang menikmati teh. Tidak ada sosok "Chu Sihan" tadi.     

Tiba-tiba pintu halaman rumah terbuka dari luar, "Chu Sihan" dan "Putra Kaisar Ketiga" sedang berjalan masuk ke dalam sambil tertawa.     

"Ayah, Kakek!" Anak laki-laki itu meletakkan gayung itu kemudian berlari menuju mereka berdua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.