Gadis Lugu Liar Galak

TIDAK AKAN MEMAAFKAN CHU SIHAN WALAU DIA MATI



TIDAK AKAN MEMAAFKAN CHU SIHAN WALAU DIA MATI

0"Jadi mereka bukan sengaja menelantarkanku, tapi karena terpaksa?" Chu Sihan bertanya kepada Lu Zhou dengan wajah tanpa ekspresi.     
0

Lu Zhou menganggukkan kepalanya, "Bisa dikatakan begitu."     

"Lalu, apa kata-kata peramal kerajaan juga benar?"     

Lu Zhou terdiam karena pertanyaan Chu Sihan ini.     

Beberapa saat kemudian, Lu Zhou baru membuka mulutnya, "Sebenarnya, masih ada satu cara lagi untuk menghilangkan kutukan kematian tersebut."     

Chu Sihan merapikan bajunya dan duduk dengan tegak. Sudut bibirnya menunjukkan sebuah senyuman nakal, "Hamba tidak ingin mengetahui cara lain. Hamba hanya ingin bertanya, apakah yang dikatakan peramal kerajaan itu benar?     

Lu Zhou menjawab dengan pelan, "Kini kamu sudah berusia 20 tahun. Masa berlaku Ba Zi-mu yang tidak cocok dengan Ibumu sudah lewat. Kalau kamu mau, kamu bisa kembali ke Villa Gunung Luoxue."     

Chu Sihan merasa aneh karena dia tahu betul bahwa Lu Zhou sedang mengganti topik pembicaraan.     

"Jangan-jangan Putra Kaisar Ketiga tidak rela untuk menikahkan muridmu ini?"     

Chu Sihan tidak merasa Lu Zhou memiliki perasaan cinta terhadap Lu Sheng. Karena tatapan Lu Zhou ketika sedang melihat Lu Sheng hanya tatapan kasih sayang saja, tidak ada campuran perasaan lain. Tatapannya tersebut malah lebih mirip dengan tatapan seorang Ayah yang sedang melihat anak perempuannya.     

Lu Sheng juga demikian terhadap Lu Zhou. Selain perasaan hormat, juga hanya ada perasaan percaya yang hanya ada pada sesama anggota keluarga.     

Lalu, dari cara bicara Lu Sheng tadi, Chu Sihan bisa memastikan bahwa Lu Zhou dan Lu Sheng pasti sudah lama saling kenal.     

Tanpa disadari, ekspresi wajah Lu Zhou memburuk.     

Dasar anak ini. Sudah tahu masih saja bertanya! Lu Sheng anakku yang sudah susah payah kubesarkan dengan uang yang tidak sedikit, mana mungkin aku berikan padamu begitu saja!     

Chu Sihan berkata dengan serius, "Putra Kaisar Ketiga tidak perlu khawatir jika Anda menyerahkan Nona Lu kepada hamba. Hamba pasti akan memperlakukan Nona Lu dengan baik. Hamba tidak akan membuatnya menderita atau sedih."     

"Kalau mengingat sifat anak itu, mana mungkin hamba membiarkan orang lain membuatnya menderita?"     

Lu Zhou mendengus dengan cuek, "Lalu? Para playboy di luar sana juga suka berkata demikian."     

"Playboy?" Chu Sihan tidak mengerti.     

Lu Zhou berpikir sejenak kemudian menjelaskan, "Lelaki yang suka mempermainkan perasaan wanita."     

Chu Sihan terdiam…     

"Putra Kaisar, selama 20 tahun ini hamba sangat menjaga diri sendiri. Hamba tidak pernah memberikan janji kepada wanita mana pun, sehingga hamba tidak pernah mempermainkan perasaan."     

Melihat Chu Sihan yang mulai panik dan sudah hampir mau bersumpah di depannya ini, Lu Zhou mengingat kembali kata-kata Yan Wang. Kemudian dia menghela nafasnya, "Sudahlah, aku tidak ingin ikut campur dengan masalah orang muda. Asalkan dia sendiri mau, maka terserah kalian sajalah. Tapi, kalau kamu berani mengganggu muridku, maka aku pasti tidak akan memaafkanmu walaupun kamu sudah mati."     

Saat itu, meskipun Yan Wang yang membujuk Lu Zhou sekalipun, Lu Zhou tidak akan melepaskan Chu Sihan.     

Chu Sihan tersenyum, "Putra Kaisar tidak perlu khawatir, hamba pasti tidak akan mengecewakanmu!"     

"Kenapa kalian terlihat begitu senang?" Lu Sheng datang dengan sake yang dipanaskannya sembari tersenyum.     

Lu Zhou berkata dengan pelan, "Tidak ada apa-apa. Kami sedang membahas harga daging babi Huangyang yang akhir-akhir ini agak mahal. Guru sedang berunding dengan Tuan Chu bagaimana cara menurunkan harga agar bermanfaat bagi masyarakat."     

"Memang harus diturunkan." Lu Sheng meletakkan sake di atas meja, kemudian ikut membahas, "Guru tahu tidak? Satu kilo perut babi sudah berharga 36 koin perak. Kalau membelinya di Desa Liuyue, satu kilo cukup 30 hingga 32 koin perak saja. Jauh lebih murah dibandingkan dengan di kota."     

Chu Sihan merendahkan tatapannya dan tersenyum. Dia tidak mengatakan apapun.     

Lu Zhou mengeluarkan sebuah botol sake, kemudian menuang sake panas itu ke dalam botol sake tersebut. Setelah itu dia berdiri, "Sheng'er, apa wismamu itu sudah selesai dibersihkan?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Sudah dibersihkan, tapi masih belum pernah ditinggali. Guru pilih saja aula yang Anda suka, aku akan menyiapkannya untukmu."     

Meskipun wisma yang diberikan Deng Rumeng tidak seluas wisma Chu, namun wisma itu juga tidak kecil. Setelah membagikan beberapa aula untuk setiap anggota keluarga Lu, masih ada banyak tempat yang belum digunakan.     

"Boleh. Kalau begitu, guru pulang dan istirahat dulu. Aku sudah capek karena perjalanan panjang ini. Kalian pelan-pelan saja." Kemudian Lu Zhou pun pergi dengan botol sakenya itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.