Gadis Lugu Liar Galak

BARANG YANG UNIK



BARANG YANG UNIK

0"Kentang?" Nyonya Besar Chu secara tidak sengaja melihat ke arah Chu Sihan, "Han'er, apakah kamu tahu benda ini?"     
0

Chu Sihan menggelengkan kepalanya. Dia juga baru pertama kali melihat "Kentang" di rumah Lu Sheng beberapa hari yang lalu.     

"Kentang ini unik juga ya." Fu Xianyun berkata, "Kentang ini bisa dimasak yang masam seperti acar dan bisa digunakan untuk memasak semur ayam yang teksturnya menjadi lembut. Bahkan bisa digunakan untuk memasak kentang goreng ini yang teksturnya renyah."     

Awalnya Fu Xianyun mengira kentang ini adalah tanaman khas Huangyang, namun ternyata keluarga Chu juga tidak pernah mengetahui benda tersebut.     

"Dari mana Nona Lu mendapatkan kentang ini?" Fu Xianyun bertanya dengan penuh penasaran.     

Chu Sihan menjawab, "Aku pernah memakannya. Akan tetapi aku tidak pernah bertanya." Lu Sheng memiliki keterampilan yang unik, sehingga tidak heran bagi Chu Sihan jika Lu Sheng memiliki barang yang unik juga.     

"Apa kamu sudah pernah mencoba kentang?" Fu Xianyun mengangkat alisnya.     

"Iya." Chu Sihan menanggapinya.     

"Dimana kamu makan kentang ini?"     

"Di rumah Lu."     

Fu Xianyun tertawa lepas, "Sebelumnya aku merasa kamu adalah orang yang sangat pendiam. Akan tetapi, sepertinya aku sudah salah. Aku merasa cara pandangku terhadapmu selama ini sudah salah, bahkan aku tidak pernah memahami dirimu!"      

Sebelumnya Fu Xianyun masih merasa Chu Sihan bukan seseorang gemar mengambil inisiatif. Namun, dugaannya ini sepertinya salah. Chu Sihan sebenarnya adalah orang yang gemar berinisiatif, hanya saja sebelumnya dia belum pernah bertemu dengan seseorang yang memerlukan dirinya untuk mengambil inisiatif tersebut.     

"Lalu?" Chu Sihan mengangkat alisnya.     

"Kemudian?" Fu Xianyun tersenyum, "Lalu saya tentu berharap Tuan Chu bisa berusaha lebih keras lagi. Kemudian, saya berharap Tuan Chu mampu membawa adik ipar pulang ke rumah dalam waktu yang singkat."     

Chu Sihan melirik Fu Xianyun. Dari luar, Chu Sihan tidak menunjukkan ekspresinya. Namun dari dalam hatinya dia sangat menyetujui kata-kata Fu Xianyun.     

Nyonya Chu melihat Chu Sihan. Setelah itu berkata dengan nada datar, "Ayo makan, nanti tidak enak kalau dingin."     

"Sini, Han'er, ayo minum sup." Nyonya Besar Chu menuangkan semangkok sup untuk Chu Sihan. Kemudian, dia meletakkannya di depan Chu Sihan sambil tersenyum dengan penuh kasih sayang.     

"Terima kasih, Nek." Chu Sihan mengangkat mangkok sup tersebut dan meminum dua teguk. Setelah itu, dia meletakkan kembali mangkok sup di atas meja.     

Lu Sheng yang berdiri di depan resepsionis, melihat ke arah meja Chu Sihan dan yang lainnya. Dia menyipitkan bibirnya dan tersenyum. Kemudian, dia pun menundukkan kepalanya dan membereskan barang-barangnya.     

Tidak lama kemudian, meja resepsionis tiba-tiba diketuk oleh seseorang.     

Lu Sheng mengangkat kepalanya. Lalu, seorang pria yang memakai topi cadar muncul di depan matanya. Namun rambut putih yang ada di luar topi itu membuat Lu Sheng segera mengenali identitas pria tersebut.     

"Guru, mengapa Anda di sini? Bukankah Anda di Jingcheng?"     

Lu Zhou melepaskan topi cadarnya kemudian menatap Lu Sheng, "Aku mau datang ke pembukaan tokomu." Lalu ia melihat ke sana kemari kemudian menganggukkan kepalanya, "Orang yang guru cari lumayan bagus, kan?"     

"Tentu saja!" Lu Sheng tersenyum sambil menjawab sekenanya, "Pandangan dan selera guru tentu saja yang terbaik."     

"Saya…" Lu Ran berjalan mendekat. Ketika ia mau memberi hormat, Lu Zhou segera menghalanginya dan berkata, "Kamu adalah kakak Sheng'er, maka kamu juga keluargaku. Sesama keluarga tidak perlu segan."     

"Ke… Keluarga?" Lu Ran terkejut. Dengan heran ia melihat Lu Sheng.     

Di dalam restoran sangat ribut, jadi Lu Ran sama sekali tidak mendengar percakapan antara Lu Sheng dan Lu Zhou tadi.     

Lu Sheng tertawa paksa. Dengan ragu-ragu ia menjelaskan kepada Lu Ran, "Sebenarnya… dialah guruku."     

Lu Ran sadar akan sesuatu, "Berarti waktu itu di penginapan Qianye, kamu sebenarnya pergi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Ketiga?"     

Lu Sheng menganggukkan kepalanya, "Ya."     

Lu Ran masih ingin mengatakan sesuatu namun dari belakangnya tiba-tiba ada yang memanggilnya dengan keras, "Saudara Lu!" Lu Ran, Lu Sheng, dan Lu Zhou melihat ke arah suara itu. Mereka melihat Mu Yan, Yu Yang, dan Lin Jiang berjalan mendekati mereka.     

"Putra Mahkota Ketiga!" Ketika Mu Yan melihat wajah Lu Zhou. Ia pun secara refleks memekik pelan.     

"Ugh… Apa sebaiknya aku carikan Guru tempat duduk dulu?" Lu Sheng bertanya kepada Lu Zhou.     

Lu Zhou melihat ke arah Chu Sihan, kemudian berkata sambil tersenyum, "Tidak usah. Siapkan mangkok dan sumpit, aku duduk di sana saja."     

Setelah perjalanan begitu lama, akhirnya Lu Zhou sampai di Huangyang. Kini ia sudah sangat lapar. Jika ia duduk di meja Chu Sihan, tidak hanya dapat makan gratis, mungkin saja juga dapat meninggikan status muridnya ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.