Gadis Lugu Liar Galak

DATANG!



DATANG!

0Ketika Lu Sheng akan menanyakan kesalahpahamannya pada Lu Zhou, ternyata Lu Zhou terlebih dahulu mengulurkan tangannya di depan Lu Sheng menandakan bahwa dia memberikan isyarat kepada Lu Sheng agar jangan bertanya mengenai hal itu.     
0

"Kalau kamu penasaran, lain kali saja kamu bertanya karena sekarang guru sudah capek."     

Lu Sheng sama sekali tidak curiga pada Chu Sihan. Jika Lu Sheng mempertanyakannya sekarang, mungkin akan membangkitkan rasa curiga Chu Sihan pada identitas Lu Zhou dan identitas Putra Kaisar Ketiga.     

Jika Lu Zhou ingin mencegahnya, maka dia perlu membuat Lu Sheng untuk menutup mulut sementara waktu.     

"Oh." Lu Sheng penuh pertanyaan. Melihat Lu Zhou sudah memejamkan matanya dan istirahat, maka Lu Sheng hanya bisa menyetujuinya dengan enggan.     

Senja menyelimuti Linjiangfu. Sementara salju yang tadinya masih turun juga sudah berhenti.     

Di tengah-tengah halaman kantor pemerintah terdapat seorang pria berambut putih sedang melakukan ritual di depan meja persembahan.     

Dan dia adalah Lu Zhou.     

Diantara orang-orang yang menonton dari dekat salah satunya adalah Chu Sihan, Lu Sheng dan Chu Yun. Sedangkan yang lainnya hanya berani menyaksikan ritual ini dari jauh.     

"Bukannya kali ini Tuan Chu pulang untuk menangkap pelaku? Kenapa malah mencari pendeta melaksanakan ritual?"     

"Jangan-jangan Tuan Chu juga percaya dengan desas-desus mengenai pembunuhan hantu?"     

"Bukannya Tuan Chu tidak percaya hal seperti ini?"     

Para pengawal yang berkumpul mulai berbisik satu sama lain.     

Karena para wanita yang berada di rumah bordil semua berkata bahwa mereka tidak melihat jelas wajah pelaku tersebut dan hanya sempat melihat sebuah bayangan hitam melintas di depan mata mereka saja, jadi masyarakat mulai mengatakan bahwa kasus ini adalah kasus pembunuhan hantu.     

Tepat saat semua orang masih ragu dengan ritual tersebut, tiba-tiba di langit muncul guntur dan kilat.     

Chu Sihan tiba-tiba berdiri di depan Lu Sheng. Dia menatap ke sekitarnya dengan hati-hati.     

Lu Sheng melihat Chu Sihan dengan aneh. Kemudian dia pun berjalan keluar dari arah belakang Chu Sihan lalu berdiri di sampingnya.     

"Datang!" Lu Zhou tiba-tiba membuka matanya dan menatap lurus ke depan. Kemudian dia pun tersenyum jahat     

Setelah Lu Zhou berkata seperti itu, angin badai mulai bertiupan. Sedangkan api lilin langsung padam. Barang-barang persembahan yang di atas meja juga berantakan tertiup oleh angin badai tersebut.     

Chu Sihan yang berdiri di depan arah tiupan angin, kali ini dia berdiri di depan Lu Sheng untuk melindungi Lu Sheng dari tiupan angin kencang tersebut.     

Lu Zhou berdiri ditengah angin. Jubah kuning yang dikenakan dan rambut putihnya melayang-layang di bawah angin kencang. Namun dia tetap berdiri tegak.     

Kemudian dari sudut gelap yang ada di sana, tampak sesosok bayangan hitam yang tinggi dan besar sedang berjalan ke arah Lu Zhou secara perlahan.     

Lu Sheng yang berdiri di belakang Chu Sihan, setelah menyeimbangan badannya, dia pun menjulurkan kepalanya dari belakang Chu Sihan. Ketika Lu Sheng melihat bayangan hitam tersebut, kedua matanya langsung bersinar dengan terang dan bersemangat.     

"Kamu yang memanggilku?" Bayangan hitam tersebut berhenti di depan Lu Zhou yang berjarak sekitar dua meter.     

"Betul." Lu Zhou berjalan dua langkah ke depan dengan tenang. Salah satu tangannya membawa pedang kayu persik, dan satu tangannya lagi dia letakkan di belakang badan.     

Bayangan hitam ini adalah seorang pria yang bertinggi sekitar dua meter. Ekspresi wajahnya sangat suram dan dingin. Suaranya juga terdengar aneh. Jika didengar dengan seksama sepertinya seorang laki-laki dan perempuan sedang berbicara secara bersamaan.     

Lu Zhou mengamatinya sejenak. Kemudian dia bertanya dengan tenang, "Aku melihat pelatihanmu sudah seratus tahun lebih, akan tetapi bagaimana bisa melakukan pembunuhan secara tiba-tiba?"     

"Kenapa?" Pria besar itu tertawa dingin, "Orang yang aku bunuh, semuanya adalah orang yang layak mati!"     

Lu Zhou tersenyum, "Dapat diketahui bahwa kamu membunuh orang yang sudah mengganggumu. Tetapi kamu juga membunuh orang lain. Apa kamu merasa mereka akan berterima kasih padamu?" Di zaman kuno yang memiliki tradisi wanita harus taat dan patuh ini, sebajingan apapun suami mereka, mereka tetap adalah kepala keluarga di rumah. Mereka adalah pilar bagi keluarganya.     

"Mengapa mereka tidak berterima kasih?" Pria besar itu tiba-tiba melotot dan menatap Lu Zhou, "Padahal semua pria ini memiliki seorang istri yang lembut dan anak yang baik. Mereka tahu bahwa ada yang sedang menunggunya untuk pulang ke rumah. Namun mereka malah memilih mabuk di badan perempuan liar yang berada di luar sana. Setelah pulang ke rumah, mereka bahkan memukul istri dan anak mereka. Apa mereka tidak layak mati?"     

"Mereka memang layak mati," Lu Zhou menganggukkan kepalanya, "Tetapi, apa kamu pernah berpikir, setelah mereka meninggal, bagaimana dengan kehidupan keluarga mereka yang ditinggalkan itu?"     

"Contoh, kita bicarakan Chen Tong yang meninggal di gedung Yuchun itu saja. Keluarganya beranggotakan lima orang. Ibunya sakit dan berbaring di tempat tidur sepanjang hari. Sedangkan istrinya memiliki penyakit kaki. Sementara anak pertamanya masih berusia tujuh tahun. Beban satu keluarga ini semua ada pada pria tersebut, kini dia meninggal, lalu siapa yang bisa menghasilkan uang untuk membelikan obat buat Ibu dan istrinya? Siapa pula yang bisa membesarkan ketiga anaknya yang masih kecil itu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.