Gadis Lugu Liar Galak

PUTRA MAHKOTA MERASA BERDOSA



PUTRA MAHKOTA MERASA BERDOSA

0"Yang Mulia Putra Mahkota, saya dengar Guru Xiahou juga belajar Taoisme, ya?" Tanya Peramal Kerajaan pada Putra Mahkota.     
0

Ketika pertanyaan ini keluar, semua orang pun menatap Putra Mahkota.     

Hati Putra Mahkota terkejut. Namun ia bersikap seolah-olah kebingungan, "Oh? Ternyata Guru Xiahou memiliki kemampuan seperti ini?"     

"Saya juga kebetulan mendengar dari orang lain." Peramal Kerajaan berkata sambil memainkan tutup cangkir.     

Sedangkan Lu Sheng dan Chu Sihan segera mengerti makna dari kata-kata Peramal Kerajaan. Peramal Kerajaan mencurigai yang menginginkan nyawanya adalah Guru Xiahou ini.     

"Saya belajar bersama Guru Xiahou selama beberapa tahun. Saya tidak pernah tahu bahwa Guru Xiahou mengerti Taoisme. Peramal Kerajaan mendengar dari mana?" Putra Mahkota menunjukkan ekspresi penasarannya.     

Putra Kaisar Pertama melihat pada Putra Mahkota. Dia pun tersenyum dan berkata, "Mengingat kemampuan Guru Xiahou, saya pernah melihatnya sekali."     

Mendengar Putra Kaisar Pertama membuka mulut, tatapan semua orang pun tertuju pada Putra Kaisar Pertama.     

Yang Mulia Kaisar berkata, "Anakku cepat katakan, aku mau tahu. Guru Xiahou memiliki kemampuan apa yang tidak aku ketahui."     

"Pernah sekali saya pergi mencari Adinda, namun saya melihat banyak ular dan tikus ada di sekitar pintu wisma Putra Mahkota. Saya takut terjadi sesuatu yang buruk pada Adinda, jadi karena panik saya pun tidak sempat mengetuk pintu dan langsung masuk dengan cara lewat memanjat dinding. Pada saat itu saya melihat, Guru Xiahou sedang meniup seruling."     

Ekspresi Putra Mahkota langsung berubah. Putra Kaisar Pertama pernah masuk ke halaman rumahnya, dan dia ternyata tidak mengetahui masalah tersebut!     

"Kemampuan mengendalikan binatang buas?" Yang Mulia Kaisar menyipitkan matanya. Ia menatap Putra Mahkota lekat-lekat.     

Putra Mahkota menelan ludahnya. Dengan berpura-pura kaget dia mengatakan, "Guru Xiahou ternyata memiliki kemampuan seperti ini. Saya juga pertama kali mendengarnya."     

Putra Kaisar Pertama tersenyum, "Waktu itu saya sangat terkejut. Setelah keluar dari wisma Putra Mahkota, saya pun bermimpi buruk terus, dan baru sembuh setelah beberapa hari kemudian."     

Putra Kaisar Pertama tidak mempedulikan apakah Putra Mahkota akan mengakui masalah tersebut atau tidak. Dia hanya ingin memberitahukan informasi tersebut kepada Peramal Kerajaan saja.     

Sebenarnya yang dilihat Putra Kaisar Pertama adalah Xiahou Tang yang sedang mengajari Putra Mahkota cara mengendalikan binatang buas. Namun ia merasa bahwa sekarang masih belum saatnya dia mengatakan hal tersebut.     

Putra Kaisar Pertama masih harus menjaga wajah Putra Mahkota, tidak boleh mempermalukannya dulu.     

Mendengar cerita Putra Kaisar Pertama, Peramal Kerajaan pun mengangkat cangkir tehnya dan meniup uap panasnya. Matanya menyipit, dan mulai berpikir dengan serius.     

Chu Sihan dan Lu Sheng saling bertatapan. Dengan sepakat mereka memilih untuk diam.     

Namun Ye Luo berbeda. Dia tidak peduli dan langsung berkata, "Semalam siluman itu dikendalikan oleh seseorang. Beberapa kali siluman itu mencoba membunuh senior. Jangan-jangan orang yang mengendalikan siluman itu adalah Guru Xiahou itu?"     

Begitu Ye Luo menyimpulkan kata-kata ini, Putra Mahkota pun menjadi panik dan gelisah. Para menteri juga tidak berani mengatakan apapun.     

Melihat suasana menjadi canggung, dia pun tertawa, "Haha, hamba hanya bercanda saja, kalian tidak perlu begitu serius."     

Putra Mahkota mendengar Ye Luo berkata demikian, untuk menutupi perasaannya yang berdosa, dia pun berkata dengan marah, "Pendekar Ye, meskipun Anda berasal dari dunia persilatan, namun Anda juga harus berbicara dengan cara yang benar. Bagaimana Anda bisa mengatakan kata-kata fitnah seperti ini dengan gampang?"     

Peramal Kerajaan meletakkan cangkir tehnya, "Juniorku ini sudah terbiasa terang-terangan, cara ngomongnya juga blak-blakan, mohon Yang Mulia Putra Mahkota jangan marah."     

Ketika menghadapi Ye Luo, Putra Mahkota masih bisa tegas. Namun jika menghadapi Peramal Kerajaan, temperamennya pun langsung berubah. Ini karena Putra Mahkota merasa, Peramal Kerajaan kemungkinan besar sudah mengetahui sesuatu.     

"Sudah." Yang Mulia Kaisar melirik Putra Mahkota, kemudian berdiri, "Aku masih ada urusan di istana. Aku pergi dulu."     

Mendengar Yang Mulia Kaisar mau pergi, kasim yang ada di samping pun segera maju dan memapah Yang Mulia Kaisar, "Selamat jalan untuk Yang Mulia Kaisar!"     

Semua orang pun berlutut untuk mengantar Yang Mulia Kaisar.     

Begitu Yang Mulia Kaisar pergi, Putra Kaisar Pertama dan Putra Mahkota secara otomatis juga ikut pergi.     

Hanya tersisa Perdana Menteri Fu dan Peramal Kerajaan di rumah Ye Luo.     

Perdana Menteri Fu melihat Lu Sheng. Dia pun teringat dengan kejadian di wisma Fu. Seketika itu juga dia merasa sedikit canggung, "Waktu itu aku tidak bisa melayani Nona Lu baik-baik di wisma Fu. Aku sungguh minta maaf."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.