Gadis Lugu Liar Galak

ANGGAP AKU TAK PERNAH BILANG SAJA



ANGGAP AKU TAK PERNAH BILANG SAJA

0Lu Ran menganggukkan kepalanya, "Bawa kemari." Masalah mempan atau tidaknya itu urusan belakangan. Bagaimana bisa tidak mengerjakan hal yang diperintah adik?     
0

"Bagus!" Lu Sheng juga harus istirahat. Setiap hari dia melaksanakan ritual. Hal tersebut sangat menguras tenaga.     

Bahkan Lu Sheng sudah berjanji dengan Chu Sihan dan Yun Ting untuk membantu mencari kembali satu Po jenderal Ji malam ini.     

"Abang Tao sudah pulang. Apa kamu tidak mau bermain dengannya?"     

Lu Sheng mencuci apel yang diberikan Bu Fang. Kemudian memberikan apel tersebut pada Lu Jiang dan Lu Xin, masing-masing satu apel. Lalu, dia juga memberikan Lu Ran sebuah apel.     

"Silahkan kalian makan." Lu Ran menghalangi tangan Lu Sheng. Lu Sheng menjawab "Oh, iya." Kemudian Lu Sheng meletakkan buah apel itu di atas meja.     

"Nanti saja pergi mencari Abang Tao." Lu Ran melihat Lu Sheng dan berkata, "Aku dengar Paman Lai berkata bahwa kamu akan pergi menjenguk nenek dan paman?"     

"Ya, aku juga memberikan mereka sedikit uang untuk renovasi rumah." Lu Sheng melanjutkan berbicara setelah menelan apelnya, "Bang, apakah kamu tahu paman Qin bertunangan dengan anak perempuan keluarga Zhang?"     

Lu Ran menggelengkan kepalanya. Dia sudah lama tidak menjenguk ke rumah nenek, jadi kurang tahu tentang kondisinya.     

"Untung, kamu tidak tahu." Lu Sheng menggigit lagi buah apel dan mengunyah.     

Menunggu Lu Sheng berbicara, Lu Ran pun mengerutkan keningnya.     

"Keluarga Zhang itu, mereka sekeluarga benar-benar satu level." Krauk     

Lu Ran terdiam...`     

"Mereka berkata bahwa nenek memberikan kita beberapa tael perak. Jadi mereka pun menaikkan maskawin dari lima tael perak menjadi tiga kali lipat." Krauk      

Lu Ran terdiam sekali lagi...     

'Dia tidak bisa selesai bicara dulu baru makan apel itu?'     

Hingga akhirnya Lu Ran tidak tahan lagi. Dia hanya bisa berkata pada Lu Sheng dengan tidak berdaya, "Habiskanlah dulu apelmu."     

Lu Sheng melihat buah apel yang ada di tangannya. Kemudian tertawa, "Sudah habis."     

Lu Ran terdiam untuk ketiga kalinya...     

'Anggap aku tak pernah bicara saja.'     

Lu Sheng melempar apel yang sudah habis dimakan ke dalam tong sampah. Dia menepuk kedua tangannya, kemudian lanjut berbicara, "Mereka berkata bahwa paman akan keluarkan mas kawin sebesar dua puluh tael perak. Jika tidak, maka mereka tidak akan mengawinkan anaknya pada paman. Jadi paman pun berkata akan membatalkan pernikahan ini. Mereka malah berkata batal bisa, akan tetapi harus mengganti rugi nama baik anaknya sebanyak sepuluh tael perak, ini pasti sengaja, kan?"     

Wajah Lu Ran menjadi suram, "Lalu, akhirnya?"     

"Akhirnya?"     

Lu Sheng mencibir dengan cuek, "Akhirnya mereka mendapat satu "keluarga yang baik" lagi. Jadi mereka pun mengambil inisiatif untuk membatalkan pernikahan tersebut pada paman."     

Lu Sheng menekan kata "Keluarga yang baik" dengan kuat.     

Lu Ran menganggukkan kepalanya, "Sebaiknya melepaskan diri dari keluarga seperti ini secepat mungkin."     

"Hari ini Paman Daming datang ke rumah untuk meminjam uang." Lu Ran tiba-tiba berkata.     

"Lu Daming?" Lu Sheng mengerutkan keningnya, "Kamu memberinya?"     

"Tidak." Lu Ran menggelengkan kepalanya, "Latar belakang keluarganya itu seperti apa saja, aku masih tidak tahu?"     

Setiap kali jika Lu Sheng terjadi sesuatu, kadang Liang Ping sengaja memberitahu Lu Ran ke sekolah. Namun setiap kali dia mendengar adiknya dapat menyelesaikan masalah sendiri, maka dia pun tidak pulang ke rumah.     

"Dia meminjam uang untuk apa?" Lu Sheng penasaran.     

"Dia berkata bahwa dua hari yang lalu kaki Lu Chuan patah karena tidak sengaja terjatuh ke sawah orang saat mabuk."     

Lu Sheng tertawa ketika mendengar alasan ini. Dia tidak berkata apapun lagi.     

Sekitar pukul lima sore, Chu Sihan dan yang lainnya datang ke rumah Lu Sheng. Kebetulan, hari ini mereka diajak makan ke rumah kepala desa. Maka tidak ada cara lain, Lu Sheng hanya bisa meminta Lu Ran untuk membawa Lu Jiang dan Lu Xin pergi. Sementara dia sendiri tinggal di rumah.     

Namun, karena Lu Sheng tidak pergi, maka kedua adiknya juga tidak ingin pergi.     

Walaupun sikap Lu Ran terhadap mereka berdua sudah membaik, namun rasa takut Lu Jiang dan Lu Xin pada Lu Ran tetap tidak berkurang banyak. Akhirnya, hanya Lu Ran yang pergi sendiri.     

Awalnya Lu Ran juga tidak mau pergi. Akan tetapi, Tao Jia sudah datang ke rumah. Maka dia hanya bisa mengikuti Tao Jia pergi.     

Lu Sheng membiarkan Chu Sihan dan yang lainnya duduk terlebih dahulu. Sementara dia pergi ke dapur menyiapkan makan malam untuk kedua adiknya.     

Karena Chu Sihan dan yang lainnya sudah makan, jadi Lu Sheng hanya membuatkan nasi goreng telur dengan sisa nasi yang tadi siang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.