Gadis Lugu Liar Galak

KENTANG GORENG



KENTANG GORENG

0"Nenek Fu, ini makanan untuk Anda." Fu Shuo dari tadi diam segera menyumpit sepotong daging asam manis ke dalam mangkok Fu Ting. (Fu Ting adalah nama asli Nyonya Chu.)     
0

Fu Ting tersenyum pada Fu Shuo dan tidak berkata apapun. Lalu, dia malah melihat Fu Xianyun dan berkata, "Ayahmu berkata kamu bersikeras ingin menjabat di sini. Apa alasannya?" Dengan kemampuan Fu Xianyun, sangat disayangkan untuk menjabat sebagai hakim di Huangyang yang hanya sebuah kota kecil.     

Dengan kemampuan Abang Fu Ting, bukan hal yang rumit untuk memberikan sebuah jabatan pada Fu Xianyun. Fu Ting merasa menjabat di ibu kota Jingcheng jauh lebih baik dibandingkan dengan menjabat di kota kecil seperti Huangyang ini.     

"Saya merasa tempat ini bagus. Lalu, di sini juga dekat dengan bibi. Oleh karena itu, saya pun datang." jawab Fu Xianyun     

Nyonya Chu mengerutkan keningnya, "Bukannya keluarga kita jauh lebih dekat dengan Jingcheng? Di sana masih ada Ayahmu yang membantu bahkan jika terjadi sesuatu, adik sepupumu di sini tidak bisa berbuat apa-apa karena dia sering tidak ada di dalam kota. Bibi seorang wanita lemah itu juga tidak bisa membantu apa-apa. Mengapa kamu malah memilih untuk bertugas di kota sekecil ini?"      

Nyonya Chu selalu berkata bahwa Huangyang adalah kota kecil. Hal tersebut membuat Nyonya Besar Chu yang mendengarnya menjadi tidak senang.     

"Kota Huangyang kami sering kedatangan pedagang dan tamu yang tak terhitung jumlahnya dari seluruh dunia. Meskipun tidak dapat dibandingkan dengan ibu kota Jingcheng, namun jika dibandingkan dengan tempat lain, kota Huangyang juga tidak kalah."     

Wajah Nyonya Chu berubah ketika mendengar Nyonya Besar Chu tiba-tiba berbicara padanya. Namun, dia juga tidak berani berkata apapun lagi.     

Nyonya Besar Chu menatap menantunya dengan sekilas. Ekspresi wajahnya penuh dengan ketidakpuasan.     

Seiring waktu Chu Sihan hanya menundukkan tatapannya. Dia menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri. Dia tidak mau ikut campur dalam percakapan mereka.     

Jika bukan karena Lu Sheng, mungkin Chu Sihan akan sangat malas untuk pulang ke Huangyang.     

Saat kecil Chu Sihan sering melihat perdebatan antara Ibunya, Neneknya dan Bu Jiang. Kemudian adik kandungnya meninggal dunia. Lalu, setelah Bu Jiang masuk penjara, Neneknya pun tinggal di aula Buddha setiap tahun untuk menyembah Buddha. Barulah Wisma Chu kembali menjadi lebih tenang.     

Kemudian saat ini juga entah kenapa, neneknya tiba-tiba keluar dari aula Buddha. Ibunya dari luar sangat menuruti apa yang diucapkan Neneknya. Namun sebenarnya, secara diam-diam mereka sering saling menyalahkan.     

Chu Sihan mulai mengerti alasan Ayahnya memilih untuk merantau ke sana kemari dan tidak ingin pulang ke rumah.     

"Hidangannya sudah datang!" He Lai menyajikan dua hidangan yaitu sepiring bebek panggang dan sepiring iga babi asam manis. Setelah meletakkan kedua piring hidangan tersebut di atas meja, dia pun berkata, "Para tamu silahkan menikmati hidangannya. Hidangan selanjutnya akan disajikan secepat mungkin."     

"Sihan, silahkan kamu cicipi." ujar Fu Xianyun. "Walaupun restoran Nona Lu ini tidak besar, namun menunya sangat unik dan baru. Rasanya juga tidak kalah dengan restoran Tianyangmu."     

"Aku tahu." ujar Chu Sihan. Lalu dia pun menyumpitkan paha bebek panggang untuk Fu Shuo.     

"Terima kasih Paman!" Fu Shuo mengucapkan terima kasih sambil tersenyum.     

Setelah He Lai menyajikan semua hidangan untuk mereka, dia menyajikan kembali sepiring kentang goreng. He Lai menjelaskan sambil tersenyum ramah, "Ini A Sheng yang membuatnya. Kentang goreng ini untuk makan anak-anak." Kemudian di atas piring masih ada sepiring kecil saus tomat.     

"Apa ini?" Yu Linglong menunjuk ke arah saus tomat dan bertanya.     

He Lai menjawab, "Ini namanya saus tomat, yang dibuat A Sheng. Saus tomat ini untuk dimakan bersama kentang goreng."     

"Ternyata benda ini namanya kentang goreng ya?" Yu Linglong yang penasaran mengambil sebatang kentang goreng. Lalu, dia mencelupkan sedikit saus tomat dan memasukkan ke dalam mulutnya.     

"Iya, rasanya enak." Kemudian Yu Linglong mengambil lagi satu batang dan memakannya. Kembali ambil lalu memakannya. Tidak lama kemudian, setengah piring kentang goreng pun habis dimakannya.     

"Ibu, ini adalah pemberian dari kakak cantik untukku!" ujar Fu Shuo dengan panik.     

Jika Fu Shuo masih terdiam, mungkin kentang gorengnya akan dihabiskan oleh Ibunya.     

"Ah? Oh ya, untuk kamu!" Yu Linglong tertawa, "Makanan ini lumayan membuat orang ketagihan."     

Akhirnya Fu Shuo merasakan rasa kentang goreng, dengan senang dia berbagi dengan Nyonya Besar Chu.     

Nyonya Besar Chu mengambil sebatang kentang goreng dan mencelupkan sedikit saus tomat. Kemudian memakannya, "Iya, renyah dan wangi aromanya, enak! Ini terbuat dari apa ya?"     

He Lai yang berdiri di samping menjawab pertanyaan Nyonya Besar Chu, "Ini terbuat dari kentang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.